Capital Market & Investment

Transformasi Digital Memacu Laba BMRI Kian Tebal, Naik 59,4%

Transformasi Digital Memacu Laba BMRI Kian Tebal, Naik 59,4%
Ilustrasi Foto : Bank Mandiri

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengantongi laba bersih senilai Rp 30,7 triliun di Kuartal III/2022. Raihan ini melonjak sebesar 59,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Laba bersih konsolidasi Januari-September tahun ini melampaui capaian di tahun 2021.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.

Hasilnya, realisasi kredit secara konsolidasi tercatat sampai dengan akhir September 2022 itu tumbuh 14,28% atau mencapai Rp 1.167,51 triliun secara tahunan. Pertumbuhan kredit jauh di atas pertumbuhan industri pada September 2022 yang naik sebesar 11%. Darmawan menyebutkan peningkatan kredit ini tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang masih solid. “Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global,” ujar Darmawan di Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Fungsi intermediasi yang impresif tersebut, lanjut Darmawan, merata di seluruh segmen. Salah satunya adalah kredit korporasi yang menjadi pilar utama bisnis Bank Mandiri tumbuh positif sebesar 12,2% menjadi Rp 410 triliun per akhir September 2022. Kinerja perseroan juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on equity (ROE) tier-1 bank only telah menyentuh 23,28% atau naik 822 basis poin (bps) secara tahunan. Sementara posisi net interest margin (NIM) konsolidasi terjaga solid di level 5,42%

Darmawan menyebutkan upaya transformasi digital Bank BUMN inj juga telah membuahkan hasil yang positif. Hasil ini tercermin dari transaksi digital melalui Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri yang tumbuh signifikan. Tercatat saat ini Livin’ by Mandiri telah diunduh lebih dari 18 juta kali dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.

Melalui serangkaian inovasi yang dilakukan dalam setahun terakhir, aplikasi perbankan super lengkap milik Bank Mandiri ini telah mampu melayani 500 juta transaksi. Adapun, nilai transaksi Livin’ by Mandiri pada Kuartal III/2022 telah menembus Rp 630 triliun atau tumbuh sekitar 50% dibandingkan kuartal III di tahun lalu.

Sedangkan untuk layanan wholesale digital super platform Kopra by Mandiri di kuartal III tahun ini telah berhasil mengelola Rp 13.420 triliun transaksi atau tumbuh 27%. Pertumbuhan pengguna Kopra by Mandiri, yang kini juga telah hadir dalam versi mobile app, juga meningkat hampir dua kali lipat dalam satu tahun terakhir menjadi 68 ribu pengguna. “Kehadiran Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri juga turut menyumbang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah yang signifikan. Ini membuktikan bahwa transformasi digital kami telah berhasil berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan dengan tren yang terus membaik,” imbuh Darmawan menjabarkan.

Total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 12,13% atau menjadi Rp 1.361,30 triliun dari Rp 1.213,99 triliun di kuartal III/2021. Peningkatan DPK di kuartal III tahun ini diitopang oleh peningkatan dana tabungan yang naik 15,1% menjadi Rp 533 triliun secara konsolidasi.

Transformasi digital juga dilakukan dengan mendigitalisasi kantor cabang untuk mengoptimalkan layanan kepada nasabah. Bertajuk Smart Branch, bank berlogo pita emas ini telah mentransformasi 241 kantor cabang di seluruh Indonesia.

Melalui konsistensi pengembangan bisnis dan transformasi digital, saham BMRI pun berhasil menorehkan penguatan harga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa atau all-time high menjadi Rp 10.375 per unit pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia pada Jumat, 21 Oktober 2022 dan sempat bertengger di level Rp10.450 pada sesi siang harinya. Posisi tersebut naik 47,68% secara year to date dibandingkan posisi penutupan bursa pada akhir 2021 sebesar Rp 7.025 per unit.

Menjaga Kualitas Aset

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Mandiri konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 2,3% per September 2022. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode September 2021 yang sempat menyentuh 3,1% atau telah turun sebesar 80 basis poin.

Dalam menjaga kualitas aset, bank ini juga telah membentuk pencadangan yang memadai. “Sampai dengan Kuartal III tahun 2022 ini, kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio mencapai 292%, meningkat dari posisi kuartal III tahun sebelumnya yang sebesar 247%,” tutur Darmawan.

Adapun, sampai dengan akhir September 2022, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin melandai menjadi Rp 45,6 triliun. Jumlah ini sudah jauh lebih rendah dari September 2021 yang sempat mencapai Rp 90,1 triliun, atau menurun 49,38% secara tahunan.

Penurunan ini, menurut Darmawan, didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis para debitur yang sudah kembali normal. Di samping itu, peran Pemerintah dan regulator dalam menanggulangi Covid-19 di Tanah Air telah terbukti berhasil dan ekonomi telah kembali pulih bahkan tumbuh menguat dibandingkan posisi sebelum pandemi Covid-19.

Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun berhasil ditekan menjadi 1,3% per September 2022. Jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 2,1%.

Di sisi lain, Bank Mandiri juga terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional, yang tercermin dari penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang mencapai Rp 31,3 triliun sampai dengan September 2022. Tidak hanya itu, Bank Mandiri juga telah membantu membukakan akses masyarakat yang sebelumnya unbanked kepada layanan perbankan melalui dukungan 156 ribu Mandiri agen yang menjangkau 2,1 juta nasabah.

Bank Mandiri juga telah menerapkan tiga pilar implementasi nilai lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG. Ketiga pilar ini, terang Darmawan menjadi target perseroan dalam mendukung ekosistem berkelanjutan. Hasilnya, sampai dengan September 2022 Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio berkelanjutan sebesar Rp 221 triliun. Dari portofolio itu, porsi yang khusus untuk portofolio hijau sebesar Rp101 triliun atau 24,4% dari total portofolio kredit Bank Mandiri. “Pembiayaan hijau atau green financing ini telah diarahkan untuk fokus ke sektor berkelanjutan, seperti sektor perkebunan yang telah tersertifikasi ISPO atau RSPO, energi baru dan terbarukan seperti pembangkit listrik bertenaga hydro, geothermal, transportasi, hingga ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir,” jelas Darmawan.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved