CEO Interview Editor's Choice

BCA Tidak Mau Jor-joran Menyalurkan Kredit di 2014

BCA Tidak Mau Jor-joran Menyalurkan Kredit di 2014

Kenaikan BI rate sepanjang tahun 2013, dari 5,75% ke 7,50% yang dilakukan otoritas moneter dalam rangka meredam laju inflasi dan mengerem pelemahan nilai tukar rupiah terhadp US$, merupakan isyarat yang nyata bahwa Bank Indonesia ingin mengerem likuiditas. Di tengah ketatnya likuiditas itu, sektor perbankan pun diharapkan mengerem laju penyaluran kreditnya. Hal itu pula yang dilakukan bank papan atas BCA. Bagaimana strategi yang dilakukan BCA di tengah pengetatan likuiditas itu? Jahja Setiaatmaja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk., mengemukakannya kepada Ria Efriani Pratiwi dari SWA Online:

Jahja Setiaatmadja (utama)

Bagaimana pendapat Anda soal likuiditas perbankan di tahun 2014? Apakah akan lebih ketat atau seperti apa?

Nah, likuiditas ini tergantung dari pemain di pasar. Kita pesan ke nasabah supaya di tahun depan jangan terlalu agresif dalam ekspansi, karena likuiditas ketat. Kalau nasabah bisa menjaga atau menahan keinginan untuk berkembang yang terlalu pesat, saya kira likuiditas akan kembali normal. Tetapi kalau mereka menggebu-gebu untuk KPR, industri segala macam, semua mau mengembangkan bisnisnya, lalu infrastruktur ditingkatkan terus, nah, itu yang akan menyebabkan perbankan mengalami kesulitas likuiditas pada 2014.

Pada tahun 2013, penyaluran kredit di BCA bisa tumbuh sekitar 22% (dibandingkan 2012), sedangkan tahun depan diprediksikan penyaluran kredit hanya akan tumbuh sebesar 13%-15%. Memang kita tidak mau jor-joran penyaluran kredit itu, melainkan mau kita tahan. Karena kalau tidak begitu, akan membahayakan dari sisi likuiditas dan suku bunga. Kan kalau likuiditas makin ketat, maka bunga makin tinggi juga, dan ini tidak sehat bagi perekonomian kita.

Saya kira melambatnya (penyaluran) kredit di tahun depan bukan karena BI rate yang naik, tapi memang BI memberikan sinyal ke pasar. Kalau memang likuiditas berkurang, dana dicari, walaupun BI Rate tidak naik sekalipun, bank tetap akan menaikkan rate sendiri. BI Rate cuma naik 25 sampai 50 basis poin, coba sekarang lihat dana deposito yang tadinya bunganya 6%-7%, sudah lari ke 11%. Hal itu sudah di luar dari kenaikan BI rate. Jadi bunga naik itu karena kebutuhan. Likuiditas itu bagi bank seperti darah dalam tubuh manusia kan, misalnya kayak Ade Rai saja yang badannya besar, tapi misalnya dia kecelakaan dan kehilangan darah, maka akan tetap bisa meninggal kan. Jadi likuiditas itu memang sangat penting, dan itu yang dikejar oleh perbankan.

Oleh sebab itu, laju kredit harus agak diredam, sehingga otomatis akan menolong ketersediaan likuiditas itu. Jangan lupa ya, dengan inflasi yang lebih tinggi dari normal, labour cost naik, suku bunga naik, komponen material yang diimpor itu (harganya) naik 25%, jadi ongkos produksi akan naik. Untuk produksi barang yang sama, biaya satu unitnya bisa naik 20%-25%, jadi kebutuhan modal kerja pasti naik. Jangankan ekspor, untuk kebutuhan produksi yang sama saja, modal kerja juga naik. Maka itu, kita himbau agar pengusaha jangan terlalu agresif.

Kalau penyaluran kredit tahun depan hanya di kisaran 13%-15%, maka pendapatan bunga bagi BCA akan sedikit sekali ya?

Tidak begitu dong, karena kredit yang existing sudah ada di “bakul nasi”, ha..ha..ha. Soal pendapatan, nanti kita akan bikin hitung-hitungan lagi lah. Tabu kalau membicarakan pendapatan sekarang, ha..ha..ha.

Perebutan dana murah dan mahal akan bagaimana di tahun 2014?

Oh, itu masih. Kan bank pasti ingin giro dan tabungannya meningkat. Tapi saya kira yang mampu hanya bank-bank yang memang sudah punya network besar ya. Kalau bank kecil dan menengah akan berat buat mereka untuk masuk ke sektor giro dan tabungan. Mereka bisa bilang meningkatkan (jumlah rekening) tabungan, tapi ternyata bunga yang diberikan kepada nasabah sebesar 6%-7%, ya itu beda dengan kami. Kan BCA dan Mandiri paling suku bunga tabungannya hanya sekitar 2%. Di tahun depan, Dana pihak ketiga (DPK) kami targetkan tumbuh sekitar 15%, dari jumlah di akhir tahun ini.

Jahja Setiaatmadja (tegak)

Apa ekspansi yang akan dilakukan BCA di 2014?

Kita akan mengembangkan cabang lagi saja, mungkin sekitar 50-an (kantor) cabang, lalu juga ATM, EDC, itu saja.

Bagaimana soal target laba di tahun 2014?

Saya tidak bisa bicara soal itu, tapi minimal bisa kita pertahankan sama seperti akhir tahun 2013.

Berapa marjin bunga bersih (NIM) BCA saat ini?

Terakhir itu NIM kita, pada kuartal 3 2013, sudah 5,8%-5,9%. Saya kira NIM bisa ada di sekitar 5,9%-6% di tahun 2014.

Kalau rasio kecukupan modal (CAR) BCA bagaimana?

CAR kita sendiri, pada Januari 2014 ini sudah sekitar, 16%. Kan ketentuannya ketika tahun berjalan baru 50% laba, begitu Januari langsung 100%. Jadi naiknya bisa mencapai 16%, sedangkan di akhir 2012 kira-kira 15%. Tahun depan akan bisa dijaga sebesar itu sampai akhir 2014, karena pertumbuhan kredit juga tidak terlalu tinggi.

Bagaimana tentang kebijakan dari BI soal modal penyangga yang harus dimiliki bank-bank yang ingin berekspansi lebih besar lagi?

Kebijakan modal penyangga bagi bank besar, saya rasa, tidak masalah. Karena kita kan sudah mempunyai permodalan yang besar, seperti BCA, Bank Mandiri, BNI, dan lainnya. Cabang kita juga cukup banyak, tetapi modal penyangga itu sudah sangat memadai. Tidak perlu menambah modal atau apa lagi. Justru untuk bank-bank baru, itu yang harus mereka perhitungkan, karena modalnya masih kecil. Kalau mereka mau ekspansi cepat ya harus diikuti dengan penambahan modal yang besar. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved