CEO Interview

Budi Janto: Visinya Jadikan Brand Lenovo No.1 di Indonesia

Budi Janto: Visinya Jadikan Brand Lenovo No.1 di Indonesia

Menjadi pengguna setia laptop Think Pad Lenovo sejak awal bekerja, tidak disangka mengantarkan Budi Janto sebagai orang nomor satu di Lenovo Indonesia. Brand awareness Lenovo begitu kuat menancap di bena Budi, sampai akhirnya puluhan tahun kemudian, dia mendapat tawaran menjadi bekerja di Lenovo Indonesia.

“Itu hanya kebetulan saja. Sebenarnya saya baru bergabung dengan Lenovo pada September 2016. Visi saya, ingin menjadikan Lenovo Indonesia no.1. Sebab, jika mengacu data IDC dalam 3 tahun terakhir ini performa Lenovo no.1 di pasar global,” jelas Budi Janto, CEO Lenovo Indonesia saat ditemui di kantornya di Wisma BNI, Jl, Jendral Sudirman, Jakarta.

Tekad Budi sudah bulat untuk mewujudkan visinya dibantu dengan tim yang profesional. Jam terbangnya melakoni bisnis sudah puluhan tahun di berbagai industri. Mulai dari sektor consumer goods, elektronik, alat telekomunikasi hingga teknologi. Dia pernah menjadi Director of Consumer Channel Group di Microsoft Indonesia, Senior Director & Country Manager HTC Indonesia, dan Business Director for Mobile Phone & Tablet di Samsunf Electronics Indonesia.

Budi sudah lebih 10 tahun berpengalaman menjadi business leader serta 21 tahun memimpin divisi marketing dan penjualan berbagai produk, seperti Heineken, Coca Cola, rokok produksi BAT, pelumas produk BP Petroleum, gadget Samsung, serta software Microsoft.

Budi Janto, CEO Lenovo Indonesia

Menurut pria kelahiran Palembang, Desember 1971 ini, Lenovo berhasil menjadi brand nomor satu secara global selama tiga tahun berturut-turut. Kini, Lenovo berambisi menjadi leader di Indonesia.

Bagaimana strateginya? Bagaimana tantangan yang dihadapi menaklukkan pasar Indonesia? Bagaimana perjalanan kariernya? Berikut ini nukilan hasil wawancara dengan eksekutif peraih gelar Sarjana Ekonomi dari FE UGM, Yogyakarta dan MBA dari IPMI, Jakarta itu:

Setelah puluhan tahun menjelajah karier di berbagai sektor industri, mengapa akhirnya berlabuh di Lenovo Indonesia?

Saya baru join di Lenovo pada September 2016.

Kenapa saya tertarik join di Lenovo? Karena Lenovo sudah tiga tahun berturut-turut menjadi nomor satu secara global versi IDC. Tapi di Indonesia, Lenovo masih nomor dua. Saya dan tim bercita-cita untuk menjadi nomor satu. Itu salah satu alasannya.

Saya juga salah seorang pengguna setia Lenovo, sejak lama sekali. Mulai awal saya bekerja diberi laptop. Dulu saya laptop ThinkPad untuk bekerja. Dan saya jatuh cinta sampai sekarang. Di company-company sebelumnya, saya pun memakai laptop yang sama.

Sebelumnya, saya bekerja di Microsoft memakai Lenovo. Waktu bekerja di Castrol (British Petroleum), saya juga memakai Lenovo. Jadi (alasan) yang pertama, karena Lenovo globally number one. Kedua, saya pengguna setia. Jadi, saya percaya pada brand Lenovo. Kalau sesuatu yang kita pakai sudah lama, kita jadi jatuh cinta.

Visi saya dan tim adalah untuk menjadikan Lenovo sebagai leading brand nomor satu di Indonesia.

Apakah produk Lenovo yang Anda tangani saat ini berbeda dengan divisi Lenovo smartphone?

Lenovo Indonesia ada tiga divisi, yaitu, pertama, divisi PC (desktop, laptop, notebook, ultrabook, tablet, gaming). Kedua, divisi Data Center Group (DCG: server, storage). Ketiga, divisi Mobile Business Group (MBG: smartphone).

Secara keseluruhan di Lenovo Indonesia, saya duduk sebagai Presiden Direktur membawahi tiga divisi. Tapi tanggung jawab saya lebih banyak di divisi PC dan DCG.

Di mobile phone ada Pak Adrie (direktur) yang tidak direct line ke saya, tapi seperti coordination line. Bukan distributor. Kami tetap satu bendera PT Lenovo Indonesia. Sebagai CEO, saya membawahi beberapa direktur yang menangani PC dan Data Center.

Anda menangani divisi PC dan Data Center. Bagaimana tantangan dan persaingannya?

Di PC, persaingannya cukup kompetitif. Secara global, Lenovo nomor satu. Tapi di Indonesia, Lenovo masih nomor dua. Kami percaya sekali bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa.

Potensi di Indonesia bukan hanya di consumer, tapi juga di komersial (enterprise). Bisnis di consumer ini sangat menarik karena penduduk kita 250-an juta jiwa. Itu banyak sekali. Dan hampir semua perusahaan besar di dunia dan lokal ada di Indonesia. Mereka semua memerlukan PC.

Kita melihat kompetisinya memang sangat ketat, tapi potensi Indonesia juga sangat besar. Dan Lenovo secara global melihat Indonesia sebagai focus country.

Makanya, Indonesia dibuat sebagai tempat dimana Lenovo akan menempatkan banyak investasi. Di sini tidak ada pabriknya. Ada pabrik untuk mobile phone (divisi MBG) di Serang, Banten. Tapi belum ada untuk PC, Data Center dan Storage.

Investasi tidak hanya di bidang pabrik, tapi yang paling utama kami berinvestasi di bidang SDM (people). Kami merekrut orang-orang yang punya talent luar biasa (best talent in the market) di Indonesia. Seperti Ibu Cicin dari Lenovo Indonesia yang ikut kompetisi The Future Business Leader di SWA.

Kami tidak hanya investasi SDM dengan menarik mereka (karywan) untuk joint ke Lenovo, tapi juga melakukan pengembangan diri mereka. Seperti training development dan jenjang kariernya ke depan.

Kami juga memiliki komitmen bahwa karier karyawan Lenovo Indonesia bukan hanya di Indonesia, tapi bisa juga di jaringan Lenovo global.

Sejauh ini, kami telah mengekspor satu orang untuk wilayah di Asia Pasifik. Dalam waktu dekat, ada salah satu orang lagi asal Lenovo Indonesia yang akan pergi ke Lenovo regional di Asia Pasifik. Jadi, ada dua orang dalam waktu kurang dari satu tahun yang kontribusi untuk Lenovo global. Kami bangga bisa support.

Bagaimana kontribusi penjualan Lenovo di Indonesia? Lebih banyak consumer atau komersial?

Kalau secara pasar menurut IDC, komposisinya 75% consumer : 25% enterprise (komersial). Lenovo kurang lebih di angka itu jika dihitung secara kuantitas. Namun, dari sisi value, penjualan komersial itu sedikit lebih tinggi. Komposisinya 40% enterprise/komersial dan 60% consumer. Kontribusi komersial dari 25% naik menjadi 40%. Sebab, biasanya komersial memerlukan PC yang jauh lebih tinggi spesifikasinya untuk productivitas kantor.

Apa segmen pasar yang diincar Lenovo?

Kami punya semua segmen. Range produk Lenovo cukup lengkap. Dari consumer, ada yang disebut sebagai produk My First PC. Kami mendefinisikan PC itu notebook maupun desktop. Biasanya orang-orang My First PC, membeli produk di harga Rp 3-4 juta.

Lenovo juga memiiki range produk level menengah di kisaran harga Rp 4-7 juta. Kami pun punya segmen yang premium.

Untuk gamer, produk laptop Lenovo ada yang harganya di atas Rp 30 juta dan kisaran Rp 12-15 juta untuk gaming pemula.

Berapa kali Lenovo meluncurkan produk baru dalam setahun?

Tidak tentu. Kebanyakan setiap kuartal, kami merilis produk baru di tiap segmen kategori produk. Dan produk baru itu biasanya spesifikasinya juga baru, teknologi baru, desain baru. Itu di Indonesia atau di seluruh dunia?

Memang ada produk-produk dari seluruh Lenovo secara global. Sebab, kami komit membuat produk yang bisa diterima di seluruh dunia. Misalnya laptop X1 Yoga yang sangat terkenal dan bisa diterima (di seluruh dunia) karena laptopnya bisa dilipat untuk bekerja dan presentasi.

Tapi tiap negara biasanya punya spesifikasi masing-masing yang bisa disesuaikan. Yang khusus itu lebih ke arah tambahan dari spesifikasi. Misalnya kami tambahi lebih banyak storage. Foam factor sama, tapi isinya bisa ada tambahan (additional).

Di Indonesia, Lenovo termasuk brand yang agresif dalam menerapkan strategi marketing. Apa pendorongnya?

Kami memang punya ambisi untuk menjadi leader di Indonesia. Karena secara global, Lenovo leader. Itu faktor pertama yang mendorong kami agresif. Untuk menjadi leader, kami memiliki beberapa strategi atau mantra. Mantra yang paling penting adalah people. Kami selalu bilang bahwa people itu yang membuat different.

Jika kami punya produk dan strategi bagus serta business partner bagus, tapi kalau tidak punya orang/SDM atau talent yang bagus, kami tak mungkin bisa berhasil. Jadi yang pertama adalah people.

Mantra kedua adalah brand atau marketing investment. Kami percaya banget bahwa setelah punya orang yang bagus, maka harus punya brand yang bagus. Brand image dan brand equity yang bagus, sehingga kami melakukan banyak aktivitas investment di marketing. Di marketing konvensional maupun yang sekarang banyak dilakukan adalah digital marketing. Malah sekarang, investment Lenovo lebih banyak ke digital.

Mantra ketiga, business partner. Di marketing, selain berinvestasi di brand building, brand juga bisa dibangun di channel. Kami menyebut channel sebagai business partners. Di sana, kami akan melihat salah satu kekuatan Lenovo. Karena Lenovo tidak bisa mencapai tujuan sendirian jika tidak melalui business partners. Di business partner ini, kami punya distributor, master dealers, retailers.

Tapi business partner ini tidak terbatas pada ini saja. Kami juga bekerja sama sangat erat dengan Microsoft, Intel dan AMD. Mereka juga punya tujuan yang sama. Karena setiap yang dijual di dalamnya ada Intel atau AMD. Di dalamnya juga ada software Microsoft.mItu adalah kesepakatan dari global. Dan secara country, kami juga bekerja sama. Kami bersinergi membuat aktivitas-aktivitas marketing bersama (co-marketing).

Mantra keempat, consumer. Ini sangat penting. Untuk itu, kami harus memahami selera dan kebutuhan konsumen, baik itu ritel maupun korporasi. Di Lenovo, kami menyebut sebagai customer centricity.

Lenovo selalu menem patkan consumer dan kustomer di urutan pertama. Kami harus mendengarkan mereka saat mereka memberikan feedback. Kami mendatangi mereka dan melakukan riset untuk mendengarkan suara-suara konsumen.

Jadi, empat hal itu yang menjadi mantra Lenovo (people, brand, partner, consumer) dan kami sangat perhatikan.

Apakah empat mantra itu sudah ada sebelum Anda bekerja di Lenovo?

Sebenarnya itu adalah DNA Lenovo. Di manapun, Lenovo menerapkan itu. Kebetulan, saya sendiri selama bekerja di Microsoft diedukasi melalui empat hal itu. Jadi klop.

Kebanyakan perusahaan besar dan berhasil, mereka menerapkan empat hal ini. Microsoft, BP, dan beberapa perusahaan saya pernah bekerja dulu juga menerapkan 4 mantra tersebut.

Perusahaan-perusahaan tersebut bagus dalam melakukan managing people, recruit the best talent, entertaining the best talent, membangun brand luar biasa bagus, punya partner-partner yang luar biasa dan menjaga dengan baik consumer serta customer centricity.

Lantas, bagaimana pesan bos Lenovo global buat manajemen Lenovo Indonesia?

Tidak spesifik. Bahwa Lenovo itu global number one. Kami punya ambisi di Indonesia juga harus nomor satu. Itu misinya. Dan kebetulan saya sendiri pengguna Lenovo dan strategi-strateginya klop dengan saya. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved