CEO Interview Management Strategy

Dwi Soetjipto, Selalu Memprovokasi Karyawan dan Pimpinan SI untuk Berubah

Dwi Soetjipto, Selalu Memprovokasi Karyawan dan Pimpinan SI untuk Berubah

Ditemui di sela acaraMNC Business Awards 2014, Dwi Soetjipto, CEO PT Semen Indonesia Tbk. (SI) berhasil meraih penghargaan sebagai “The Best CEO 2014” dan perusahaannya terpilih sebagai “The Best Listed Companye Manufacturing Basic Industry Sector 2014”. Rahasia apa saja yang dia lakukan, berikut penuturannya kepada Destiwati Sitanggang dari SWA Online.

IMG_6364

Bagaimana pendapat Anda sebagai peraih CEO terbaik?

Sejujurnya, surprise. Saya tidak menduga bahwa di antara sekian banyak CEO, juri memberikan penghargaan kepada saya. Tentu saja di balik keterkejutan saya ini menceritakan perasaan yang sangat luar biasa, dan sulit digambarkan. Suatu kebanggaan mendapatkan penghargaan.

Tentu saja tantangan berikutnya adalah bagaimana saya harus bisa kerja sebaik-baiknya sehingga penghargaan ini layak. Saya harus membuktikan hal itu. Sebenarnya, saya tidak bisa berbuat apa-apa, kalau tidak memiliki SDM-SDM yang bagus di Semen Indonesia.

Sesungguhnya, The Best CEO dalam penghargaan kali ini adalah penghargaan-penghargaan bagi karyawan-karyawan saya.

Hal apa saja yang membuat Anda berhasil meraih penghargaan ini?

Mungkin, kalau saya lihat, apa yang sedang kami tumbuhkan, yaitu perubahan. Perubahan atau transformasi yang tiada henti di semua sektor. Apa yang saya lakukan adalah bagaimana saya memprovokasi para karyawan dan pimpinan di perusahaan itu untuk selalu berpikir tentang perubahan.

Karena saya sampaikan kepada mereka, sebagai pemimpin tak ada hal lain selain melakukan perubahan. Sehingga gerakan perubahan yang sangat masif di perusahaan itu yang kemudian memunculkan produk-produk inovasi. Untuk itu, di setiap karyawan muncul budaya inovasi, sejalan dengan itu akan muncul perubahan yang tidak henti-hentinya kita lakukan.

Dari situ juga membuat Semen Indonesia mampu bergerak untuk ke internasional. Mungkin salah satu penilai positif adalah keberanian kita untuk membuktikan bahwa kita bisa go internasional.

Salah contoh perubahan yang dibuat apa?

Yang paling menonjol adalah bagaimana perusahaan ini yang dulunya didera konflik, yang masing-masing perusahaan berkonflik dengan yang lain. Bahkan mereka banyak menuntut untuk dipisahkan, jadi grup ini dihancurkan.

Jadi kami mencoba untuk berbicara satu per satu. Saya ajak untuk mengadakan revolusi pola pikir, agar dari perbedaan yang ada, yang dijadikan alasan untuk bermusuhan, tetapi saya justru coba unutk mengubah pola pikir bahwa perbedaan itu wajar dan perbedaan itu harus dijadikan sebagai keunggulan.

Pertumbuhan omset dari tahun ke tahun bagaimana?

Dari tahun ke tahun sekitar 20 %. Untuk pertumbuhan revenue seperti itu, maka pertumbuhan labanya meningkat lebih besar. Sebab, kami tidak hanya menggarap bagaimana revenue naik, tetapi bagaimana efesien di bidang biaya dan operasional perusahaan itu lebih baik. Beda margin ketika awal saya masuk sekitar 20 % saat-saat ini bergerak di 35%.

Langkah ke depan yang akan dilakukan?

Langkah perubahan yang kita lakukan dengan mudah melahirkan Semen Indonesia sebagai strategic holding. Kemudian saat ini kami akan mengambil langkah go international. Langkah yang lain adalah membangun central of engineering, central of research, dan berbagai kompetensi yang bisa kita bangun. Kita membangun berbagai usaha, sekitar 4 atau 5 usaha baru, yang akan dilahirkan di tahun 2014.

Target ke depan?

Pertama, posisi Semen Indonesia menghadapi ASEAN Economy Comodity tahun depan, atau pasar bebas ASEAN, Semen Indonesia harus sudah masuk di 7 atau 8 negara, marketingnya sudah harus masuk ke sana. Titik-titik produksinya selain di Vietnam, juga sudah harus ada di tempat-tempat lain seperti Myanmar. Selain itu, positioning di Asia Tenggara lebih kuat lagi, sekarang sudah yang terbesarm tapi hanya beda-beda tipis. Kita harus memacu supaya lebih kuat.

Tantangan yang paling berat?

Pertama adalah penolakan dari karyawan karena digerakkan oleh manajemen yang lama terhadap penugasan saya di Semen Padang, karena saya bukan orang daerah. Saya harus menghadapi penolakan dan demo, sehingga saya harus berkantor di luar selama 4 bulan.

Apa yang diperbuat?

Saya mencoba mengambil simpati dari masyarakat, bahwa kita tidak melakukan hal yang negatif. Niatnya betul-betul positif. Kita membangun rasa percaya dengan menemui tokoh-tokoh masyarakat sampai akhirnya mereka akhirnya pelan-pelan mengalami perubahan pikiran. Lalu, lewat pendekatan aspek legal nya, kita mencoba bicara dengan institusi-institusi legal. Kemudian di perbankan kita juga harus berjuang, rekening perusahaan dikelola dengan benar dan tepat. Setelah itu, kita bisa masuk. Lalu kita adakan konsolidasi SDM, SDM kita ajak melupakan konflik-konflik yang lalu dan kita melihat ke depan.

Waktu yang dibutuhkan melewasi fase itu?

Kami butuh waktu 6 bulan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved