CEO Interview

Irmawan Poedjoadi, Sosok di Balik Hadirnya Sejumlah Supercar di Indonesia

Irmawan Poedjoadi, Sosok di Balik Hadirnya Sejumlah Supercar di Indonesia

Passion, adalah kunci sukses Irmawan Poedjoadi memasarkan mobil premium di Indonesia. Ia mengaku, debutnya di bisnis otomotif tidak terlepas dari kegemarannya terhadap roda empat sejak kecil, bahkan sebelum terjun di bisnis otomotif ia rutin mengikuti kejuaraan balap mobil profesional. Kegemarannya inilah yang mengantarkannya menjadi importir sejumlah Supercar berharga selangit ke Indonesia. Subaru, Ferrari, Maserati, Aston Martin, dan McLaren adalah sederet mobil mewah kelas dunia yang pernah ia pasarkan ke Indonesia.

Pria kelahiran Surabaya tahun 1957 ini sudah terjun ke bisnis otomotif selama lebih dari 20 tahun. Pada tahun 1994 ia memulai debutnya di bisnis otomotif dengan menjual mobil-mobil rally. Kemudian pada tahun 1999 ia memegang dealership resmi Subaru untuk dipasarkan di Indonesia. Selepas itu, ia memimpin PT Citra Langgeng Otomotif yang menjadi importir umum (IU) kendaraan sport dunia merek Ferrari dan Maserati. Kini, ia menangani hadirnya mobil McLaren di Indonesia, sebagai CEO McLaren Jakarta sejak tahun 2015.

“Saya awalnya jualan mobil-mobil rally tahun 1994. Lalu tahun 1999 sampai 2000 saya memegang dealership Subaru. Lalu ke Ferrari Maserati dan Ferrari Abarth, sampai terakhir sekarang McLaren dan Aston Martin. Baru satu setengah tahun ini di McLaren sejak September 2015,” ungkapnya.

Segudang pengalamannya tersebut membuat dirinya tahu betul kondisi pasar mobil premium di Indonesia dan cara menggaet konsumennya. Hal ini membuatnya percaya diri dalam memasarkan McLaren. Menurutnya, sejak masuk pasar otomotif Indonesia tahun 2013, supercar asal Inggris ini telah memiliki ratusan konsumen. “Meski skalanya masih sangat kecil, tapi untuk merek sportcar seperti McLaren, pencapaian tersebut terbilang positif, mengingat banderol per unitnya yang ‘luar biasa’,” dia menegaskan.

Lantas bagaimana strateginya mengembangkan pasar McLaren di Indonesia, dan apa pendapatnya mengenai industri mobil mewah tersebut saat ini? Berikut ini cuplikan hasil wawancara SWA Online dengan pria yang akrab disapa Wawan tersebut.

Bagaimana cerita awalnya tertarik terjun ke bisnis mobil premium?

Dari kecil saya memang hobinya roda empat, tidak tahu kenapa saya sangat suka kendaraan roda empat alias mobil roda empat. Saya ikut gocar, balap mobil, lalu senang main radio control. Begitu sampai dewasa, saya merasa ingin menguliknya lebih detail.

Bagaimana kondisi pasar mobil premium saat ini? Apa tantangannya ?

Sport car ini pasti larinya ke komunitas, ini adalah sebuah hobi. Mobil ini fungsinya bukan seperti mobil sehari-hari, tapi lebih ke hobi. Mereka itu gemar karena passion, ya sama seperti saya. Saya mulai bangga karena animo masyarakat terhadap supercar seperti ini sudah mulai tumbuh lagi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Para customer mulai confidence lagi untuk membeli pada tahun ini. Tantangannya adalah b kita menggaet para customer itu bisa terus menerima perubahan-perubahan produk yang baru, karena semakin ke depan teknologinya semakin baru. Kedua, kendalanya di sini adalah tax yang sangat tinggi sampai 268%.

Kenapa tertarik memasarkan McLaren? Seberapa menjanjikan pasar McLaren?

Sebetulnya tadinya saya sudah tidak mau lagi bergelut di mobil, saya mau fokus jadi agen kapal, kapal pesiar. Tapi ada teman yang meminta untuk kembali ke otomotif. Begitu saya konsentrasi di sini akhirnya kapalnya saya serahkan kepada orang. Pasar McLaren Sangat menjanjikan ya, mereka punya development dikondisikan jauh ke depan, namanya McLaren Track 22, yakni perencanaan enam tahun ke depan sampai 2022 akan mengeluarkan 15 varian baru. Belum lagi kalau kondisi ekonomi di Indonesia membaik akan berdampak baik bagi McLaren.

Peran Mclaren ada di teknologi. Teknologi di industri otomotif sudah terkenal sangat mumpuni. Bahkan semua CPU manajemen unit di formula 1 itu miliki McLaren. Awalnya, McLaren itu kan memang fokus di Formula1 ya, mereka tidak ciptakan mobil. Menciptakan mobil setelah 2011, memproduksi mobil untuk road car. Karena itu, start dari teknologi mereka yang biasa di track itu diaplikasikan ke mobil, dengan kata lain teknologinya yang didahulukan dan jelas safety ya.

Bagaimana manajemen di McLaren Jakarta? Apa tugas Anda?

Ada dua departemen, yaitu pertama, Departemen Sales & Marketing yang dipimpin oleh general managernya yang terdiri dari executive marketing, business consultant, general affairs. Kedua, Departemen Servis yang terdiri dari aftersales, warranty administrator, dan part supervisor. Saya harus memastikan semua berjalan dengan baik.

Bagaimana strategi mengembangkan pasar McLaren?

Tentunya kita belajar dari yang belum kita kerjakan dahulu dan kita tingkatkan, tidak pernah berhenti belajar. Intinya produk yang customer wants. McLaren percaya diri dengan kecanggihan teknologi yang kami punya. Kenyamanan pelanggan adalah yang utama, kami tidak mau merepotkan pelanggan, oleh karena itu kami juga memiliki pelayanan after sales , pelayanan purna jual yang sangat kami perhatikan. Ada service yang 24 hours call dan spare part yang lengkap.

Menggaetnya tentu melalui komunitas ya. Bahkan sekarang ini kami mencoba menggapai ke anak-anak muda. Kami punya tim yang bertugas berbaur dengan anak-anak muda. Misalkan mereka yang selama ini menggunakan merek lain maka kami coba tawarkan, ini loh perbedaan dan keunggulannya. Saya cukup dekat dengan para customer karena customer mobil premium ini kan berbeda dengan mobil produk massa biasa. Saya harus membuat customer itu seperti keluarga. Bukan zamannya lagi kalau customer sudah beli terus ditinggal begitu saja. Sekarang zamannya kita harus menjalin relationship terhadap pelanggan kita, mereka ini kami. anggap sebagai big family of McLaren. Pelanggan juga harus mendapatkan informasi lebih dini, dan kami juga suka memberikan surprising gift tertentu. Hal-hal yang kadang orang tidak terpikirkan.

Bagaimana pencapaiannya hingga saat ini?

Sejak mulai masuk pasar otomotif Indonesia tahun 2013, McLaren telah memiliki ratusan konsumen. Meski skalanya masih sangat kecil, tapi untuk merek sportcar seperti McLaren, pencapaian tersebut terbilang positif, mengingat banderol per unitnya yang ‘luar biasa’. Orderan datang dari seluruh Indonesia ada, paling besar ya Jakarta, Bandung, dan Surabaya. McLaren Jakarta merasa terhormat telah terpilih untuk bergabung dengan tim McLaren. Sekarang kami akan selalu menyesuaikan dengan standar tertinggi di dunia mengacu pada McLaren, dengan harapan tertinggi, yaitu: pelanggan kami yang cerdas.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved