CEO Interview

Prijono Sugiarto: Rahasia Astra Menjadi Grup Usaha yang Kuat dan Terus Tumbuh

Prijono Sugiarto: Rahasia Astra Menjadi Grup Usaha yang Kuat dan Terus Tumbuh

Saat ini, PT Astra International Tbk. (AI) dipimpin oleh Prijono Sugiarto. Ia resmi menjabat Presdir/CEO AI berdasarkan RUPSLB di Hotel Four Seasons, pada 1 Maret 2010. Namun sebenarnya, pria berpenampilan kalem ini telah memimpin AI sejak 21 Januari 2010, ketika ia ditunjuk sebagai Plt. Presdir AI, menggantikan Michael D. Ruslim, Presdir AI sebelumnya yang meninggal dunia karena sakit pada 20 Januari 2010.

Prijono punya karier dan pengalaman kepemimpinan panjang di grup usaha yang memiliki bisnis inti di industri otomotif ini. Ia telah menjabat Direktur AI sejak Mei 2001. Dia memiliki pengalaman sebagai director in charge beberapa merek atau unit bisnis AI, yakni Daihatsu, Isuzu, BMW, Peugeot, Nissan UD, PT Gaya Motor, PT Fuji Technica Indonesia, dan PT Inti Pantja Press Industri. Di samping itu, Prijono juga pernah menjabat director in charge unit bisnis Astra Honda Sales, PT Astra Honda Motor (grup usaha sepeda motor Honda) dan PT Astra Otoparts Tbk. (grup usaha komponen otomotif).

Prijono saat ini menjabat pula sebagai preskom atau wapreskom di beberapa anak usaha AI. Ia bergabung dengan Grup Astra sejak tahun 1990. Sebelumnya, ia sempat menjabat Manajer Enjiniring Penjualan Daimler-Benz Indonesia. Prijono meraih gelar Dipl. Ing. bidang Teknik Otomotif dari University of A. Sc. Konstanz, Jerman (1984), dan Dipl. Wirtschaftsing bidang Administrasi Niaga dari University of A. Sc. Bochum, Jerman (1986).

Prijono Sugiarto, Presdir PT Astra International Tbk.

Prijono Sugiarto, Presdir PT Astra International Tbk.

Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman karier yang panjang tersebut, wajarlah Prijono disebut amat paham kondisi dunia bisnis Indonesia saat ini dan ke mana akan melangkah. Dan, karena keragaman penugasan selama bekerja di Grup Astra, dia bukan hanya memahami industri otomotif, tetapi juga berbagai sektor lainnya. Dalam posisinya sebagai nakhoda Grup Astra, sejauh ini Prijono telah membuktikan kepiawaiannya menjaga salah satu raksasa bisnis Indonesia ini tetap kokoh dan berkibar.

Beruntung, Prijono mau menyisakan waktunya yang amat padat itu untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan SWA, terkait rahasia Grup Astra mampu bertahan menjadi salah satu konglomerat Tanah Air yang terus bertumbuh (dari segi jaringan/lini bisnis) dan sehat (secara finansial).

Petikan jawaban yang diberikan kepada SWA (10/2/2016) dapat Anda simak berikut ini:

Apa kuncinya sehingga Grup Astra mampu melewati krisis ekonomi dan terus tumbuh selama lebih dari 50 tahun?

Secara umum, dalam setiap era, pemimpin Astra sangat memahami bahwa kompetensi seluruh insan Astra, yang dipadu dengan potensi lini usaha, merupakan satu kesatuan yang mampu membuat Astra terus tumbuh dan berkembang.

Sebagai contoh, Astra berhasil bangkit dari keterpurukan krisis 1998 – tingkat utang bersih 14 kali lebih besar dari ekuitas dan kinerja perusahaan dalam posisi merugi. Keberhasilan itu didukung oleh fondasi yang kuat dengan berlandaskan filosofi Astra (yakni Catur Dharma), strategi finansial melalui restrukturisasi utang, restrukturisasi portofolio, adjustment operasional (melalui pengelolaan modal kerja, efisiensi biaya dan prioritas capex), serta didukung organisasi dan sistem yang baik, plus para profesional yang andal.

Dengan upaya tersebut, tahun 1999, tingkat utang bersih hanya lima kali ekuitas perusahaan, Astra mampu mencapai kinerja yang positif dan bertumbuh sampai saat ini. Sekarang, Astra termasuk perusahaan dengan merek perusahaan yang kuat dan kapitalisasi pasar yang besar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan pengalaman Grup Astra, apa saja bekal/persyaratan yang harus dimiliki untuk bisa tumbuh menjadi grup usaha yang besar dan kuat ?

Menurut kami, bekal atau persyaratan yang harus dimiliki, yakni: budaya perusahaan yang kuat; SDM yang andal; sistem yang baik dan dijalankan secara konsisten dan persisten; semangat inovasi yang berkelanjutan; sumber daya dan kinerja keuangan yang solid; serta tingkat kepuasan pelanggan yang optimal

Grup Astra dikenal dengan sistem dan standar prosedur operasionalnya yang sudah tertata rapi, termasuk di semua unit usaha. Bagaimana agar tetap up-to-date?

Secara berkala sistem dan SOP di Astra terus diperbarui agar tetap sesuai dengan konteks zamannya. Hal ini mencakup:

Bagaimana Grup Astra bisa memiliki kapabilitas operational excellence?

Dalam menciptakan operational excellence, Astra selalu mengedepankan program efisiensi biaya dalam menjalankan operasional di semua aktivitas bisnis anak perusahaan. Program tersebut diharapkan dapat memberikan hasil yang tepat guna dan membantu terciptanya strategi bisnis ke depan. Untuk mendukung pola kerja operational excellence, maka Astra membuat sistem yang berbasiskan dua sumbu utama: proses Plan, Do, Check, Action, yang dijalankan secara konsisten dan berkesinambungan; plus proses Alignment yang rapi baik secara vertikal maupun horisontal.

Grup Astra tampaknya juga cukup solid dalam menjalankan regenerasi SDM dan kepemimpinan di seluruh lini usaha. Bagaimana hal ini bisa terwujud?

Untuk mendukung praktik human capital yang berkesinambungan dan pertumbuhan bisnis, maka di tahun 2015, Astra telah melakukan pembaruan: Astra Human Capital Management Guideline. Dalam panduan tersebut disampaikan bagaimana strategi human capital mendukung strategi bisnis melalui pilar pengembangan organisasi; dan bagaimana proses SDM yang excellent dijalankan, mulai dari rekrutmen, pengembangan people, manajemen performa, sampai terminasi. Sebagai enabler-nya adalah pilar manajemen reward dan industrial relation, sementara fondasinya tetap pilar nilai-nilai dan kultur Astra.

Sementara itu, di dalam implementasinya sejak tahun 2010 Astra telah membuat cetak biru human capital, yang disebut sebagai Astra People Roadmap, dan diimplementasikan sejak awal tahun 2011 sampai saat ini.

Bagaimana pula cara Anda menjalankan Corporate Finance Management, mengingat lingkup bisnis Grup Astra yang luas?

Tugas Divisi Corporate Finance mengintegrasikan seluruh tindakan korporasi dalam Grup Astra, termasuk memberikan dukungan dalam mengidentifikasi peluang, serta memberikan dan menganalisis informasi kritis untuk dapat membuat keputusan strategis ataupun operasional yang baik.

Di Astra, tugas Corporate Finance mencakup fungsi perencanaan korporat, akunting & pajak, group treasury, dan strategi korporat. Fungsi-fungsi tersebut akan menjalankan konsolidasi perencanaan keuangan lini bisnis Astra, menyediakan informasi keuangan berdasarkan pedoman dan standardisasi akuntansi keuangan, menganalisis informasi keuangan, mengidentifikasi peluang bisnis dan investasi, serta mengelola manajemen kas dan pembiayaan perusahaan.

Mengingat merek yang dikelola cukup banyak, bagaimana prinsip pemasaran yang dijalankan Grup Astra?

Kami mengoptimalkan strategi Product, Price, Place & Promotion (4P) sesuai dengan sifat dan karakteristik masing-masing portofolio bisnis. Kami berupaya menciptakan produk yang inovatif dan reliable dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dengan harga yang kompetitif. Distribusi dilakukan dengan perluasan jaringan secara terus-menerus, sehingga dapat menjangkau area pemasaran. Promosi dilakukan secara terintegrasi melalui berbagai macam media yang tidak hanya mengedepankan keunggulan produk, tetapi juga company branding kami.

Saat ini, produk andalan apa saja yang jadi pemimpin pasar?

Astra memang memiliki beberapa produk andalan yang menjadi pemimpin pasar, baik di sektor otomotif maupun nonotomotif. Di sektor otomotif, Astra menguasai pangsa pasar mobil sebesar 50,3% dan di bisnis sepeda motor sebesar 68,7% (2015). Produk andalan Astra yang menjadi pemimpin pasar di sektor ini, antara lain Toyota Avanza, Toyota Kijang Innova, Daihatsu Xenia di kategori mobil, serta produk Honda Scooter dan Cub di kategori motor. Di bidang asuransi, Astra memiliki Garda Oto untuk menunjang sektor otomotif.

Prijono Sugiarto, Presdir PT Astra International Tbk.

Prijono Sugiarto, Presdir PT Astra International Tbk.

Astra juga memiliki Komatsu yang menjadi andalan di kategori bisnis alat berat. Saat ini, Komatsu menguasai 37% pangsa pasar alat berat di Indonesia. Lalu, ada pula Astra Graphia yang punya produk andalan Fuji Xerox untuk mesin fotokopi dan penyediaan jasa document solution.

Apakah untuk mengelola usaha sebesar ini Grup Astra mengandalkan sistem berbasis TI? Sejauhmana penerapannya?

Secara umum TI sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam bisnis Astra untuk menciptakan keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan yang makin ketat. Sebagai contoh, di divisi otomotif Astra telah menggunakan sistem ERP yang terintegrasi mulai dari penjualan, distribusi, pascajual sampai keuangan dan HRD. Sementara di grup manufaktur di beberapa lini produksi sudah menggunakan sistem otomasi yang didukung oleh TI yang terintegrasi.

Ditambah lagi, Astra juga memiliki Astra Graphia yang menyediakan layanan sistem TI terintegrasi, bekerja sama dengan prinsipal papan atas, seperti IBM, SAP, Oracle, dan Cisco. Tentu adanya Astra Graphia ini turut menciptakan sinergi dalam Grup Astra.

Karena Grup Astra seperti tidak berhenti mengembangkan usahanya, sebenarnya apa prinsip dan strategi dasar yang dipakai untuk pengembangan usaha ini?

Dalam pengembangan usaha Astra selalu berpegang pada nilai-nilai Astra dalam Catur Dharma, yang di antaranya: Menjadi aset yang bermanfaat bagi bangsa dan negara; Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Dari segi strategi, prinsip yang diperhatikan dalam setiap pengembangan usaha adalah:

Apa saja kiat pengembangan/pertumbuhan bisnis Grup Astra: dari segi lini bisnis, lini produk, ekspansi cabang dan daerah, ekspansi ke luar negeri (kalau ada), dan teknologi?

Berikut penjelasan kami untuk kiat-kiat tersebut:

Khusus mengenai pengembangan SDM dan talenta, apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan usaha (dari segi jumlah ataupun kompetensi)?

Ada beberapa hal yang kami lakukan, yakni:

Secara singkat dan generik, apa resep Grup Astra untuk bisa menjadi grup usaha yang kuat dan terus tumbuh?

Secara lebih singkat dan generik, resepnya:


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved