CEO Interview Editor's Choice

Strategi BCA 2013: Penguatan Sistem Pembayaran

Strategi BCA 2013: Penguatan Sistem Pembayaran

Bisnis perbankan diperkirakan akan tetap tumbuh signifikan sepanjang tahun 2013. Hal ini seiring dengan tetap tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia. BCA pun akan tetap menggenjot penyaluran kredit korporasi, kredit pemilkan rumah, kredit kendaraan bermotor, dan kredit ke segmen Usaha Kecil dan Menengah. Bagaimana strategi BCA menggarap pasar perbankan di tahun 2013? Jahja Setiaatmadja, CEO BCA, mengungkapkannya kepada Rosa Sekar Mangalandum. Berikut wawancaranya:

Jahja Setiaatmadja, Presdir BCA

Iklim bisnis 2013 diproyeksikan akan semakin baik. Apakah perbankan akan mengalami peningkatan signifikan?

Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melebihi 6% tahun ini, saya melihat kemungkinan bahwa GDP tahun 2013 akan meningkat sebesar 6,5%-6,8%. Ini iklim yang sesuai untuk meningkatkan porsi kredit BCA. Apalagi tahun depan, nilai ekspor CPO dan bahan-bahan tambang akan meningkat kembali. Sudah barang tentu pertumbuhan perbankan akan sangat dipengaruhi oleh GDP. Dengan proyeksi peningkatan sedemikian rupa, porsi kredit BCA diperuntukkan bagi kredit korporasi, kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), kredit UKM.

Secara umum, bidang usaha yang membutuhkan kredit adalah produksi kebutuhan masyarakat seperti bahan makanan dan tekstil. Saya melihat, konsumsi domestik akan terus membesar sehingga permintaan kredit untuk bidang ini pasti bertambah. Ada juga sektor telekomunikasi dan perkebunan.

Namun secara khusus, kontribusi yang cukup besar akan datang dari KPR dan KKB sebab kebutuhan masyarakat akan rumah dan kendaraan tetap besar. Dan suku bunganya diramalkan tidak terlalu bergejolak. Memang kemungkinan terjadinya penurunan suku bunga kecil. Tetapi, kalaupun naik, kenaikannya tidak banyak. Ini dapat mendorong pertumbuhan kredit konsumsi hingga cukup besar, dengan catatan bahwa sebagian besar dana kredit ini digunakan masyarakat untuk mengadakan sarana bekerja seperti motor dan mobil untuk berangkat ke kantor.

Tetapi, inti bisnis BCA tetaplah sistem pembayaran (payment system). Bentuknya tabungan, ATM, kartu debit, internet banking, mobile banking. Kredit berperan sebagai tambahan untuk meningkatkan kinerja.

Bagaimana strategi BCA menangkap peluang pertumbuhan ini?

Yang dilakukan BCA adalah terus menambah jumlah cabang, merekrut karyawan baru, meningkat kualitas pemasaran, dan promosi. Menurut saya, ini bukanlah kiat yang spektakuler. Semua bank bisa melakukannya. Bedanya, BCA lebih cepat berkembang sebab kami sudah punya basis nasabah (customer base) dibanding bank-bank yang belum punya basis nasabah. Dengan terjadinya peningkatan pendapatan nasabah, besar dana pihak ketiga (DPK) meningkat, permintaan kredit pun cenderung meningkat dengan sendirinya. BCA tinggal memberikan bunga dan layanan terbaik untuk nasabah.

Apakah BCA akan meluncurkan inovasi produk dan layanan?

BCA sudah melakukan inovasi dengan membuka prototipe cabang baru di Alam Sutera pada 12 Desember 2012. Cabang ini dipersiapkan bagi individu yang membutuhkan layanan perbankan berupa one stop solution. Segala kebutuhan nasabah akan dilayani oleh petugas. Mereka bisa menggunakan internet banking, membuka rekening, membuat ATM, kartu kredit, KPR, kurs valas, transaksi antarcabang, berikut self-management products. Saya melihat bahwa konsep cabang BCA masa depan adalah tempat di mana semuanya sudah tersedia.

Apa tantangan yang dihadapi?

Tantangan yang dihadapi secara umum adalah kebijakan outsourcing. Bank mempekerjakan dua jenis karyawan, yaitu yang memerlukan keahlian dan yang tidak. Selama ini, karyawan yang tidak berkeahlian khusus dipekerjakan secara alih daya (outsourcing), contohnya petugas isi ulang mesin ATM. Apabila pemerintah memberlakukan ketentuan alih daya, konsekuensinya bank harus merekrut karyawan dengan biaya yang lebih tinggi dan waktu lama. Jika demikian, tentu bank Indonesia akan kalah saing dengan bank asing. Dalam hal ini, langkah penyelesaian yang bisa diambil bank masih tergantung pada kebijakan pemerintah.

Secara khusus ketika membuka prototipe cabang ini, tantangan yang timbul adalah bagaimana mengkomunikasikan hadirnya produk baru agar nasabah sadar (aware) bahwa BCA sudah punya cabang baru. Perlu waktu supaya mereka datang.

Soal pertumbuhan kelas menengah, apakah BCA melihatnya sebagai daya tarik?

Tentu saja peningkatan populasi kelas menengah di Indonesia menarik bagi seluruh pelaku bisnis, baik dalam perbankan maupun investor mancanegara. Pertumbuhan kelas menengah berarti daya beli masyarakat meningkat sehingga semua industri akan merasakan dampak positif dari kemampuan kelas menengah. Dan sebagai bank yang berbasis di perkotaan, sebagian besar nasabah BCA berasal dari kelas menengah.

Ada strategi khusus menggarap segmen kelas menengah?

Bagi industri di luar perbankan, ada beberapa strategi untuk menjawab kebutuhan kelas menengah, di antaranya harga murah dan kualitas baik. Saya pikir, strategi perbankan sederhana saja. Layani saja nasabah sebaik mungkin. Meskipun kelas menengah sedang bangkit, tetap saja ada bank yang membidik segmen mikro.

Entah kelas menengah meningkat atau tidak, strategi BCA terpusat pada penguatan sistem pembayaran. Kalaupun akan mengkomunikasikan suatu produk atau jasa pada pelanggan dari kelas menengah, BCA memilih sarana promosi dan periklanan paling sering diakses segmen ini.

Boleh ceritakan pencapaian BCA yang paling representatif pada 2012?

BCA meningkatkan KPR secara cukup memuaskan dengan memulai program bunga tetap selama selama 55 bulan, yang dimulai pada awal 2012. Program ini berhasil meningkatkan porsi KPR melebihi 60%. Maka, ini pun dilanjutkan dengan perpanjangan bunga tetap untuk 60 bulan (5 tahun).

Tahun depan, apa yang akan jadi tantangan bagi para CEO di dunia perbankan?

Menurut saya, tantangan secara umum di dunia perbankan masih sama dari tahun ke tahun, yakni bagaimana menghadapi persaingan, menciptakan produk baru, membuat karyawan bertahan di perusahaan sekaligus meningkatkan mutu mereka. Yang menjadi salah satu concern saya adalah persoalan tenaga kerja (human modal). Kini tenaga kerja yang bermutu punya semakin banyak pilihan, tapi pilihan perusahaan semakin sedikit karena harus bersaing dengan sesama perusahaan perbankan.

Bagaimana seharusnya CEO mengantisipasi tantangan ketenagakerjaan ini?

Perusahaan perlu menciptakan sistem rekrutmen yang menarik, membuat jenjang karier yang jelas, serta menampilkan brand image perusahaan yang bagus. BCA sendiri menyelenggarakan Bank Development Programme (BDP) bagi karyawan untuk menjawab tantangan ini.

Soal tata kelola perusahaan (GCG), apa pandangan Anda?

GCG perlu diterapkan secara mutlak di perusahaan perbankan yang mengelola uang masyarakat. Maka, tata kelola harus dijaga dengan baik dan transparan. Demikian pula dengan perusahaan terbuka yang sahamnya sudah dimiliki oleh masyarakat. Lain halnya dengan perusahaan pribadi, GCG masih merupakan tanggung jawab pribadi. BCA menerapkan seluruh aspek GCG baik ke luar maupun ke dalam, mulai dari keterbukaan informasi, pemutusan kredit, pengelolaan perusahaan, audit, dan sebagainya.

Boleh berikan gambaran tentang rencana kinerja BCA tahun depan?

Saya tidak akan membeberkan nilai kinerja ataupun aset BCA sebab hal itu melanggar kode etik pasar modal. Sekurang-kurangnya, kinerja BCA bisa dilihat dari ambang kredit macet (NPL) yang tidak boleh melebih 1%. Tahun 2012, BCA mencatatkan 0,5% kredit macet. Bagaimanapun juga, besar kredit macet tidak lepas dari likuiditas, kurs dolar, dan kenaikan bunga.

BCA menargetkan peningkatan permintaan kredit antara 22%-25%. Nilai pertumbuhan kinerja BCA biasanya dipatok sebesar 3-4 kali lipat pertumbuhan GDP.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved