CSR Corner Corporate Action

Atasi Masalah Lingkungan di Banyuwangi, Pemda Luncurkan Program Sedekah Oksigen

Atasi Masalah Lingkungan di Banyuwangi, Pemda Luncurkan Program Sedekah Oksigen

Bupati-Banyuwangi-Abdullah-Azwar-Anas (Foto: beritaempat.com)

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas (Foto: beritaempat.com)

Bagi daerah yang berjuluk The Sunrise of Java, Kabupaten Banyuwangi memiliki banyak masalah. Khususnya yang masih menjadi kendala hingga saat ini adalah permasalahan budaya. Menurut Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi, kendala tersebut karena belum ada kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk menjaga pohon. Maka, untuk mewujudkan kesadaran itu, Pemda Banyuwangi meluncurkan program Sedekah Oksigen. Sebuah program kampanye tentang lingkungan, bahwa menanam pohon bukan sekedar untuk penghijauan, tapi untuk kebutuhan.

“Setiap bangun rumah harus tebang pohon. Punya rumah baru, biar nampak dari jalan harus potong pohon. Budaya-budaya tersebut yang ingin terus kami dorong agar terjadi perubahan, termasuk menjaga kebersihan lingkungan,” ungkap Azwar pada SWA Online.

Untuk memberikan kesadaran lingkungan, Pemda Banyuwangi memberi sentuhan berbeda. Yaitu melibatkan para agamawan agar isu-isu lingkungan terus dikampanyekan lewat ceraman-ceramah. Diantaranya sentuhan itu adalah dengan kesadaran akan anugerah Tuhan yang diberikan mengenai jumlah oksigen yang dibutuhkan.

“Jika pergi ke rumah sakit, untuk menghirup oksigen tabung biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp 25 ribu per liter. Sedangkan jika dihitung-hitung secara menyeluruh, kebutuhan oksigen setiap orang yang harus dihirup setiap harinya, membutuhkan biaya sebesar Rp 67 miliar. Dengan penanaman pohon, biaya tersebut tidak perlu dikeluarkan manusia. Harga tersebut adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT secara gratis,” ungkap Azwar.

Pendekatan seperti itu, yang terus Pemda galakkan. Karena bagi Pemda Banyuwangi masalah lingkungan adalah soal keperluan masa depan dan menjadi kesadaran bersama untuk berkomitmen menjaga dan melestarikan kondisi lingkungan di Banyuwangi. Bukan hanya urusan dinas lingkungan hidup dan perkebunanan dan kehutanan saja, tapi jadi komitmen semua stakelhoder.

Selain dari PNS dan Pemda itu sendiri, juga dari perusahan, masyarakat, dan sekolah terlibat dalam program lingkungan. Dari lembaga-lembaga tersebut diharapkan akan di contoh oleh lembaga lain seperti perbankan dan sebagainya untuk menghijaukan dan melestarikan lingkungan. Untuk itu, penanaman pohon yang dianggarkan mencapai Rp 10 miliar, tidak hanya dianggarkan oleh APBD tapi juga masyarakat ikut serta ampil peran.

Agar program ini terus kontinyu, Azwar berharap agar semua program atau konsep apapun dari pemerintah baik dari swasta dan masyarakat, agar tetap menjaga dan merangkul alam. Sebagai contoh dan komitmen tersebut, Pemda sudah memulai dengan membangun green air port Blimbingsari dengan konsep yang suisten, hijau dan mengurangi penggunaan energi dan memberi ruang publik yang lebih banyak.

Untuk jangka panjangnya, Pemda Banyuwangi memiliki program Ekotorism. Sebuah program yang digagas untuk menjaga lingkungan menjadi bagian dari objek wisata, tanpa harus merubah alam dan potensi alam tersebut bagian dari objek wisata.

“Ternyata rakyat sangat mampu untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan jika diajak dan dilibatkan. Tentu perlu ada konsistensi dan policy dan perlu ada keteladanan. Maka, disetiap kantor bupati, kecamatan kita dorong untuk lebih ramah lingkungan, mulai dari konsep bangunananya termasuk juga tanaman. Seperti di pendopo bupati Banyuwangi sendiri ada namanya green house. Konsepnya di bawah tanah, di atasnya rumput dan lain-lain,” ungkap Azwar. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved