Sabtu (21/09) mungkin menjadi hari yang dinanti oleh para santri Pesantren Nur El Ibtihaj, Desa Sinangelet, Sukaraja, Kecamatan Warun Gunung, Kabupaten Lebak, Banten. Kabarnya, akan datang rombongan dari Jakarta yang membawa buku bacaan dan alat tulis untuk mereka. Untuk itu, para santri pun sudah mempersiapkan diri sejak pagi untuk menyambut kedatangan tamu dari ibukota. Rombongan tersebut menamakan diri Yayasan Cita Insani Negeri atau Canari Foundation.

Menempuh jarak kurang lebih 127 km dari Jakarta, rombongan ini datang membawa buku, tas sekolah dan alat tulis serta santunan untuk 60 anak yatim juga santri. Siti Maesaroh Bayu Rini atau akrab disapa Rini adalah sosok wanita tangguh yang menginisiasi Canari . Niatnya sederhana, yaitu memberikan akses pengetahuan bagi anak-anak yang tinggal jauh dari kota.

Rini yang juga berprofesi sebagai Non-Financial Risk Management Senior Officer di PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) pada awalnya memiliki bisnis pengadaan hewan qurban di Jakarta bersama suaminya. Saat menyalurkan sumbangan hewan qurban di salah satu desa di Lebak, Banten, betapa terkejutnya Rini mendapati masih banyaknya warga yang kurang mampu di desa yang hanya berjarak 3 jam perjalanan dari Jakarta. Dari sinilah nuraninya terketuk.

Dalam kunjungannya di tahun 2018, ia dan teman-temannya juga sempat merenovasi rumah salah satu warga yang kondisinya sungguh memprihatinkan. Setelah kejadian itu, timbul keinginan Rini untuk memotong ketimpangan kesejahteraan melalui pembukaan akses pengetahuan dan bantuan pendidikan bagi anak-anak di desa-desa Kabupaten Lebak dengan cara membangun taman baca. Sejak Januari 2019, Canari yang diawakili Rini dan ketujuh sahabatnya aktif membangun taman baca di desa-desa Kabupaten Lebak. “Saya mengabari sahabat atau teman sekantor dari mulut ke mulut bahwa saya sedang membangun taman baca untuk anak-anak di Kabupaten Lebak. Saya minta mereka mendonasikan buku anak-anak. Ternyata banyak yang antusias mendukung program ini, Alhamdulillah saat ini sudah dibuka 5 taman baca di Lebak,” jelas Rini.

Taman baca di Pesantren Nur El Ibtihaj ini adalah taman baca kelima. Canari fokus membangun taman baca di pesantren atau di rumah tokoh masyarakat karena ada yang mengurus dan ada kegiatan disana, sehingga diharapkan buku-buku yang ada di taman baca itu benar-benar dibaca dan santri juga bisa mendapatkan ilmu lain setelah memperoleh ilmu agama.

Jauh sebelum membangun taman baca, Canari juga membantu pemulihan pasca tsunami Selat Sunda. Yayasan ini mengirimkan makanan, obat-obatan, serta paket sekolah dan santunan pendidikan. Dari sinilah sebenarnya program dimulai. Saat ini fokus yayasan adalah membangun taman baca yang perkembangan programnya dapat dilihat di akun Instagram @canari.foundation.

Keinginan terbesar Rini dan sahabat-sahabatnya adalah menambah jumlah taman baca. Ada kurang lebih 340 desa yang tersebar di Kabupaten Lebak, Banten. Angka ini juga yang ingin dicapai Canari dalam hal pengadaan taman baca sehingga visi turut mencerdaskan anak bangsa dengan menggiatkan kemampuan literasi sebagai jendela dunia untuk anak-anak di Lebak dapat terwujud sebagaimana titik mula pendidikan di Lebak yg dimunculkan dalam buku Max Havelaar buah pena Multatuli.

Editor: Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id