Meski bermanfaat, baterai ternyata memunculkan masalah terutama terkait lingkungan hidup. Sifat racun zat kimia yang ada di dalamnya membuat limbah baterai tak mudah dikelola. Hal inilah yang menggelitik Carrefour untuk menjadi pengumpul baterai bekas dalam tiga atau empat bulan ke depan.

“Kami sedang scooping Carrefour sebagai tempat pengumpul baterai bekas bagi konsumen kami,” papar Joko Arif, Sustainable Development Manager Carrefour Indonesia. Skemanya, Carrefour menyediakan tempat khusus untuk baterai bekas kemudian menyalurkannya ke pihak ketiga untuk didaur ulang.

“Zat kimia di dalam baterai itu berbahaya, makanya dia digolongkan limbah B3. Kami harus punya izin untuk mengumpulkannya,” kata Joko. Saat ini Carrefour tengah mencari pengelola limbah baterai yang bisa dipertanggungjawabkan. “Sebetulnya banyak pemain di pengelolaan limbah baterai. Tapi yang betul-betul mengolah dengan baik dan benar itu sulit,” ungkapnya.

Joko mengeluhkan banyaknya pengelola yang hanya mengambil zinc baterai saja. Sisanya dibuang di tempat lain, kembali menjadi limbah. “Kami tidak mau yang seperti itu,” tegas Joko. Pihaknya menghendaki pengelola limbah baterai yang mampu mengolah semua bagian baterai tanpa menghasilkan limbah lagi. (EVA)