CSR Corner

Dukungan YDBA Mengembangkan Potensi Pertanian di NTT

Dukungan YDBA Mengembangkan Potensi Pertanian di NTT

Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi komoditas pertanian, seperti vanili dan mete yang dapat dikembangkan masyarakat sekitar untuk meningkatkan taraf ekonomi bagi masyarakat tersebut. Pada Juni 2021, Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) didukung oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia dan PT Astra International Tbk Divisi Environment and Social Responsibility melakukan survei mengenai potensi komoditas pertanian dan UMKM yang terlibatnya serta menyelenggarakan berbagai kegiatan pembinaan untuk memastikan komitmen serta konsistensi UMKM dalam mengikuti program pembinaan.

Berdasarkan survei potensi, komitmen dan konsistensi UMKM dalam mengikuti program, hari ini tepatnya 2 Desember 2021 YDBA berkomitmen untuk mendirikan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) sebagai cabang YDBA di Manggarai Barat dengan fokus dalam pengembangan UMKM di komoditas pertanian, yaitu vanili dan mete serta komoditas perikanan, yaitu kepiting yang memiliki potensi ekspor yang sangat baik.

Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Drs. Samsul Widodo, MA berharap hadirnya LPB YDBA di Kabupaten Manggarai Barat dapat mendukung tumbuhnya ekonomi di kabupaten tersebut. Samsul juga berharap, LPB YDBA tidak hanya membantu dalam program pendampingan, tetapi juga dapat melatih UMKM di sana dalam hal bussiness operations. Sehingga, UMKM tidak hanya kompeten dalam produksi, namun juga dapat menjalankan bisnisnya sesuai dengan roadmap bisnis yang dijalankannya.

Sejalan dengan itu, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, SE mengapresiasi komitmen YDBA dalam mendirikan LPB dan mendukung program pengembangan UMKM di Manggarai Barat. Terlebih di Manggarai terdapat 79% masyarakat bekerja sebagai petani. Edi berharap dengan adanya program YDBA didukung Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia dapat membantu petani mencapai kesejahteraannya.

Saat ini YDBA sendiri telah membina 53 UMKM komoditas vanili di Desa Loha, 20 UMKM Komoditas Mete di Desa Repi dan 33 UMKM Komoditas Kepiting di Desa Golo Sepang. Beberapa program pembinaan yang telah diberikan kepada UMKM tersebut, yaitu Pelatihan Basic Mentality, Pelatihan dan Pendampingan Pembukuan Sederhana serta program lainnya.

Sesuai dengan semangat YDBA untuk berkolaborasi, pembinaan UMKM di Manggarai Barat melibatkan berbagai pemangku kepentingan, antara lain Koperasi 1000 Desa Ekspor Indonesia sebagai Ayah Angkat bagi UMKM Komoditas Mete dan Vanili serta Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Flores Bajawa yang berperan sebagai ekspert dalam program pembinaan ini.

Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala mengatakan kolaborasi yang dilakukan YDBA dengan pemangku kepentingan tersebut diharapkan dapat mendukung UMKM dalam meningkatkan kompetensinya masing-masing, sehingga UMKM dapat memenuhi standar quality, cost, delivery (QCD) yang diharapkan oleh customer / offtaker-nya.

“Semoga dengan kolaborasi tersebut dapat mendukung UMKM menuju naik kelas, mandiri dan dapat bersaing baik di pasar nasional maupun global yang mampu meningkatkan taraf ekonomi UMKM yang terlibat,” tambah Sigit. Karena hal ini selaras dengan semangat YDBA dalam mendukung Sustainabiliy Development Goals (SDGs) yang saat ini menjadi perhatian kita bersama, salah satunya pada goal no. 8, yaitu mempersiapkan pekerjaan layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved