CSR Corner zkumparan

Indofood Lanjutkan Kampanye Pentingnya Sarapan

Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya sarapan masih rendah. Maka itu PT Indofood Sukses Makmur Tbk melanjutkan dukungannya dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sarapan sehat.

Indofood sudah empat kali menggandeng Pergizi Pangan Indonesia mengadakan edukasi sarapan sehat. Tahun ini berlokasi di SDN 01 Jonggol, Bogor, Jawa Barat (27/04/2018) edukasi ini digaungkan kembali. Sebelumnya Pekan Sarapan Nasional yang berlangsung 14-19 Februari 2018.

Gerakan dan kampanye ini juga merupakan lanjutan pelaksaan dari surat edaran Mendagri bahwa setiap daerah tentang Pekan Sarapan Nasional

“Hasil evaluasi yang kami lakukan di dua kota yang menjadi baseline Pendidikan Sarapan Sehat kami, yakni Malang dan Purwokerto, menunjukkan adanya peningkatan praktik sarapan sehat siswa SD dari 57% di tahun 2016 menjadi 73% di tahun 2017,” kata Stefanus Indrayana, Head of Corporate Communications Indofood.

Karenanya tahun ini kampanye ini kembali digaungkan sebagai kontribusi bagi upaya perbaikan gizi bangsa. Tujuan Pendidikan Sarapan Sehat ini adalah untuk mengingatkan dan mendorong masyarakat terutama anak sekolah dan remaja agar menerapkan perilaku gizi seimbang dengan baik, yang salah satunya adalah membiasakan sarapan sehat yaitu kegiatan makan dan minum yang aman dan bergizi memenuhi 15-30% kebutuhan gizi sebelum beraktivitas atau sekolah, maksimal sebelum jam 9 pagi.

“Kami menyadari bahwa selalu menyajikan makanan dengan gizi seimbang akan mampu mengoptimalkan tumbuh kembang anak sehingga mereka akan menjadi generasi yang sehat dan cerdas. Oleh karenanya, kami terus mendorong keluarga Indonesia untuk sadar gizi. Sajikan sarapan yang bervariasi dan lengkap unsur gizinya,” jelas Stevanus.

Pada kegiatan ini, Indofood menyajikan alternatif menu sarapan dengan gizi seimbang berupa Indomie Goreng sebagai sumber karbohidrat dilengkapi dengan telur untuk protein dan sayur, serta minuman berupa air mineral Club dan susu Indomilk.

Kegiatan pendidikan sarapan ini meliputi: Pelatihan kepada dosen dan mahasiswa sebagai fasilitator pendidikan sarapan sehat, Pelatihan dan edukasi sarapan sehat bagi guru, Edukasi sarapan sehat bagi anak sekolah dan Edukasi kepada orang tua siswa. Metode penyampaiannya pun disesuaikan agar mudah dipahami dan dimengerti, seperti melalui komik Ayo Sarapan Sehat! dan Cakram Alternatif Sarapan Sehat, sebagai salah satu karya Pergizi Pangan Indonesia.

Setelah mengikuti Pendidikan Sarapan Sehat, mahasiswa dan dosen akan berperan sebagai fasilitator. Kegiatan ini menggandeng mahasiswa dan dosen dari Program Studi Gizi dan Boga di tujuh perguruan tinggi yaitu Universitas Sahid Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Poltekkes Tasikmalaya, Poltekkes Cirebon, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Universitas Negeri Surabaya, dan Politeknik Negeri Jember.

Pendidikan Sarapan Sehat yang dilaksanakan sejak tahun 2015 telah mengedukasi 48.416 siswa SD, 2.782 guru SD, 2.174 orang tua, 2.462 mahasiswa dan dosen di 31 Kota/Kabupaten di Pulau Jawa. Agar lebih menjangkau lebih banyak keluarga Indonesia yang sadar pentingnya sarapan yang sehat, tahun ini, kami akan mendatangi sekolah dasar-sekolah dasar di tujuh kota, yang belum pernah mendapatkan Pendidikan Sarapan Sehat.

“Harapan kami, upaya edukasi ini semakin menyadarkan masyarakat akan pentingnya sarapan, pentingnya gizi seimbang sehingga semakin berkurangnya anak kurang gizi atau gizi buruk dan berganti dengan generasi yang sehat dan cerdas,” kata Indrayana.

Tahun ini edukasi tentang sarapan sehat dilakukan di 7 kota, yaitu Jonggol mewakili Bogor, lalu Bandung, Tasikmalaya, Sidoarjo, Jember, Purwokerto, dan Cirebon. “Anak yang tidak sarapan, saat datang ke sekolah mudah lemas, sulit konsentrasi, juga pikiran tidak fokus,” imbuh Indrayana.

Tentang adanyanya kampanye negatif tidak sehatnya konsumi mie instan yang menjadi produk utama Indofood, menurut Indrayana makan apapun jika berlebihan tidaklah sehat, maka itu konsumsi mie janganlah berlebihan dan mestinya dilengkapi dengan zat gizi lain. “Prinsipnya meniru budaya orang China dan Jepang yang menjadikan mie sebagai makanan utama,” tuturnya.

Ia juga menanggapi kampanye negatif dari MSG atau monosodium glutamat, sambil menyebutkan ada riset yang menunjukkan MSG tidak menyebabkan kebodohan. “Yang perlu diwaspadai adalah MSG mengandung Natrium (garam) sehingga jangan dikonsumsi berlebihan karena bisa meningkatkan hipertensi. Natrium harus dikonsumsi secukupnya karena jika kekurangan natrium bisa menyebabkan otot lemas atau kejang,” tegasnya.

Indrayana menghimbau sarapan dengan mie, harus diimbangu dengan memperbanyak konsumsi sayur sebagai sumber serat. Fungsi serat memperlambat meningkatnya gula darah sehingga tidak terjadi lonjakan. Semakin banyak serat, penyerapan gula bisa diperlambat.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved