CSR Corner Corporate Action

Lifebuoy Rayakan 70 Juta Tangan Indonesia Sehat

Lifebuoy Rayakan 70 Juta Tangan Indonesia Sehat

Cuci tangan merupakan salah satu kegiatan yang sering disepelekan, karena dianggap tidak memiliki efektivitas yang tinggi. Namun, menurut dr.Koesmedi Priharto, Sp.OT, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun merupakan salah satu dari 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat. Indicator ini dianjurkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dalam rangka meningkatkan hidup sehat.

ket dari kiri ke kana :Indra Herlambang, Eva Arisuci Radjito, dan dr Koesmedi Priharto

ket dari kiri ke kana :Indra Herlambang, Eva Arisuci Radjito, dan dr Koesmedi Priharto

Pendapat ini pun didukung oleh Lifebuoy yang baru saja merayakan 70 juta tangan Indonesia sehat. Pencapaian ini merupakan hasil dari edukasi dan sosiliasai yang berkelanjutan dari program gerakan 21 hari. Menurut Eva Arisuci Rudjito, Head of Marketing Skin Cleansing and Body Care PT Unilver Indonesia, hingga tahun 2015 pihaknya telah mengajak berbagai lapisan masyarakat untuk ikut gerakan ini.

Beberapa di antaranya adalah 50 rumah sakit, 15.430 sekolah dan organisasi PKK di 34 provinsi di seluruh Indonesia yang diaplikasikan dalam bentuk School Programmed an mampu menjangakau 14.045.415. siswa dan tenaga pengajar. Selain itu ada juga Mother’s Program yang menjangkau 65.703.775 perempuan dan hospital programme yang menjangkau 3.250 petugas kesehatan.

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan brand sabun mandi dan cuci tangan ini tidak berhenti di situ. Ia dan Nia Dinata berkolaborasi dalam memuat film berjudul Bitobe yang mengangkat kehidupan masyarakat di desa Bitobe, kabupaten Kupang, di Nusa Tenggara Timur. Film ini menceritakan bagaimana masyarakat di sana kekurangan air, terutama pada musim kemarau.

Menurut Eva, anak-anak di sana berjalan 1 hingga 2 jam untuk mencapai sekolah mereka. Selain itu mereka juga membawa tampungan air. Nantinya air itu akan digunakan untuk kebutuhan mereka disekolah, misalnya untuk buang air kecil. ”Setelah itu pun nanti di perjalanan pulang mereka akan kembali mengambil air untuk kebutuhan dirumah,” lanjutnya.

Melihat hal tersebut Lifebuoy pun berinisiatif untuk menyisihkan sebagian dari penjualan Lifeboouy untuk membuat penampungan dan saluran air bersih. Total dana yang terkumpul mencapai Rp 700 juta, dan digunakan untuk membuat saluran air disekolah dan tampungan air.

Bagi wanita yang kerap disapa Uci ini, film Bitobe merupakan salah satu upaya Lifebuoy dalam mengenalkan hidup sehat. Sebelumnya, warga desa kerap kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Banyak warga yang terserang diare, dan infeksi saluran pernapasan. Pada anak dibawah usia 5 tahun, penyakit ini dapat berdampak pada kematian.

Namun, film ini bukan berarti akhir dari kampanye hidup sehat. Karena desa seperti Bitobe, jumlahnya masih sangat banyak. Selain itu perkembangan zaman membuat pihaknya harus selalu memikirkan metode baru untuk memeperkenalkan gaya hidup sehat. “Setiap tahun lahir bayi-bayi baru dan kami juga mulai menemukan banyak tempat seperti desa Bitobe. Oleh karena itu tentunya usaha ini tidak akan berhenti disini saja. Masih banyak hal-hal lain yang akan kami lakukan,” dia menegaskan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved