CSR Corner

Mengenal Lebih Dekat KBA di Pulau Pramuka

Sudah sejak 2015 Pulau Pramuka menjadi bagian dari program Kampung Berseri Astra (KBA). Grup Astra mengajak para blogger, media dan karyawannya melihat langsung bagaimana pelaksanaan program tersebut di pulau yang dikenal sebagai lokasi eko wisata di Jakarta ini, sekaligus mengikuti workshop lingkungan hidup.

Dalam kegiatan yang dilaksanakan pada 27-28 September di Pulau Pramuka ini, rombongan diajak melihat apa saja yang dilakukan warga Pulau Pramuka menuju kampung yang mandiri. Mengingat Pulau Pramuka lekat dengan isu lingkungan, para peserta diajak mengenal lebih dekat kemandirian warga dalam mengatasi masalah lingkungan.

Kegiatan dimulai dari melihat Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang dibangun oleh Grup Astra pada 2015. Di sini terlihat bagaimana pilar pendidikan dalam program CSR yang dijalankan grup bisnis yang didirikan oleh William Soeryadjaya ini.

RPTRA yang diberi nama Tanjung Elang Berseri ini luasnya 1.300 m2 dengan fasilitas fasilitas umum di luar ruangan seperti lapangan futsal & voli pantai, Taman Interaktif, Taman Gizi, Arena Bermain Anak dan Kolam Gizi.

Juga dilengkapi dnegan fasilitas di dalam ruangan berupa ruang serba guna, ruang pengelola, ruang laktasi dan KB, PKK Mart dan Perpustakaan. RPTRA ini dibangun sejak akhir 2015 dan diresmikan Gubernur Ahok pada 2016 dengan bentuk menarik yang menjorok ke laut. RPTRA Tanjung Elang Berseri merupakan satu-satunya RPTRA Astra yang dibangun di wilayah kepulauan.

Kemudian diajak berkeliling melihat bagaimana lingkungan membangun kemandirian menjadi masyarakat yang lebih sejahtera. Dalam hal kesehatan, sebagai pilar lain program CSR Astra yang komprehensif, terlibat dalam pembinaan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu untuk Penyakit Tidak Menular) dilakukan.

Peserta juga diajak melihat bagaimana warga mengembangkan sayuran hidroponik di halaman rumahnya, sebagai bagian dari pilar lingkungan dan kesehatan. Dari sini masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sayuran sehat sehari-hari dari halaman sendiri sebagai pemenuhan gizi yang lengkap. “Kami juga dibantu membangun alat tadah air hujan. Memang sekarang sudah ada air PAM, alat ini membantu kami saat kekeringan,” ujar salah satu warga.

Isu lingkungan sangat dekat dengan Pulau Pramuka, dengan banyaknya sampah plastik yang ditemukan di laut hingga mampir ke pulau ini. Sampah plastik dan kertas diolah menjadi sovenir cantik, eco brick, sedangkan sampah daun diolah menjadi pupuk. “Sovenir dan eco brick kami banyak permintaan, bahkan sampai ke Belanda,” kata Mahariah, local champion yang dipilih Astra dalam gerakan KBA di Pulau Pramuka.

Menurut salah satu ibu rumah tangga yang ditemui di sana, satu eco brick dengan berat diatas 600 gram bisa dihargai Rp 3000. “Suami saya di waktu senggang membuat eco brick, yang bisa digunakan sebagai bahan tambat kapal berlabuh di tengah laut tanpa merusak karang, juga bisa dijadikan sebagai bahan bangunan,” jelasnya. Selain itu peserta diajak melihat bagaimana penyelamatan penyu sisik, penanaman mangrove dan membuat eco brick dari botol plastik.

Menurut Boy Kelana Soebroto, Head of Corporate Communications, Grup Astra dalam setiap pemilihan KBA, terlebih dahulu dilakukan social mapping seperti bagaimana kondisi masyarakat, apa yang dibutuhkan, dan apakah ada tokoh penggeraknya (local champion).

“Kami orang luar, untuk masuk ke dalam suatu wilayah, harus ada yang mau menjalankan atau local champion yang mau menjalankan program komprehensif dari Astra yang menyangkut empat pilar yaitu pendidikan, kesehatan, kewirausahaan dan lingkungan,” jelas Boy di Pulau Pramuka (28/09/2018).

Mahariah, seorang guru sekolah dasar berusia 49 tahun kelahiran Pulau Panggang, Kepulauan Seribu yang merupakan tokoh masyarakat yang berpengaruh dan dipercaya dapat mendorong warga lainnya untuk mengatasi berbagai persoalan sampah dan masalah lingkungan, ekonomi dan sosial lainnya.

Sejak 15 tahun lalu, Mahariah bersama tim kecilnya mengembangkan program ekowisata, yaitu program pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengedepankan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta pendidikan.

Seiring dengan kegiatan positif Mahariah dan kelompoknya, Astra memfasilitasi berbagai kegiatan pembinaan yang mengacu pada empat pilar kontribusi sosial Astra yang berkelanjutan, yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan dan kewirausahaan yang kemudian dicanangkan menjadi Kampung Berseri Astra Pulau Pramuka pada tahun 2015.

Dalam mengembangkan 77 KBA di 34 Propinsi, termasuk di Pulau Pramuka, Boy menegaskan Astra tidak memberikan dana uang tunai. “Kami memberikan pelatihan dan alat bantu untuk mereka lebih mandiri,” tuturnya.

Tiap kampung mempunyai tema yang berbeda. Di Pulau Pramuka masalah utamanya adalah lingkungan, banyaknya sampah plastik ke pulau ini yang terbawa laut maupun sampah produksi rumah tangga. Lalu di Desa Tanon, Semarang terkait dengan wisata. Ada lagi di Surabaya, desa tempat pembuangan akhir sampah, pendekatan kewirausahaan dengan pembuatan jus markisa.

“Harapannya mereka bisa mandiri, dengan pengukurannnya dari mau maju bersama-sama. Jangan sampai tokoh penggerak berjuang sendiri, bukan hanya segelintir orang saja,” katanya.

Boy melanjutkan apa yang dikerjakan Astra dalam KBA bersifat komprehensif dengan berpatokan pada empat pendidikan, kesehatan, lingkungan dan kewirausahaan. Masyarakat harus merasakan pada apa yang digerakkan Astra melalui KBA.

Setiap KBA dilakukan evaluasi, menurut Boy khusus di Pulau Pramuka, sebelum dan sesudah program dijalankan cukup signifikan perbedaannya. Ada kriteria yang menjadi patokan KBA dianggap mencapai target yang diharapkan. Mulai dari belum terlalu aktif hingga dianggap cukup mandiri. KBA di Pulau Pramuka ini termasuk yang cukup mandiri.

“Kami di Astra melakukan penilaian secara berkelanjutan, agar mereka termotivasi untuk bisa maju. Ada apresiasi-apresiasi yang kami berikan agar bisa maju,” tuturnya. Apresiasi bisa berupa alat agar bisa menjalankan fungsinya, misalnya pada program biogas, disiapkan tabungnya dan infrastrukturnya.

“Sekali lagi Astra tidak memberikan fresh money tapi dengan pendidikan dan bimbingan, membantu alat namun tetap ingin mewujudkan kemandirian masyarakat sesuai dengan tujuan Astra yaitu Sejahtera Bersama Bangsa. Dalam pelaksanaan KBA kami ada tim Environment & social responsibility yang melakukan evaluasi seluruh KBA, sedangkan di daerah dibantu evaluasinya oleh 31 tim koordinator Grup Astra, yang menjadi perpanjangan Astra di daerah,” paparnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved