CSR Corner

Nathan Ciptakan Handycapables untuk Marketplace Disabilitas

Para penyandang disabilitas sedang membuat karya untuk dipasarkan di Handycapables.com.

Sudah banyak e-commerce, marketplace atau situs belanja daring yang meramaikan jagat digital. Mayoritas dari situs tersebut memiliki target bisnis atau profit oriented. Berangkat dari keprihatinan itu, ada seorang pelajar yang peduli dengan mereka yang kurang beruntung, yaitu penyandang disabilitas.

Adalah Nathan Bradley Wangidjaja, pelajar yang duduk di bangku kelas 12 SMA Pelita Harapan, Tangerang, Banten berhasil membuat marketplace untuk para difaabel sejak tahun 2018. Jadi, waktu e-commerce ini dibesut Nathan masih kelas 10 SMA. “Marketplace ini bermula dari proyek tugas sekolah,” tutur Nathan membuka cerita. Proses pembuatan webnya sekitar 8 sampai 10 bulan, sedangkan ugrade data/fitur membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 bulan.

Kemudian, pemuda kelahiran 11 November 2002 ini memperbaiki marketplace tersebut, meng-upgrade dan menamakan Handycapables.com. Ini adalah situs belanja online sebagai wadah untuk promosi produk karya penyandang disabilitas. Mengapa difabel? “Karena saya terinspirasi saat jalan-jalan di Singapura melihat adanya penyandang disabilitas yang butuh bantuan,” ungkap Nathan tentang alasan Handycapables.com. ditujukan untuk difabel.

Apalagi, lanjut Nathan, di Indonesia banyak penyandang disabilitas. Jadi, marketplace khusus ini pasti dibutuhkan. Ada 37 juta penyandang diasbilitas di Tanah Air atau 14% dari total penduduk Indonesia. “Saya harapkan Handycapables.com bisa menjangkau difabel di seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua,” ujar pehobi programming, bidang Teknologi Informasi dan olahraga sejak bola ini.

Dalam kacamata Nathan, penyandang disabilitas ini memiliki kemampuan tidak kalah dengan orang normal. Namun, mereka terkendala tidak mempunyai akses atau wadah untuk mempromosikan hasil karya atau barang-barang produksi mereka. Jadi, Handycapables.com hadir untuk membantu mereka.

“Sebetulnya tidak ada persyaratan khusus untuk bergabung dengan Handycapables.com. Yang pasti orang tersebut harus memiliki produk atau karya yang bisa dijual. Kami juga tidak ada rencana untuk memasang produk dari non difabel atau orang umum,” Nathan menegaskan.

Dalam mencari difabel untuk bekerja sama, Nathan mendatangi beberapa yayasan terlebih dahulu. Ia memberikan proposal dan penjelasan tentang Handycapables.com sebagai sebuah kesempatan untuk mempromosikan produk. Dia juga memberikan training untuk pengurus yayasan terkait teknik memotret produk dan cara upload di marketplace. Selanjutnya pengurus yayasan yang akan melanjutkan mengarakan ke para angota disabilitas.

Penyandang disabilitas ini memiliki kemampuan tidak kalah dengan orang normal. Namun, mereka terkendala tidak mempunyai akses atau wadah untuk mempromosikan hasil karyanya.

“Misi Handycapables.com murni kegiatan sosial. Saya tidak mengambil keuntungan sedikit pun. Jadi, bagi para difabel bisa menjual produk-produknya di marketplace yang saya buat tanpa dipungut biaya alias gratis. Untuk transaksi jual beli biasanya menggunakan rekening masing-masing yayasan,” jelasnya. Dia berharap, situs marketplace ini dapat membantu para penyandang disabilitas memperbaiki ekonomi dan kehidupanya agar tidak kalah dengan orang-orang pada umumnya.

Adapun produk yang dibuat para penyandang disabilitas beragam. Mulai dari tas, pot bunga, masker, dan kerajinan tangan lainnya. Harganya mulai Rp10 ribu hingga Rp100 ribu per unitnya. Para difabel yang tergabung di yayasan-yayasan tidak hanya berasal dari Jakarta, tapi juga Tangerang, Semarang dan menyusul kota-kota lain di Nusantara.

Di awal operasional Handycapables.com pun tidak gampang untuk mendapatkan partner yayasan difabel atau individu penyandang disabilitas agar berpartisipasi. Namun, dalam perkembangannya, kini sudah ada 9 yayasan yang bergabung. Kesembilan yayasan itu adalah Precious One, Cheshire Indonesia, Yayasan Penderia Anak Cacat (YPAC), Able Art, Yayasan Guna Bangsa, Difabelzone, Gesyal, Spectra Tunas Indonesia dan yang terbaru adalah Rumah Kinasih.

Precious One adalah salah satu yayasan pemberdayaan disabilitas yang berdiri sejak 2004. Ratnawati Sutedjo selaku Pendiri Precious One, mengaku kagum dengan Nathan yang mendirikan Handycapables.com. “Ketika dikontak Handycapables saya kagum dengan kiprah anak muda yang peduli disabilitas. Saya langsung menerima dan ingin kerja sama dan berkomitmen,” Ratna menegaskan.

Menurut Ratna, Handycapables.com menjadi salah satu wadah difabel yang sebelumya tidak ada. Biasanya marketplace menawarkan berjualan daring campur antara difabel dan umum. “Ketika saya muda, tidak mengenal dunia disabilitas sampai saya kerja, jatuh sakit, dan dari peristiwa itulah saya diingatkan untuk mengenal dunia disabilitas,” tutur Ratna mengenang. Artinya, anak muda zaman sekarang juga akan belajar tentang daya juang, semangat, karena penyandang disabilitas pun hidupnya penuh dengan perjuangan dan menolak untuk dikasihani.

Ke depan, Nathan belum puas dengan situs marketplace Handycapables.com. Untuk itu, sulung daru dua bersaudara ini siap menyempurnakan di masa yang akan datang dengan fitur yang lebih canggih dan user firendly. “Harapan saya di 2021 dan tahun-tahun berikutnya, makin banyak difabel dan yayasan di seluruh Indonesia yang bergabung dan akses difabel ke perekonomian makin meningkat, serta Handycapable.com makin dikenal masyarakat,” katanya berharap dengan nada optimistis.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved