CSR Corner

Paragon Technology and Innovation: Gelontorkan Rp 40 Miliar untuk Bantu Atasi Pandemi

PT Paragon Technology and Innovation (PTI), yang dikenal sebagai produsen brand kosmetik Wardah, termasuk perusahaan yang tanggap sosial terhadap musibah pandemi Covid-19. Diam-diam, PTI telah menggelontorkan Rp 40 miliar untuk membantu penanggulangan dampak pandemi Covid-19 melalui serangkaian aksi nyata. Program bantuan pun dikelola dengan serius, termasuk dengan menyiapkan sumber daya manusia dan organisasi di dalam perusahaan untuk menyukseskan program tersebut.

“Dari awal kami dapat info banyak terjadi kekurangan sumber daya, baik dari alat uji, alat penunjang pemulihan pasien Covid, alat pelindung diri (APD), bahkan sempat terjadi kelangkaan hand sanitizer, baik di institusi kesehatan maupun satuan pelayanan publik. Dari sana kami lalu bergerak membantu dengan sumber daya kami,” A. Miftahuddin Amin, EVP and Chief Administration Officer PTI, menjelaskan.

Sejak awal, tim PTI bergerak ke objek-objek vital, seperti rumah sakit rujukan Covid-19, dan berusaha membantu (berkoordinasi) dengan mereka. Bahkan, juga berkolaborasi dengan WeCare.id untuk penyaluran APD ke seluruh rumah sakit di Indonesia.

“Kami membuka diri untuk institusi yang merasa memerlukan bantuan dan ingin menjangkau kami secara langsung. Sumbangan yang kami lakukan lebih bersifat natural, merespons kondisi dan kebutuhan masyarakat, sehingga bentuk sumbangannya cukup beragam,” kata Miftahuddin.

Hingga kini sumbangan telah tersampaikan ke 174 institusi, terdiri dari rumah sakit (rujukan dan nonrujukan Covid-19), fasilitas kesehatan nonrumah-sakit, lembaga riset, fasilitas pelayanan umum, lembaga pendidikan, rumah ibadah, lembaga sosial, dan komunitas. Bentuk sumbangannya beragam, mulai dari alat uji (seperti RT-PCR/qPCR), alat penunjang pemulihan pasien (ventilator, bedside monitor, infuse pump, syringe pump, EKG 12 Channel, mobile X-ray, air purifier, isolation trasport, optiflow), hingga alat pelindung diri (masker, overall gown/hazmat).

Untuk menjalankan aksi giving ini, PTI memang secara by design membentuk tim khusus beranggotakan karyawannya dari berbagai level. Sesaat setelah pemerintah mengumumkan keadaan darurat pandemi Covid-19, PTI langsung sigap membentuk Crisis Management Team (CMT) di internal perusahaan. Dikepalai Miftahuddin, tim ini beranggotakan semua Executive Committee Paragon Corp dan perwakilan seluruh area, baik di kantor pusat, distribution center, maupun pabrik.

Tim ini ditujukan untuk membantu karyawan internal yang jumlahnya 10.000 orang dan stakeholders sekitar. CMT juga mendorong agar tiap karyawan berperan sebagai agent of change dengan mengedukasi keluarga, pelanggan, ataupun lingkungan di mana mereka tinggal.

Setelah CMT terbentuk, perusahaan pun bergerak dengan cepat memberikan berbagai sumbangan ke para penerima manfaat. “Kecepatan penyaluran terjadi karena kolaborasi yang sangat baik, baik di internal maupun dengan lembaga eksternal. Dari sisi internal, kami membentuk task force khusus, yang terdiri dari Tim CSR dan Tim Supply Chain,” kata Miftahuddin.

Tim task force itu diketuai VP Research and Development Paragon, dr. Sari Chairunnisa Sp.KK. Anggotanya cukup beragam, dari middle management (manajer, kepala departemen), executive, officer, hingga operasional. Jumlah anggota tim Paragon yang terlibat lebih dari 20 karyawan, yang bertugas dari mengumpulkan informasi kebutuhan yang ada, menyediakan/sourcing kebutuhan, hingga menyalurkannya.

Pada program ini, Tim CSR bertugas mempersiapkan dan melaksanakan program, sedangkan Tim Supply Chain bertugas untuk sourcing bahan baku, alat-alat kesehatan, dan berbagai kebutuhan lainnya untuk disumbangkan. Yang unik, ada juga karyawan yang untuk sementara dialihtugaskan dari pekerjaan rutinnya karena keahliannya dibutuhkan untuk membantu aksi ini. Tentu saja, mereka juga ditugaskan untuk mengontrol dan memastikan bahwa sumbangan memang sampai ke target penerima manfaat.

Yang juga menarik, rupanya aksi PTI tak hanya di sektor kesehataan. Manajemen PTI yakin bahwa masyarakat tak hanya terdampak dari sisi kesehatan, sehingga kemudian perusahaan ini juga membuat program terkait pendidikan dan ekonomi.

“Pada pertengahan 2020 Paragon juga mengupayakan bantuan yang dapat mendukung di dunia pendidikan, menyasar anak didik maupun lembaga, dengan mengadakan bantuan gawai untuk mendukung pembelajaran jarak jauh,” kata Miftahuddin.

PTI juga mengadakan Wardah Inspiring Teacher dengan peserta lebih dari 1.000 guru dari seluruh Indonesia. Tujuan kegiatan ini, mendukung guru-guru Indonesia dan kampus perguruan tinggi untuk beradaptasi dengan kondisi pembelajaran jarak jauh.

Tak hanya itu. Di tahun 2021 Paragon meluncurkan program pelatihan kewirausahaan dan pendampingan untuk peningkatan pendapatan, antara lain melalui Paragon Beauty Partner. Program ini memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memiliki penghasilan tambahan atau alternatif usaha menjadi reseller produk-produk Paragon. “Melalui program ini, kami fokus pada empowering dan enabling masyarakat terdampak untuk bisa bertahan, bangkit, dan tumbuh di era yang baru ini,” kata Miftahuddin.

Terkait dampak program yang sudah dijalankan, manajemen PTI mengakui pihaknya belum melakukan perhitungan dari sisi index of impact. Namun, pihaknya sudah bisa melihat adanya perubahan ke arah yang lebih baik dari penerima manfaat bantuan Paragon.

“Kami juga memastikan setiap bantuan yang kami berikan adalah apa yang diperlukan penerima manfaat. Dan, kami pastikan bantuan tersebut sampai pada yang membutuhkan dan dipergunakan dengan baik,” Miftahuddin menegaskan.

Sudarmadi & Anastasia A.S.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved