CSR Corner

PERSI Gandeng Lifebuoy Edukasi Cuci Tangan Sehat

PERSI Gandeng Lifebuoy Edukasi Cuci Tangan Sehat

Kebersihan tangan mampu menurunkan berbagai penyakit dan risiko lainnya. Menurut dr. Sri Rachamni, Mkes, MHKES., Sekretaris Jendral Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia, perilaku mencuci tangan mampu menurunkan infeksi diare pada anak di bawah usia 5 tahun sebanyak 5.5%.

Eva Arisuci Rudjito, Head of Marketing Skin Cleansing PT Unilever Tbk ( kedua dari kiri) dan dr Sri Rachmani, Sekretaris Jendral PERSI (Kedua dari kanan)

Eva Arisuci Rudjito, Head of Marketing Skin Cleansing PT Unilever Tbk ( kedua dari kiri) dan dr Sri Rachmani, Sekretaris Jendral PERSI (kedua dari kanan)

Perilaku hidup sehat ini juga mulai meningkat di kalangan masyarakat dan medis. Hal ini terlihat dari tahun 2007 sampai 2013 terjadi peningkatan perilaku mencuci tangan untuk anak berusia 10 tahun sebanyak 23.8%. Menurutnya, edukasi mencuci tangan juga harus digalakkan di rumah sakit, terutama baik untuk pegawai klinis maupun non-klinis. Saat survei akreditasi, sebuah rumah sakit harus bisa mensertifikasi cuci tangan untuk seluruh petugas yang ada di dalamnya. Ini dilakukan untuk menjamin perilaku kebersihan yang ada di rumah sakit.

Dokter misalnya, memiiki beberapa momen membersihkan tangan yang wajib dilakukan. Pertama, saat keluar kamar pasien, sebelum dan setelah memeriksa pasien, serta setelah bersinggungan dengan cairan dari tubuh pasien. Oleh sebab itu, di setiap kamar pasien disediakan handrub (cairan pembersih tangan) untuk menjaga kebersihan tangan.

Di rumah sakit Dharmais, kegiatan hand hygiene di bawah Panitia Pengendalian Infeksi (PPI) mampu mengurangi Ventilator Acquired Pneumonia (VAP) sebanyak 79.6% tahun 2015. Salah satu kegiatan hand hygiene tersebut adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh pasien. Menurut Sri Rachmani, setiap rumah sakit memiliki indikator sendiri mengenai penurunan tersebut dan berapa persen penurunan infeksi yang terjadi dengan mencuci tangan.

Tenaga medis diharapkan bisa memberikan contoh yang baik mengenai kebiasaan mencuci/membersihkan tangan baik saat bekerja maupun tidak. Kebiasaan ini akan membuat mereka mengedukasi orang-orang terdekat terutama pasien mengenai perilaku mencuci tangan. Di lingkungan rumah sakit kegiatan mencuci tangan wajib diberitahukan kepada pasien dan penunggu pasien.

Kegiatan mencuci tangan wajib diberitahukan perawat kepada keluarga pasien, sehingga saat masuk dan keluar kamar inap mereka dalam keadaan bersih. Untuk mengedukasi masyarakat, Sri Rachmani mengaku tak bisa bekerja sendiri, sehingga Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) bekerja sama dengan Lifebuoy dalam mengedukasi masyarakat dari sisi rumah sakit mengenai manfaat dari mencuci tangan.

Pada 2015 Lifebuoy telah menjangkau 70 juta masyarakat, di 70 kota di 16 provinsi. Kegiatan yang dilakukan antara lain penyuluhan dan pelatihan di Posyandu kepada ibu-ibu PKK di 34 provinsi. Selain itu mereka juga mengedukasi 300 ribu tenaga kesehatan rumah sakit di 12 provinsi.

“Kerja sama ini kami lakukan melihat tingginya edukasi cuci tangan di kalangan masyarakat dan tenaga medis serta non medis di rumah sakit. Oleh karena itu, kami mulai bekerja sama dengan PERSI dan membuat program-program edukasi, yang didukung juga oleh ibu-ibu PKK, Posyandu, dan 55 ribu dokter kecil,” jelas Eva Arisuci Rudjito, Head of Marketing Skin Cleanser PT Unilever Tbk.

Eva menargetkan 100 juta masyarakat baik dari kalangan medis maupun non-medis yang teredukasi di tahun 2020. Selain itu komitmen edukasi ini juga ditunjukkan melalui hari cuci tangan sedunia yang jatuh pada 15 Oktober 2016. Ia menargetkan 300 ribu partisipan masyarakat untuk membantu edukasi tersebut. “Kami sudah mulai sejak Oktober ini di car free day dan mendapat 87 partisipan dan kami optimis bisa mencapai target,” kata Eva.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved