Marketing CSR Corner Trends

SGC Dukung Pameran Srihadi Soedarsono

Srihadi Soedarsono dengan salah satu karya lukisannya

Sugar Group Companies (SGC) yang membawahi beberapa merek yaitu Gulaku dan JJ Royal, kembali mendukung gelaran pameran tungggal dan peluncuran buku pelukis yang juga pejuang 1945: Srihadi Soedarsono. Pameran kali ini mengambil tema “Man x Universe” yang digelar di Galeri Nasional Indonesia 11 Maret-9 April 2020.

“Pameran tunggal “Srihadi Soedarsono- Man x Universe” merupakan kerja sama Sugar Group Companies dengan Srihadi Studio ,” ujar Gunawan Jusuf, Presiden Direktur SGC.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang hadir pada peluncuran pameran tunggal yang menampilkan 44 lukisan yang diproduksi sejak 2016-2020 itu mengatakan bahwa pameran ini bertepatan dengan 75 tahun Indonesia merdeka pada tahun ini. “Pak Srihadi m selain pelukis juga merupakan pejuang 45,” imbuhnya.

Pria yang akrab disapa ET ini juga mengapresiasi yang dilakukan oleh SGC yang memilih salah satu langkah CSR (corporate social responsibility) bidang seni yang dengan konsisten mendukung seniman besar unjuk karya-karyanya. Srihadi melalui karya-karya yang menampilkan kekayaan alam Indonesia, kondisi sosial bahkan hingga bencana banjir mengajak kita berkontemplasi pada kondisi sekitar. Ia juga mendorong BUMN untuk meningkatkan langkah social initiative-nya. “Kami rencananya akan meningkatkan alokasi CSR untuk lingkungan dari 1% menjadi 10% untuk BUMN,” ujarnya.

Kurator pameran ini Dr. A. Rikrik Kusmara, M.Sn., mengelompokkan karya Srihadi dalam empat rumpun besar, yakni Social Critics (Papua Series, Bandung Series, dan Field of Salt), Dynamic (Jatiluwih Series dan Energy of Waves), Human & Nature (Mountain Series, Tanah Lot Series, Gunung Kawi Series), Contemplation (Horizon Series dan Borobudur Series)

Karya-karya yang dipamerkan antara lain Horizon – The Golden Harvest (2018), Borobudur Drawing (1948), Borobudur – The Energy of Nature (2017), Mt. Bromo – The Mystical Earth (2017), Papua – The Energy of Golden River (2017), The Mystical Borobudur (2019), dan Jakarta Megapolitan – Patung Pembebasan Banjir (2020).

“Pameran Srihadi Soedarsono kali ini menginterpretasikan keindahan landscape Indonesia sebagai semangat spiritual atas rasa kemerdekaan dan kebanggaan berbangsa. Sebab landscape dalam perspektif Srihadi adalah tema yang lebih dalam dari sekadar lukisan pemandangan yang menghipnotis orang asing untuk datang berkunjung,” ujar Rikrik.

Rikrik juga menyebut pameran ini menggunakan pendekatan baru Srihadi dalam mengekspresikan landscape, sebab menampilkan metafora dan simbol yang cukup kompleks. Proses artistik tersebut tak lepas dari kondisi sosial politik Indonesia yang tensinya naik sepanjang 2016–2019, tahun-tahun Srihadi menghasilkan karya untuk pameran ini.

“Waktu saya kecil diajak kakek berkeliling melihat pemandangan, melihat sawah yang luas. Sekarang, sawah di belakang rumah sudah jadi rumah-rumah. Fenomena ini menjadi paradoks bagi negeri lumbung padi dan tambak garam tapi kekurangan padi dan garam sehingga harus impor,” ujar Srihadi pria kelahiran kelahiran Solo, 4 Desember 1931.

Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto mengungkapkan, Srihadi melalui karya-karyanya membuktikan bahwa ia adalah sosok seniman yang paripurna. Dengan ethic, emphatic, dan aesthetic, Srihadi menghidupkan karya-karyanya. Sebaliknya, karyanya pulalah yang menyemangati hidupnya, hingga ia tetap sehat dan aktif berkarya di usia senja. Keistimewaan Srihadi ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak generasi.

Bersamaan dengan pembukaan pameran, akan diluncurkan buku berjudul “Srihadi Soedarsono–– Man x Universe” yang membedah hubungan spiritual manusia, berikut siklus hidupnya, dengan alam semesta. Buku tersebut ditulis Farida Srihadi bersama budayawan Jean Couteau.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved