CSR Corner zkumparan

Sukses Berbisnis Berkat Rumah Belajar JICT

Sukses Berbisnis Berkat Rumah Belajar JICT
Suasana belajar di Rumah Belajar binaan JICT

Dengan ketekunannya memproduksi aneka produk berbasis sablon seperti kaus, mug, hingga topi, Arifin Efendi (23 tahun) kini sukses meraup omset hingga belasan juta rupiah saban bulan.

Arifin pun tanpa ragu terus mengembangkan sayap bisnisnya. Melihat banyaknya pesanan produk cetakan yang datang, dia mengembangkan lini produknya ke produk percetakan seperti neon box, stiker, brosur, surat undangan dan sebagainya. “Saya pikir kalau tidak diambil peluangnya, sayang sekali,” ujar anak sulung dari 5 bersaudara kelahiran Jakarta, 7 Juni 1995 itu.

Keberhasilan Arifin ini tak lepas dari semangatnya belajar program penyetaraan Kejar Paket C (SMA) di Rumah Belajar binaan Jakarta International Container Terminal (JICT) di Koja, Jakarta Utara, selama tiga tahun. Hingga akhirnya, dia memantapkan tekad menjadi pengusaha sablon dan percetakan usai meraih ijasah dan memegang prinsip “Lebih baik jadi kepala semut daripada buntut gajah”.

Saat bersekolah di Rumah Belajar binaan JICT itulah Arifin mendapat banyak ilmu keterampilan hingga latihan wirausaha. “Jadi dulu di 2012 itu SMA Negeri di Jakarta belum gratis. Sementara orang tua terbatas membiayai sekolah dan masih banyak adik yang butuh biaya. Jadi atas permintaan ibu, saya ikut saudara saya belajar di Rumah Belajar JICT Koja,” urai Arifin yang ayahnya merupakan pedagang kaki lima minuman ringan di Koja itu.

Arifin, mengaku awalnya minder belajar di Program Paket C, bukannya di SMA formal seperti teman-temannya yang lain. Namun, suasana belajar yang demikian nyaman, pembawaan tutor-tutor (guru) yang akrab hingga atmosfir kekeluargaan yang kental di Rumah Belajar JICT Koja membuat perasaan negatif itu hilang tanpa bekas. Ditambah lagi dia bisa menyalurkan bakat kreatifnya.

Sebagai milenial, Arifin juga ikutan tren memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produknya dengan membuka Facebook Fan Page, Instagram, WhatApps (WA) serta menyebar brosur ke umum. “Saya bikin brosur jadwal buka puasa dan imsak lalu disebarkan di masjid. Di bawah brosur saya cantumin nomor WA, akun FB dan Instagram,” ungkapnya.Zainal Abidin, Koordinator Program Rumah Belajar dari Yayasan Jala Samudra Mandiri, pengelola yang mendapat amanat JICT untuk menjalankan program Rumah Belajar, menjelaskan, selain program kesetaraan mata pelajaran umum, di tempatnya juga terdapat berbagai program keterampilan praktis yang bertujuan mengajarkan siswa didik untuk mandiri usai menyelesaikan paket penyetaraan.

“Di Rumah Belajar JICT terdapat program keterampilan perakitan dan reparasi komputer, pengolahan gambar dengan program Photoshop, keterampilan menyablon, hingga pelatihan wirausaha yang mendorong siswa untuk menjual produknya kepada masyarakat. Tujuan kita agar anak didik bisa menjadi lulusan yang mandiri selain siap untuk meneruskan pendidikan ke tahap selanjutnya,” ujar Zainal

Zainal menerangkan, Yayasan Jala Samudra Mandiri kini mengelola tiga Rumah Belajar JICT yang berlokasi di Kecamatan Koja, Cilincing dan Tanjung Priok, seluruhnya di Jakarta Utara, dengan ditenagai oleh 8 tutor di setiap unitnya. Fasilitas yang tersedia pun lengkap tersedia seperti ruang kelas, meja belajar, papan tulis, alat tulis, plus 10 unit komputer yang bisa dipakai praktik siswa serta berbagai peralatan pelajaran keterampilan maupun buku pelengkap mata pelajaran umum. “Fasilitas kami bisa lengkap karena seluruhnya dibiayai JICT. Kami sekarang mengelola 3 Rumah Belajar dan 15 kelas jauh. Sejak berdiri di 2007, total sudah 7 ribu lebih penerima manfaat Rumah Belajar JICT,” ungkap Zainal.

Arifin bangga bisa berbisnis, tak kalah dengan lulusan SMA formal. Tak lupa dia berterima kasih kepada Rumah Belajar JICT Koja yang telah membuka jalan bagi bisnisnya saat ini. “Saya bisa melatih keterampilan dan berbisnis karena di Rumah Belajar JICT Koja belajarnya fleksibel,” ujarnya.

Ke depan, Arifin akan memasuki bisnis konveksi. Diakuinya saat ini tengah mengumpulkan modal untuk membeli mesin jahit, bordir, mesin potong dan lainnya. “Sekarang lagi menabung untuk beli peralatannya. Saya yakin pasti bisa buka konveksi,” tegas Arifin.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved