CSR Corner Corporate Action

Tingkatkan Akses Air Minum, IFC Kucurkan US$ 85 Juta ke Moya Indonesia

Tingkatkan Akses Air Minum, IFC Kucurkan US$ 85 Juta ke Moya Indonesia

PT Moya Indonesia akan mendapatkan bantuan dana dari International Finance Corporation (IFC) sebesar US$85 juta supaya perseroan ini dapat meningkatkan akses kepada air minum yang aman bagi sekitar 1,8 juta orang yang tinggal di Tangerang.

“Tangerang memiliki 1,8 juta orang dengan sekitar 400 industri, tetapi hanya 30 ribu rumah tangga yang dapat menikmati air bersih. Investasi ini akan membantu kami meningkatkan akses ke air bersih dan mengatasi krisis air di kota ini,” kata Simon A. Melhem, Chief Executive Officer Moya Asia Limited di Jakarta, Senin (24/6).

PT Moya Indonesia merupakan anak perusahaan dari Moya Asia Limited, yang terdaftar pada Catalist, dewan kedua pada Singapore Exchange. Perusahaan ini telah menandatangani perjanjian 25 tahun dengan perusahaan air Indonesia, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Benteng, Kota Tangerang. “Ini untuk membangun, mengoperasikan dan akhirnya mentransfer sebuah sarana pengolahan air kepada pemerintah daerah setempat,” imbuh Simon.

Dukungan IFC dalam bentuk dana tersebut akan memungkinkan PT Moya Indonesia untuk meningkatkan lebih dari empat kali lipat kapasitas sarana pengolahan airnya menjadi 168,480 cubic meter per hari dari 38,880 cubic meter per hari.

Investasi dari IFC tersebut pun akan dapat membantu perusahaan membangun jaringan distribusi yang akan menghubungkan sekitar 150.000 rumah tangga baru dan pelanggan dari kalangan industri untuk menjawab meningkatnya permintaan terhadap air bersih di Tangerang. Serta memungkinkan kota ini untuk mencapai millenium development goal (MDG’s) dalam memperbaiki akses pada air bersih.

“Akses ke air bersih merupakan kebutuhan paling mendasar dan bagian kunci dari pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Ini merupakan proyek air pertama IFC di Indonesia, dan mempromosikan pembangunan perkotaan adalah salah satu tujuan strategis kami di Indonesia,” ujar Sarvesh Suri, country manager IFC di Indonesia.

IFC berinvestasi senilai US$32 juta pada beberapa proyek infrastruktur di Indonesia, yang mana US$23 juta akan diberikan dalam bentuk pinjaman, dan US$8,7 juta diberikan dalam bentuk ekuitas. Selain dari investasi tersebut, IFC juga menggerakkan dana senilai US$28 juta dari PT Indonesia Infrastructure Finance, dan US$25 juta dari PT Sarana Multi Infrastruktur, sebuah lembaga keuangan milik pemerintah di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yang mendukung pendanaan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

IFC juga telah bekerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dalam menyediakan pendanaan dan investasi ekuitas pada beberapa perusahaan Indonesia. “IFC berinvestasi pada perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mendukung partisipasi mereka dalam pembangunan infrastruktur Indonesia dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan,” ungkap Sarvesh.

Sebagai informasi, IFC merupakan Kelompok Bank Dunia, yang bergerak pada pembangunan global terbesar yang berfokus sepenuhnya pada sektor swasta. Lembaga ini membantu negara-negara berkembang meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dengan membiayai investasi, memobilisasi kapital di sektor finansial internasional, serta memberikan jasa pendampingan teknis kepada perusahaan dan pemerintah. Pada tahun fiskal 2012, nilai investasi IFC mencapai US$20 miliar, yang merupakan nilai tertinggi dalam sejarah IFC, guna meningkatkan peran sektor swasta dalam menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong inovasi, dan mengatasi tantangan pembangunan yang paling kritis. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved