Editor's Choice

Aspek Lingkungan Menjadi Visi Summarecon Agung

Aspek Lingkungan Menjadi Visi Summarecon Agung

Perusahaan properti kerapkali dituduh oleh aktivis sebagai perusak lingkungan. PT Summarecon Agung Tbk pun mencoba meretas citra tak sedap tersebut. Lewat unit strategis KSO Summarecon Serpong, perusahaan properti yang sudah menancapkan kuku bisnisnya di Indonesia sejak tahun 1975 ini merebut posisi ke-6 di Indonesia Green Company Award 2013.

Johanes Mardjuki 1

Bagaimanapun juga, yang paling berpengaruh adalah komitmen sang presiden direktur (CEO). Nah, bagaimana Johanes Mardjuki, Presiden Direktur PT Summarecon Agung Tbk., menunjukkan komitmen itu? Apa dia sekadar menanam ratusan pohon? Ataukah melakukannya secara sadar sebagai bagian dari bisnis inti? Simak penuturannya kepada Rosa Sekar Mangalandum:

Sejauh mana Anda mendukung komitmen Summarecon Serpong untuk menjadi perusahaan hijau?

Saya sangat mendukungnya. Summarecon mempunyai visi dari tiga pilar, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ini bukan visi Summarecon Serpong saja, tapi Summarecon Agung secara keseluruhan. Lingkungan memang menjadi salah satu pilar kami. Ini mulai digalakkan sebagai bagian dari bisnis inti sejak kami mendeklarasikan visi baru, waktu ulang tahun ke-30. Itu tahun 2005.

Apa saja contoh konkret komitmen Anda sebagai CEO?

Dukungan terhadap program hijau dalam bentuk dana secara khusus tak ada. Namun, setiap kali kami akan melakukan pembangunan, pasti aspek hijaunya kami kaji lebih dulu. Apakah sudah memakai pendaur ulang air? Itu salah satu aspek yang dikaji meskipun Summarecon belum menghasilkan air daur ulang yang bisa dipakai mandi. Minimal, sudah bisa untuk meyiram tanaman.

Dari segi desain rumah dan gedung, itu benar-benar hemat energi.

Penghijauan juga. Dan penghuni Summarecon kami ajarkan pula agar benar-benar prihatin pada lingkungan. Salah satu contoh, kami tidak mengizinkan mereka pakai sumur pantek. Jadi, mereka harus pakai PAM.

Kebijakan perusahaan dalam pengelolaan air kerap dipertanyakan. Sehubungan dengan ini, apa kebijakan yang Anda buat?

Air makin lama makin terbatas. Jadi, semaksimal mungkin diupayakan memutar (mendaur ulang) air. Kami tidak keberatan keluar rupiah lebih tinggi untuk itu. Tidak saya lihat dari keuntungannya dulu, tetapi dari penghematan dulu, dari sudut penghijauan dulu.

Berapa besar investasi tahunan yang Anda alokasikan untuk pengelolaan lingkungan?

Aduh. Tidak ingat, ya. Angkanya tidak masuk. Persentase, tak ada yang saya ingat. Sepanjang angka yang diusulkan memang wajar dan bermanfaat untuk lingkungan benar bagus, kami pasti menyetujui. Namun, dari dewan direksi secara keseluruhan, bukan hanya saya, masalah itu merupakan prioritas.

Apa program peduli lingkungan yang sudah, sedang, atau akan Anda realisasikan di Summarecon Agung?

Kami sedang membangun perkantoran hijau (green office park). Itu benar-benar dirancang agar hemat energi. Pemakaian AC seminimal mungkin.

Nanti ada Scientia Business Park juga. Kami bikin taman yang besar juga di situ.

Manfaat uang secara langsung tak ada di situ. Kami malah keluar biaya. Tapi, tidak masalah. Dalam jangka panjang, orang akan menghargai itu akhirnya.

Untuk pengelolaan limbah, apa program yang sedang dijalankan?

Kalau untuk itu, kami memang bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Ada program daur ulang sampah. Kami mengumpulkan semua sampah, disetor ke sana. Merekalah yang akan melakukan daur ulang. Ini melibatkan binaan Tzu Chi karena dia juga bersifat sosial. Tidak ada uangnya.

Untuk pembangunan hotel di Jimbaran, Bali 2015 mendatang, apa konsep hijau yang Anda persiapkan?

Secara garis besar, meminimalkan penggunaan energi supaya tidak banyak yang terbuang jadi waste. Pohon-pohon juga ditanam.

Sekiranya bisa beraspirasi, apa bentuk dukungan yang Anda butuhkan dari pemerintah untuk menghijaukan perusahaan?

Di luar negeri, perusahaan properti sudah mendapat keuntungan dari situ (pengelolaan lingkungan). Mereka bisa mendapatkan kemudahan untuk going green. Kalau di negara kita, belum ada. Tapi, kami tidak mau menunggu sampai pemerintah memberikan itu.

CEO Summarecon Agung akan berganti. Bagaimana dengan tanggung jawab sebagai perusahaan hijau?

Karena itulah kami menaruhnya (pengelolaan lingkungan) dalam visi. Di situ long-lasting-nya. Dengan ditaruh di visi, siapa pun CEO-nya, ke-3 visi tadi terus berjalan. Itu dia: ekonomi, lingkungan, dan sosial. §


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved