Editor's Choice Youngster Inc. Self Employed

Bintang Dini Haryanto, Kembangkan Bisnis Fashion di Negeri Kincir Angin

Bintang Dini Haryanto, Kembangkan Bisnis Fashion di Negeri Kincir Angin

Bintang Dini Haryanto

Bintang Dini Haryanto

Satu lagi anak bangsa sukses berbisnis di negeri orang. Dialah Bintang Dini Haryanto yang mengibarkan bisnis fashion di Negeri Kincir Angin, Belanda. Dengan menggunakan merek Bien Collections, Bintang mengembangkan lini pakaian wanita mulai dari baju, dresses, one-pieces serta aksesori yang dikemas secara segar, penuh adventures, unik dan elegan yang sebagian besar bersentuhan dengan batik.

Bagi Bintang, batik bukanlah sekadar gambar di kain, tetapi sebagai identitas diri, identitas diri Jawa, yang dalam tiap lembar kainnya memiliki arti yang mendasar sebagai pencitraan kita sebagai orang Indonesia. Uniknya, ia tidak sekadar mendesain, tetapi juga menganalisis tren fashion yang ada sehingga tidak membuat batik terlihat kuno, tetapi bisa disandang oleh wanita-wanita modern yang stylish dan trendi. Selain mengusung keunikan pada desainnya itu, Bien juga sering mengikutsertakan produknya dalam sejumlah pergelaran busana seperti Milan Fashion Week/Show.

Wanita kelahiran Solo 11 September 1986 ini memutuskan berbisnis di Belanda setelah ia merampungkan kuliahnya pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Institut Teknologi Bandung. Kemudian, ia melanjutkan studinya di sebuah institut di Moda Burgo Milan, Italia. “Setelah menyelesaikan studi master fashion design di Milan, saya pindah ke Amsterdam untuk memulai bisnis,” kata wanita muda yang terlahir dari keluarga pengusaha batik di Solo ini. Bintang mengaku sejak kecil sudah dekat dengan bisnis mode.

Lalu, mengapa Amsterdam yang dipilih? “Karena Amsterdam pusat perdagangan Eropa. Selain itu, kemudahan dalam mendirikan bisnis bagi pengusaha muda dan transparansi dalam segala hal yang berhubungan dengan birokrasi membuat Belanda, khususnya Amsterdam, merupakan tempat yang tepat untuk memulai bisnis secara global,” ujarnya. Selain Amsterdam, pasar di negara di Eropa lainnya juga digarap. Bahkan, ia berencana setelah sukses di Eropa, akan mengadu peruntungan dengan menembus pasar Amerika.

Agar produknya bisa diterima di pasar global, Bintang sangat mengandalkan kualitas produknya. Menurutnya,Eropa adalah pasar yang terbatas, tidak seperti Asia, sehingga dari awal ia sadar bahwa Eropa bukan pasar yang cocok untuk mass production dan bersaing dengan harga semurah-murahnya. Namun karena krisis yang dialami di negaranya, mereka juga tidak mau membeli barang dengan harga yang terlalu mahal. “Sehingga, strategi yang selalu saya terapkan adalah menjual barang dengan harga di bawah harga yang seharusnya dengan kualitas dipatok. Pelanggan selalu puas dengan kualitas sebaik itu. Mereka bisa mendapatkannya dengan harga yang tidak seperti mereka kira,” katanya.

Hal tersebut membuat Bien bisa bertahan di pasar Eropa meski pasarnya belum begitu membaik setelah krisis.“Di Bien banyak pilihan, harga dan kualitas ya terjamin.The clothes are superb. Thanks for great services,” ujar Dorit Heryadi, pelanggan Bien yang merupakan orang Indonesia yang berdomisili di Belanda.

Bintang memang memiliki pemahaman yang mendalam siapa pelanggannya dan bagaimana cara memenuhi kebutuhanfashionmereka. Itu sebabnya, ia tidak hanya mendesain baju, tetapi juga memberikan solusi untuk para wanitaagar menemukan pakaian yang diinginkannya. “Ini adalah passion saya untuk membuat wanita merasa fun, chic, cantik dan percaya diri,” kata istri Farid Ghazi Suharjo ini.

Saat ini, produk yang sudah dijajakan di lima toko di Amsterdam ini telah membukukan omset Rp 70-100 juta per bulan sejak awal 2014. Pencapaian itu naik hingga 71% dibanding sebelumnya. Produk andalannya, yaitu Bien Spring/Summer 2013 dan Fall/Winter 13/14, mendapat sambutan yang baik di saat melakukan showcase tunggal Bien bersama Davidoff di Hotel Marriott Amsterdam pertengahan tahun lalu.

Hingga saat ini, pehobi fotografi ini belum berencana memasarkan produknya di Indonesia. Salah satu pertimbangannya, batik bukan lagi hal yang unik dan menarik perhatian bagi masyarakat di Indonesia.“Saya masih terhanyut pada misi awal saya membangun bisnis ini di luar negeri,” katanya.

Biyan Wanaatmadja, pengamat fashion, senang melihat minat luar biasa dari anak-anak muda Indonesia terhadap dunia kreatif. “Mereka sangat kreatif. Anything and everything is possible to be creative,” demikian komentarnya. Makanya, industri kreatif di Indonesia menjadi salah satu potensi yang luar biasa, bukan hanya di Asia tetapi di dunia. Hal itu karena orang Indonesia mendapatkan anugerah talenta yang luar biasa di bidang kreatif seperti fashion, musik dan kerajinan.(*)

Dede Suryadi dan Gustyanita Pratiwi

Riset: Sarah Ratna


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved