Editor's Choice Youngster Inc. Entrepreneur

Bisnis Penghilang Rambut Ala Fadly Sahab

Bisnis Penghilang Rambut Ala Fadly Sahab

Fadly Sahab, CEO Zap

Fadly Sahab, CEO Zap

Gairah untuk menjadi wirausaha membuat Fadly Sahab gemar mencoba aneka bisnis. Hingga akhirnya, bisnis hair removal alias penghilang rambut halus membuat peruntungan kelahiran 11 Agustus 1984 ini tumbuh lebat. Lulusan Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah Universitas Gadjah Mada itu kini memiliki sembilan gerai salon penghilang rambut halus Zap yang dibesutnya pada 2009.

Fadly tak menyangka bisnisnya bisa sesukses sekarang. Sebab, awalnya ia hanya menyasar segmen orang asing. Bisnisnya bermula dari pembicaraan dengan teman-temannya, yang salah satunya orang asing dari Australia. “Dia punya banyak rambut. Kalau di Australia, hair removal treatment sudah ramai sekali,” ujar CEO Zap ini mengenang peristiwa pada 2009.

Fadly yang sudah ngebet menjadi pengusaha lantas patungan dengan temannya untuk membeli mesin penghilang rambut seharga Rp 100 juta. Dia menerapkan layanan jemput bola, alias melayani dari rumah ke rumah bagi peminat jasanya. Lantaran modal cekak, ia meminjam mobil orang tuanya untuk membawa mesinnya.

Sekadar info, proses kerja Zap agak berbeda dari layanan penghilang rambut lainnya. Banyak jasa penghilang rambut menggunakan sistem waxing atau cabut bulu (plucking) yang lumayan menyakitkan. Adapun Zap menggunakan metode penyinaran ke daerah yang diinginkan, sehingga diklaim lebih nyaman. Sinar tersebut kemudian menjadi energi panas yang merambat hingga ke akar rambut, sehingga rambut halus bisa hilang secara permanen. Metode ini bisa digunakan untuk berbagai area tubuh seperti wajah, kaki, tangan, ketiak, sampai bikini line. Tarif layanannya mulai dari Rp 199 ribu hingga Rp 899 ribu untuk perawatan tunggal.

Omset di bulan-bulan pertama hanya sekitar Rp 2 juta, tetapi Fadly pantang mundur. Ia malah menggandeng sepupunya yang memiliki salon di Perumahan Mediterania, Pos Pengumben, Jakarta Barat, untuk mendirikan gerai Zap perdana dengan sistem bagi hasil. Selanjutnya, ia juga membesut situs web sendiri, sehingga ia bisa banyak bercakap-cakap dengan calon konsumen. Diakuinya, di masa awal, ia merangkap segalanya, mulai dari terapis, tukang angkut mesin sampai sopir. “Di awal, kami memang harus jadi superman, karena belum bisa merekrut pegawai,” ujarnya blak-blakan.

Peruntungannya ternyata segera berubah. Pada satu ketika , Fadly memutuskan menjajal beriklan melalui Facebook. Ternyata, sukses besar. Tak hentinya orang bertanya melalui Facebook mengenai Zap. Arus lalu lintas di situs webnya pun turut meroket berkat iklan tersebut. Omset dan labanya pun tumbuh. Sejak itu, ia terus membuka gerai hingga kini memiliki sembilan gerai. Lima gerai di Jakarta dan selebihnya berlokasi di Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. Meski demikian, hingga kini layanan datang ke rumah masih dipertahankan.

Uniknya, untuk promosi, Fadly menggandeng berbagai majalah kecantikan dengan sistem barter vocer layanan. Ia dengan jeli menyebar brosur berisi vocer layanan Zap di berbagai acara pameran vendor pernikahan, sampai konser musik. Ia memasang papan iklan di sejumlah titik strategis, mengikuti pameran pernikahan, mensponsori acara di kampus, hingga bekerja sama dengan blogger. Ia juga bekerja sama dengan Universitas Bina Nusantara dengan memberikan potongan 20% bagi mahasiswanya.

Fadly memang kreatif dalam memasarkan layanannya. Ia bahkan sampai menjaring agen pemasaran rahasia. Caranya, dengan menyebar brosur ke berbagai salon. Nah, jika brosur di salon itu digunakan oleh pengunjungnya, salon itu akan mendapat komisi penjualan.

Berdasarkan pertanyaan kepada pelanggan, ternyata jalur getok tular dan online merupakan penyumbang klien terbesarnya. “Dengan bertanya, kita akan tahu marketing mana yang tepat untuk diterapkan,” kata Fadly membagi rahasia bisnisnya.

Berkat kreativitas Fadly, Zap yang kini diawaki 100 karyawan mampu meraup omset hingga Rp 1 miliar/bulan. Targetnya, tahun ini dia harus bisa meraup 10 ribu kastemer per bulan, alias meningkat dua kali lipat dari jumlah tahun lalu.

Untuk mencapai target itu, sejumlah rencana sudah disiapkan. Di antaranya, ia tengah membuat aplikasi untuk Zap sehingga semua klien bisa booking melalui apps. Selain itu, ia menargetkan tahun ini semua pelayanan Zap ditangani dokter. “Untuk target jangka panjang, pada 2018 kami ingin buka 50 outlet di lima benua,” ungkapnya bersemangat.

Lina, salah seorang pelanggan loyal Zap yang ditemui SWA Online ketika tengah mengantre di gerai merangkap kantor pusat Zap di Rukan ITC Permata Hijau, mengaku tertarik menjajal Zap saat melihat jaminan permanent hair removal. “Saya tanya resepsionisnya, apa benar permanen dan berani dijamin. Mereka bilang, benar. Langsung saya coba,” tutur perempuan paruh baya yang mencoba layanan penghilang rambut kaki dan ketiak itu.

Hasilnya, sudah setengah tahun berlalu dan hingga kini Lina puas atas hasilnya. Ia pun kini telah mengambil paket layanan seumur hidup. Dengan begitu, ia gratis tak harus membayar lagi saat berkunjung. Saran Lina untuk Zap adalah menambah ruang layanannya sehingga pengunjung dadakantidak harus menunggu lama. “Kalau membuat appointment dulu, pasti dapat kamar. Tetapi, kalau dadakan, kadang-kadang pas penuh, akhirnya tidak dapat kamar,” ungkapnya. (***)

B O K S :

BIOGRAFI

Nama : Fadly Sahab

Lahir : 11 Agustus 1984

Pendidikan : S-1 Perencanaan Pembangunan Wilayah Universitas Gadjah Mada

Bisnis : Zap (penghilang rambut permanen), didirikan pada 2009

PENCAPAIAN

Memiliki sembilan gerai (lima gerai di Jakarta, selebihnya di Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya)

Meraih 5 ribu pelanggan per bulan

Meraup omset Rp 1 miliar per bulan

Destiwati Sitanggang dan Eddy Dwinanto Iskandar

Riset: Hana Bilqisthi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved