Editor's Choice Entrepreneur

Ini Sederet Target Kalla Group

Ini Sederet Target Kalla Group

Hadji Kalla adalah tonggak berdirinya Kalla Group di Makassar. Perusahaan milik keluarga Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang berdiri pada tahun 1952 ini kemudian menjelma menjadi pemain besar di bidang otomotif dan beberapa bidang lain.

“Strategi bisnis jangka pendek maupun jangka panjang senantiasa dievaluasi untuk memetakan kekuatan dan peluang peningkatan penjualan di bidang konstruksi, otomotif, energi, properti, industri, dan jasa transportasi,” kata Direktur Utama Kalla Group, Fatimah Kalla.

Hadji Kalla menjadi agen tunggal pemasaran mobil Toyota untuk daerah Sulawesi Selatan, Tengah dan Tenggara. Berkat prestasi yang dicapainya dalam penjualan kendaraan penumpang dan komersial, perusahaan ini sering memperoleh Triple Crown Award, dari Toyota Corporation, Jepang. Market Share-nya pun tertinggi melampaui wilayah lain di Indonesia.

Lini bisnis otomotif juga ditopang anak usahanya, PT. Intim Utama Mobil yang menjadi dealer mobil-mobil KIA dari Korea yang sangat kompetitif dari segi harga maupun kualitasnya.

Direktur Utama Kalla Group, Fatimah Kalla

Direktur Utama Kalla Group, Fatimah Kalla

Untuk memperluas jangkauan pasar sekaligus mengukuhkan kepemimpinan Hadji Kalla di bidang otomotif, perusahaan yang didirikan 22 November 1996 ini, membuka ruang pamer di Makassar (Sulawesi Selatan), Palu (Sulawesi Tengah), dan Kendari (Sulawesi Tenggara).

Bisnis importir dan dealer mobil Daihatsu dilanjutakan anak usahanya PT. Makassar Raya Motor bahkan ditambah dengan mobil Nissan. Daerah yang dilayani adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

“Pada tahun ini, kami ingin menguasai pangsa pasar di bidang otomotif hingga lebih dari 50% di wilayah kami,” kata Fatimah.

Pada tahun yang sama, Grup Kalla juga punya target bejibun. Seperti membangun smelter di Palopo untuk lini bisnis pertambangan, membangun Nipah Mal di Kota Makassar dengan konsep bangunan hijau di lini bisnis properti.

Untuk bidang energi, Grup Kalla pun siap membangun proyek-proyek PLTA yang telah mendapat perjanjian jual-beli listrik (PPA) dengan PLN, seperti PLTA Malea Toraja 180 MW, maupun yang dalam proses PPL dengan PLN yakni PLTA Kerinci Jambi 300 MW dan PLTA Poso Extension 90MW.

“Itu semua masuk dalam program 35.000 MW pemerintah tahap I. Kami usahakan dalam 3-4 tahun sudah selesai dibangun,” kata Fatimah.

Di bidang manufaktur dan agribisnis, lanjut dia, Grup Kalla juga sudah bisa mengoperasikan pabrik pengolahan biji kakao di bawah PT Kalla Kakao Industri di Kendari.

Dalam kearifan lokal masyarakat Bugis ada istilah Sipakatau-Sipakalebbi yang berarti saling menghormati, dan Sipatuwo-Sipatokkong yang berarti saling mendukung.

Keduanya menjadi bagian dari “Jalan Kalla” yang merupakan nilai-nilai perusahaan. Sipakatau-Sipakalebbi dalam nilai apresiasi terhadap pelanggan dan Sipatuwo- Sipatokkong dalam nilai aktif bersama. (Reportase: Tiffany Diahnisa)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved