Editor's Choice

Jusuf Kalla: Berinvestasi Sekarang Memegang Masa Depan

Oleh Admin
Jusuf Kalla: Berinvestasi Sekarang Memegang Masa Depan

Masalah politik kerap dibahas belakangan ini. Jelas saja, karena tahun ini adalah tahun diadakannya pemilihan umum baik untuk pemimpin negara dan wakil rakyat yang duduk di DPR, DPRD, hingga DPD. Banyak pihak yang masih menganalisa siapa kelak yang memimpin negara ini, yang bisa membawa roda perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik.

Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI, dalam pidatonya di acara ANZ Economic Outlook 2014, di Jakarta, Rabu (26/2/2014), mengutarakan sejumlah pesannya bagi pengusaha di Tanah Air. Pertama kali, dia menekankan bahwa penyelenggaraan pemilu di Indonesia selalu berjalan dengan aman. Keamanan penting ditekankan karena tentunya pelaku usaha membutuhkan rasa aman ketika dia berinvestasi di suatu tempat.

jusuf kallaSetelah itu, ia pun menyebutkan wejangan yang menarik untuk disimak para pengusaha. Simak penuturan Jusuf Kalla berikut ini.

Jangan khawatir, pemilu aman

Sering orang banyak khawatir tentang pemilu di Indonesia. Tetapi satu hal saya ingin sampaikan pemilu tahun ini, yang akan berlangsung dua bulan mendatang, itu pemilu yang ke-11 di negeri ini. Dan selama 10 pemilu sejak tahun 1955, waktu jaman Bung Karno, kemudian jaman Pak Harto, dan juga terakhir ini, semua pemilu itu aman. Tidak ada pemilu yang ribut. Hanya ada dua kejadian selama sepuluh pemilu, yaitu dulu di Jakarta, tepatnya di Lapangan Banteng (Jakarta) dan di Banjarmasin. Jadi dibandingkan dengan negara lain, apakah itu seperti di Filipina, India, Pakistan, jauh lebih baik pemilu kita dari segi keamanannya.

Yang (sering) timbul masalah justru pilkada karena pilkada itu head to head. Kalau pemilu banyak partai jadi tidak ada head to headnya. Jadi, umumnya berjalan dengan baik dan juga lebih dekat. Itu tentang segi keamanan.

Tiga hal yang berubah dalam ekonomi setelah reformasi

Kalau hubungannya dengan ekonomi kita pada dewasa ini. Pemilu selalu memberikan suatu harapan dan juga kekhawatiran. Anda tentu ingin mengetahui apa yang akan terjadi, siapa kira-kira yang mempunyai kesempatan untuk menjadi pemenang pemerintah, siapa yang akan menjadi presiden tentunya, yang kira-kira kebijakannya nantinya apa yang akan berubah atau tidak.

Setelah reformasi sebenarnya, ekonomi kita ada tiga hal yang berubah. Pertama, Indonesia sangat demokratis dari sebelumnya otoriter. Kedua, sangat otonomi. Desentralisasi dibanding sentralisasi. Ketiga, media yang sangat terbuka. Itu tiga hal yang kita lihat berubah. Karena itu, siapa pun yang nanti melaksanakan pemerintahan, tiga hal ini dia tidak bisa rubah karena ini fundamental yang sudah menjadi keputusan masyarakat keseluruhan untuk melaksanakan tiga hal ini.

Kebijakan ekonomi selalu ada kaitannya dengan politik

Kebijakan ekonomi selalu ada hubungannya dengan politik. Kalau pemerintahannya demokratis, maka ekonominya selalu ekonomi terbuka. Begitu juga kalau pemerintahannya otonomi, maka ekonomi juga menjadi sangat terbagi pengambilan keputusannya. Itu menjadi sangat fundamental dalam pengelolaan negeri ini.

Memang setiap pemerintahan di Indonesia tidak selalu mudah untuk melaksanakan kebijakan yang beragam, karena dua hal kekuatan pemerintah yaitu kebijakan dan APBN. Saya katakan tadi, kebijakannya tidak banyak bisa berubah karena aturannya begitu banyak. Kedua, APBN juga, apabila sekarang itu banyak terikat maka anggaran pembangunan menjadi tidak terlalu besar.

Apa yang menyebabkan pemerintah dewasa ini menjadi tidak bebas untuk berbuat? Tentu, kita tahu semua karena besarnya subsidi. Sekarang subsidi energi dan makanan saja sudah hampir 20 persen dari seluruh APBN kita. Sudah mendekati sebenarnya suatu negara yang sedikit sosialis, mungkin banyak sosialis malah. Subsidi yang besar menyebabkan pemerintah tidak bisa bergerak terlalu banyak, sehingga infrastruktur pun kurang. Itu akibat pemerintah tidak punya banyak kesempatan berbuat akibat keterbatasan ruang anggaran, karena besarnya anggaran yang tidak perlu yaitu subsidi, dan juga birokrasi yang terlalu panjang.

Pemerintahan baru harus lakukan ini

Maka siapa pun yang menang pemerintahan yang akan datang, maka dia harus membebaskan kebijakannya yang lebih berpihak pada pertumbuhan yang ekonomi. Sering orang bertanya kepada saya, “Apa prioritas pemimpin bangsa ke depan?” Saya mengatakan, “Tidak ada prioritas. Kenapa? Karena semua prioritas.” Suatu bangsa selalu berhubungan antara kebijakan ekonominya, hukum, masyarakat, dan keamanan, menjadi sesuatu yang tidak bisa berpisah.

Kalau kita ingin menumbuhkan ekonomi, tapi hukum tidak bagus. Itu tidak bisa. Kita tidak bisa menumbuhkan ekonomi apabila secara sosial tidak ada keadilan yang baik, pemerataan yang baik. Karena itulah seluruhnya penting dalam satu kesatuan.

Begitu juga dalam bidang ekonomi, semuanya menjadi penting karena kita mempunyai banyak ketinggalan. Infrastruktur penting karena banyak hal yang musti dikerjakan. Tapi pertanian juga penting karena pertanian merupakan kebutuhan pokok. Industri juga penting karena industri yang paling banyak memberikan lapangan kerja. Jadi, semuanya menjadi penting sehingga harus dilaksanakan secara bersama-sama.

Apakah kita mampu? Sangat mampu. Saya kira Anda mengetahui semua sebagai pengusaha bahwa tidak ada negeri yang mempunyai kemampuan sebaik ini dibanding negara lain. Indonesia selalu mempunyai kelebihan yang sangat besar. Kelebihan utama tentu adalah sumber daya yang besar, penduduk yang cukup, dan juga tentu sistem pemerintahan yang lebih terbuka. Bahwa kita ada masalah, ya.

Kekurangan menjadi kesempatan untuk berinvestasi

Sekarang bagaimana kita melihatnya ekonomi kita. Satu sampai tiga tahun, ekonomi kita tentu tumbuhnya agak sedikit di bawah. Kenapa? Karena kita merubah banyak hal sekarang yang akan berdampak pada tiga tahun yang akan datang. Yang kedua adalah tentu eksternal akibat harga-harga sumber daya alam menurun, kemudian akibat Eropa ataupun Amerika, sehingga ekonomi kita menjadi menurun, ditambah dengan adanya pembatasan (ekspor) mineral pertambangan dan sebagainya. Jadi, tiga tahun itu akan mengalami slow down. Pertumbuhan yang tidak tinggi, mungkin di bawah 6 persen akibat itu. Tapi dari sisi pengusaha, pertumbuhan yang begini justru kesempatan karena banyak peluang. Saya kira kita sebagai pengusaha melihat dari sisi yang berbeda dari masyarakat. Masyarakat melihat jalan yang kurang sebagai kesulitan. Tapi, Anda pasti melihatnya sebagai sebagai peluang untuk bekerja di bidang infrastruktur. Anda melihat kekurangan kereta api sebagai peluang bahwa itu masih bisa ditingkatkan efisiensinya. Sekiranya semua yang terdapat di Indonesia, efisiensinya susah diperbaiki. Tapi karena Anda melihat contohnya listrik banyak tidak cukup di daerah, berarti kesempatan untuk investasi di listrik cukup terbuka. Tidak seperti di negara lain yang sudah cukup, pasti investasinya tidak terbuka.

Berinvestasi sekarang memegang masa depan

Dengan kita melihat ekonomi Indonesia, melihat dari sisi pandangan yang sesuai dengan kebutuhan kita. Kalau Anda mempunyai minat di mineral sekarang waktunya, karena siapa yang membuat investasi dia akan memegang masa datang. Yang lalu, siapa punya izin dia membeli kesempatan. Tahun ini berbeda siapa yang lebih baik berinvestasi dia punya kesempatan. Jadi, mari kita lihat Indonesia dari sisi yang ke depannya.

Saya katakan tadi akibat turunnya harga dan juga (ekspor) mineral yang dikurangi, ekonomi berjalan sedikit turun. Pajak pasti turun, APBN pasti turun, tetapi bagi sisi pengusaha kesempatan ini tidak akan datang setiap kali. Bahwa dari semua kesempatan yang ada, tidak semua orang, seperti contoh, saya ulangi lagi, pada tiga tahun, lima tahun yang lalu siapa yang dekat bupati dapat izin dia bisa kaya. Tetapi sekarang, siapa yang berani berinvestasi di daerah itu, dia akan berhasil. Itu yang terjadi di mana saja. Pada saat di Jakarta ada masalah maka banyak orang akan pindah ke daerah lain di luar Jakarta. Jadi, siapa yang memulai berbisnis katakanlah sepanjang Jawa, atau ke timur, atau di Sumatera, dia akan mendapat kesempatan yang lebih baik pada masa yang akan datang.

Banyak kebijakan yang baik bagi bisnis setelah pemilu?

Siapa pun pemerintah kita sebenarnya akan mudah berbuat lebih banyak asal cukup keberanian, antara lain, mengurangi ketimpangan anggaran, seperti subsidi yang hampir Rp 360 triliun dewasa ini. Dikurangi setengah saja kita bisa membangun infrastruktur yang besar di Indonesia ini. Mengurangi birokrasi yang besar itu, kita mempunyai kesempatan yang luas di akan datang. Dibutuhkan keberanian untuk itu.

Apabila pemerintah yang akan datang terpilih, saya yakin dalam politik di mana pun, di Amerika pun begitu, kebijakan yang drastis hanya bisa diadakan satu atau tiga tahun setelah pemilu yang baru. Karena itu, tahun 2014 hingga 2017 pasti banyak kebijakan yang baik bagi bisnis. Tetapi setelah itu biasanya sangat populis. Seperti sekarang ini jangan mengharapkan kebijakan yang baik untuk bisnis, karena kebijakannya selalu bagaimana menyenangkan masyarakat, yang belum tentu sesuai dengan bisnis.

Indonesia bisa menjadi tempat yang lebih baik bagi pebisnis

Jadi, memang, pada dewasa ini, Anda juga akan mengalami banyak kesulitan pemilu. Pertanyaan yang juga banyak kira-kira siapa tahun ini yang bisa jadi pemenang pemilu. Inilah tahun yang paling bagus sebenarnya, maksudnya paling tegang. Sama dengan pertandingan bola. Pertandingan bola apa yang paling menarik? Adalah kalau hasilnya tidak diketahui pada saat permulaan permainan.

Kalau tahun 2009, hampir semua yakin juga bahwa saya kalah. Yang menang SBY karena memang lebih kuat. Tapi dewasa ini hampir semua keseimbangan terjadi. Semua partai mempunyai kelebihan sekaligus kekurangan sehingga tidak ada yang sempurna. Karena itu maka hasil yang akan datang sulit diketahui karena banyak faktor. Faktor yang paling menentukan apakah PDI siapa yang dicalonkan, Golkar siapa, Demokrat siapa. Sekarang belum punya suatu hal yang lebih pasti, semua masih dalam analisa. Sama dengan pertandingan bola, ini semua hampir sama kuatnya. Karena itu hasilnya tidak diketahui sebelum pertandingan usai.

Saya ingin katakan siapa pun yang melaksanakan pemerintahan pada masa yang akan datang, itu menghadapi suasana yang berat, untuk menggerakkan kembali ekonomi yang terlalu berat, khususnya dari sisi pemerintah akibat fleksibilitas anggaran yang terlalu kecil. Tetapi, dari sisi bisnis-investasi, saya ingin mengatakan bahwa Indonesia pasti akan menjadi tempat investasi yang lebih baik karena China sudah lebih mahal daripada biasa. Politik juga sudah beda. Kemudian juga di tempat-tempat lain ada masalah, dan pasti tempat yang lebih netral. Selama pemerintahannya bisa menjamin suatu keamanan dan infrastruktur yang baik, pasti Indonesia menjadi tempat yang baik. Dan sebagaimana kita semua di bidang bisnis, siapa lebih cepat, dia akan mendapat hal yang lebih baik daripada terlambat.

Sekali lagi, 240 juta orang penduduk Indonesia pasarnya terbuka. Golongan menengah yang tumbuh terus-menerus. Sumber daya alam yang saya ingin katakan memang sampai tiga tahun yang akan datang tidak akan terlalu katakanlah maju akibat pelarangan, tapi setelah itu akan jauh lebih cepat lagi. Maka siapa yang memulai sekarang akan jauh mendapat hasil yang lebih baik di masa yang akan datang. Mudah-mudahan situasi seperti ini, sekali lagi saya ingin mengulangi, jangan menganggap pemilu sesuatu yang menyulitkan.

Sepuluh kali Indonesia mengadakan pemilu, tidak ada pemilu yang menyebabkan masalah keamanan di negeri ini. Tentu berbeda dengan di beberapa negara. Tidak ada satu pun orang terbunuh akibat pemilu di Indonesia selama 10 tahun pemilu, terkecuali dua hal yang terjadi di Banjarmasin itu 20 tahun yang lalu, tidak sekarang. Maka kita mengharapkan Anda semua sebagai pengusaha yang hadir yang melaksanakan banyak usaha, kita tetap optimistis sembari bekerja, dengan mengharapkan pemerintah akan datang akan melaksanakan pemerintahan yang lebih baik, lebih rasional, dan melihat masalah-masalah pokok bangsa ini dengan lebih baik. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved