Editor's Choice Entrepreneur

Kampiun Ekspor yang Dulu Nyaris Gulung Tikar

Kampiun Ekspor yang Dulu Nyaris Gulung Tikar

PT Zenith Almart Precisindo adalah produsen-eksporter yang berhasil menyabet penghargaan Primaniyarta. Produk yang diekspornya unik, berupa spare parts yang sangat presisi untuk industri Valves, Pumps, Machinery, Generator, Metallurggy Machinery Parts, Precision Parts, Automotive, Metal, dan Oil and Gas. Bagaimana lika-liku PT Zenith Almart Precisindo menjadi kampiun ekspor meski sempat kolaps dalam operasionalnya? Allan Changrawinata, CEO PT Zenith Allmart Precisindo, memaparkannya kepada Fardil Khalidi dari SWA Online:

AllanZenith (tegak)

Bagaimana cara PT Zenith Allmart Precisindo dulu pertama memulai ekspor ?

Sedikit gambaran, PT Zenith Allmart Precisindo itu dibangun pada tahun 2006. Namun memulai ekspor pertama tepatnya pada awal tahun 2011. Kami mulai mengerjakan projek dari Eropa, yang paling besar adalah KSB dari Belanda, untuk industri valves and pumps. Kami sudah memamsok ke 9 negara, beberapa diantaranya adalah Belanda, Jerman, Swedia, Swiss, Australia, Amerika, Jepang, Denmark.

Adapun untuk bahan baku yang kami pasok adalah stainless steel, bisa dikatakan limbah dari industri kami, yang kami bentuk menjadi sebuah partisi, katakanlah untuk turbin, hingga alat bantu penyanggah tulang, sehingga bisa menjadi sesuatu yang valuable. Nah bagi Negara-negara industri di Eropa, seperti Belanda misalnya, mereka bisa memanfaatkan satinless steel untuk menambahkan added value produk mereka. Kenapa kami pada akhirnya melakukan aktivitas ekspor ini, setidaknya karena Eropa sebagai satu unity industri dari tahun 2000-an ke atas itu sudah merasakan imbas secara langsung dari adanya krisis, yang memaksa outsource-outsource mereka tutup. Ini juga terkait dengan competitiveness-nya. Akhirnya apa? Mereka mencari mitra dari negara – negara berkembang seperti Indonesia, Myanmar, Kamboja, untuk supply mereka punya needs. Ditambah lagi budaya orang-orang Eropa yang pada umumnya enggak mau kerja di atmosfer sekian ratus derajat (alasan safety), membuat Asia menjadi memiliki peluang untuk mengisinya.

Kemudian alasan selanjutnya adalah karena bisa dikatakan Indonesia sendiri belum ada yang mampu mengolah limbah stainless steel untuk menciptakan sebuah something valuable. Namun Eropa, punya formulasi untuk itu, terutama untuk industri Oil and Gas, Machinery, valves and pumps, generator, dan lain sebagainya. Ketika kami ekspor ke perusahaan-perusahaan di sektor tersebut, yang membutuhkan stainless steel kami, tentu bisa menjadi sesuatu yang berguna.

Bagaimana ia mendapatkan buyer pertama?

Buyer pertama kami bisa dibilang adalah Tyco International. Nah ini ceritanya menarik nih. Jadi gini, ketika tahun 2008 – 2010 , kami sempat mengalami keadaan seperti mati suri. Ini keadaannya sebelum kami bermain di Eropa. Nah pada saat itu, tiga tahun kami tidak ngerjain apa – apa, bahkan sebulan kerjanya cuma 2 hari saja, dan itu rasanya zonk banget. Bayangkan, pemasukan tidak ada, namun biaya operasional terus mengalir. Dan kita sempat memutuskan untuk tutup saja perusahaan ini. Tahu enggak? Ini tuh karena efek domino dari krisis industri global. Dan akhirnya perusahaan-perusahaan yang tadinya PO (pre order) sama kita, berangsur-angsur cancel.

Namun ada satu perusahaan yang bagi kami udah kayak malaikat banget. Yakni Tyco International, perusahaan valves terbesar di dunia. Sesuatu yang tidak disangka, ia mau meminjamkan balance ke pada kita agar kita tetap beroperasi. Padahal secara kedekatan, Anda bisa bayangkan deh, kita di Indonesia dia di Amerika, intensitas bertemu secara sering saja tidak. Tapi kata mereka, “It’s because your personal reputation”. Memang sih saya sempat berkarier di Foundry Precision / Lost Wax Investment Foundry sebagai General Manager (GM) di sana. Alasan yang lainnya adalah, Tyco ini melihat bahwa sangat disayangkan sebuah perusahaan yang bisa menjadi complement untuk kemajuan industri dia tutup. Begitu ceritanya.

Allan-Zenith

Seperti apa dinamika awal saat memulai ekspor? Kesulitannya apa dan bagaimana hingga kemudian terus berkembang?

Ekspor, partisi engineering. Saya mencatat bahwa persaingannya lebih ke arah open technology, atau open knowledge. Indonesia (kami), bisa membuat partisi pumps misalnya, dan sudah comply dengan requirement-nya, namun Tiongkok, India, juga bisa membuat hal yang serupa. So jadi, bagi pelaku tender, mereka masa bodo dengan keunggulan tiap-tiap applicant-nya. Selama yang diminta complient, mereka enggak bakal bayar lebih meskipun produk kita misalnya lebih unggul beberapa level dibanding kompetitor. Tapi begitu tidak compliant, bye-bye!

Kemudian tantangan lainnya yang kami hadapi adalah, menyesuaikan dengan harga komoditas universal. Maksudnya begini, kadang ketika harga pokok elemen-elemen industri itu ada perubahan, nah itu imbasnya terasa banget terhadap aktivitas ekspor. Misalnya, bisa jadi cost production-nya jadi meningkat karena misal harga minyak dunia meningkat. Nah, di sini kami perlu jeli membaca dinamika ini, sehingga begitu ada perubahan harga dunia, kami langsung klaim pertambahan harga ke perusahaan yang menerima ekspor kami.

Apa sih kiat-kiat ekspor Anda sehingga bisa terus berkembang hingga saat ini?

Yang kami pegang adalah follow rules and regulations. Dengan KSB ini kami kan supply parts untuk high risk pumps- ya. Nah, di Eropa KSB ini punya pesaing terberat yakni Grundfos dari Denmark. Namanya naluri bisnis orang kan pasti pengen sebanyak mungkin handle klien kan? Tapi di kita tidak. KSB punya regulations ke kita di mana kita enggak boleh supply ke Grundfos, ya kita patuhi agreement-nya. Dan kira-kira seperti itu yang juga kita implementasikan untuk klien-klien kami yang lainnya. Sehingga nantinya apa? Dapat terjalin suatu hubungan yang berkesinambungan.

Kemudian yang kedua kami tanamkan feel secure. Kami ada klien yang bernama Alstom. Kami mengisi pengerjaan untuk pembuatan salah satu komponen turbinnya. Satu butirnya itu dihargai US$ 2 – 3. Tapi kan itu butuh 30.000 pcs unuk mengisi keseluruhan turbinnya. Katakanlah 100 di antaranya pecah, nah ini yang bahaya, bisa enggak optimal nanti turbinnya. Oleh karena itu quality control-nya benar-benar dijaga. Kita yakinkan bahwa Astom secure menggunakan partisi dari kita, dan tentu saja bisa long lasting. Caranya, kalau pada umumnya batas toleransinya itu sampai 0.03 mili, maka ketelitian kami sampai 4 micron (0.004 mili).

Karena kami sadar, untuk masuk ke level internasional, level of trust-nya dari mana sih? Kalau tidak dari portofolio ya references kan? Nah, itu yang coba kami maintan. Dengan meng-handle perusahaan-perusahaan sebesar Tyco, Alstom, KSB maka modal banget buat masuk ke perusahaan-perusahaan lainnya.

Pernah mengalami keadaan jatuh bangun ketika menjalankan ekspor ini?

Pernah. Umumnya adalah masalah shipping. Kadang kita supply hingga ratusan ribu ppm (part per million), namun beberapa saat kemudian 1.073 di antaranya returned / rejected. Dengan alasan pecah atau sejenisnya. Hal ini menurut kami wajar, sudah menjadi risiko, karena benturan saat pengiriman lewat kapal laut bisa saja terjadi. Kemudian keadaan jatuh bangun yang lain, itu lebih kepada aktivitas kami di tahun 2008 – 2011 yang mana pada saat itu bisa dibilang mati suri.

Bicara soal kualitas, saya mencatat anda concern sekali masalah ini. Apa kiat-kiatnya?

Bukan berarti sombong atau bagaimana, tapi PT Zenith Allmart Precisindo adalah satu-satunya perusahaan peleburan yang mempekerjakan dua Black Belt (sebutan bagi kasta tertinggi untuk level engineer). Dengan begini, saya bisa mengadopsi filosofis bisnis ala jepang: siapa yang efektif dia yang menang.

Dengan adanya Black Belt, kami bisa melakukan analisis internal apabila terjadi perubahaan harga. Misalnya ketika energy cost naik, kami menganalisis pada level apa pekerja mesti ditambah, atau produktivitasnya lebih digenjot. Misalnya yang tadinya mengerjakan 2 menjadi 3. Kemudian misalnya tadinya 2.000, ditambah menjadi 2.200 labour.

Black Belt juga punya peran sentral terhadap produktivitas semua lini usaha, termasuk saya sebagai CEO. Karena ia paham betul bagaimana mengontrol kualitas, menerapkan inovasinya sehingga operasional berjalan secara efektif dan efisien, serta menganalisis sejauh mana operasional dapat influenced banget terhadap profitability, dan lain sebagainya.

Data nama produk yang diekspor : Valves, Pumps, Machinery, Generator, Metallurggy Machinery Parts, Precision Parts, Automotive, Metal, Oil and Gas. Satu yang belum bisa dimasuki, atau dalam tahap pengkajian, yakni Aircraft. Karena jauh lebih complicated dibandingkan produk lainnya

Data perkembangan ekspor selama 3 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir; maka tahun 2011 baru memulai memasuki pasar Eropa. Berangsur – angsur 2012 – 2013, PT Zenith Precisindo merambah ke Australia – Jepang, beberapa negara Eropa, seperti Jerman, Swedia (Machinary) dan Swiss.

Data negara tujuan: Belanda, Denmark, Swedia, Jerman, Swiss, Australia, Jepang, Amerika. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved