Editor's Choice Strategy

Ketika Industri Melakukan Konsolidasi, Jasa Rent Car akan Tumbuh

Ketika Industri Melakukan Konsolidasi, Jasa Rent Car akan Tumbuh

Prodjo Sunarjanto, Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada (Assa Rent) menyebutkan iklim bisnis pada tahun 2013 kurang kondusif untuk melakukan investasi, seiring dengan kenaikan upah buruh, traif listrik, dan kemungkinan naiknya harga Bahan Bakar Minyak, serta akan memanasnya suhu politik. Banyak industri yang enggan mengeluarkan belanja modal, termasuk untuk membeli mobil-mobil baru. Di situlah terbuka peluang bagi bisnis jasa penyewaan mobil. Bagaimana rencana bisnis Assa Rent di tahun 2013? Prodjo memaparkannya kepada Radito Wicaksono dari SWA. Berikut ini wawancaranya:

Prodjo Sunarjanto, Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada (Assa Rent)

Seberapa optimis Anda menghadapi tahun 2013? Apa yang mendasari optimisme tersebut?

Mungkin untuk sebagian main business kita justru agak sedikit pesimis. Karena dengan kondisi terjadi kenaikan UMR, harga bahan bakar minyak yang diprediksi naik, listrik dan sebagainya, akan menyerang secara bertubi-tubi bagi beberapa industri.

Kebetulan kami berada di posisi supporting atau alternatif bagi industri-industri yang ada. Jadi, seperti yang kita dengar di beberapa industri akan menekan atau ngeremcapex (capital expenditure) atau dengan kata lain industri-industri tersebut tidak mau berinvestasi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa kondisi, termasuk krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika.

Hal ini perlu disadari, bahwa bagaimanapun, Indonesia tidak kebal terhadap krisis. Hanya permasalahan waktu saja. Biasanya, malah Indonesia suka telat mengalami krisis. Di beberapa negara sudah krisis, di sini belum. Di sana sudah berhenti krisis, di Indonesia justru krisis. Suatu saat, negara-negara seperti Cina, India yang saat ini masih cukup kuat, juga kemungkinan besar akan kena. Termasuk Indonesia.

Indonesia ini kan negara komoditas. Batu bara dan sawit masih menjadi kontibutor terbesar Indonesia. Faktor yang lain adalah exchange rate atau kurs. Sekarang kalau kita lihat kondisi ekpsor-impor sekarang, impor kita lebih besar. Dengan begitu akan memakan cadangan devisa yang Indonesia miliki. Dengan begitu kurs dollar jadi naik terus.

Tapi, di sisi lain, pengusaha-pengusaha harus mampu bertahan atau survive di tengah kondisi seperti ini. Seperti contohnya adalah permintaan kenaikan upah buruh yang cukup tinggi di beberapa industri seperti garmen, manufaktur, batu bara dan lain-lain. Industri-industri seperti itu akan terkena dampak dari kondisi buruk tersebut. Saat ini saja sudah beberapa perusahaan di industri tertentu yang menyatakan untuk tidak memiliki capex atau capex-nya 0!

Mereka akan menjaga cashflow dan sebisa mungkin akan menekan biaya yang bukan core-nya mereka. Jadi, investasi-investasi yang non-core-nya mereka, atau yang tidak terlalu perlu untuk operasional akan mereka tekan. Namun, seperti transportasi, mereka akan tetap butuh. Dari situ mereka akan mencari alternatif. Yang tadinya mungkin mereka tidak pernah berpikir untuk menggunakan mobil sewa, sekarang mereka harus cari jalan, salah satunya dengan menggunakan mobil sewa. Dengan begitu, operasional mereka bisa tetap jalan, namun capex mereka tidak perlu keluar.

Hal seperti itu yang menyebabkan kami jadi lebih optimis jika dibandingkan dengan industri lain. Karena, kami ini berada di industri alternatif. Kalau mereka tidak mau investasi di transportasi, biar kami yang melakukan investasi. Memang pekerjaan kami melakukan investasi. Kalau tidak melakukan investasi, bagaimana mungkin kami bisa berkembang.

Langkah seperti ini juga dapat membantu industri lain, setidaknya dengan menggunakan transportasi sewa, mereka tidak perlu mengeluarkan capex atau berinvestasi di lini bisnis utama mereka. Dengan begitu mereka bisa jadi lebih hemat, sedangkan opersional dapat berjalan seperti biasa.

Termasuk halnya sumber daya manusianya. Perusahaan-perusahaan dengan memiliki mobil, maka mereka harus mempersiapkan orang untuk mengurusi mobil tersebut. Dengan upah yang nantinya mungkin akan naik, tentu hal tersebut akan memberatkan perusahaan. Hitung saja jika satu mobil dijaga satu orang. Tentu akan keluar biaya banyak untuk mengurusi hal tersebut. Belum lagi dengan urusan pemeliharaan mobil.

Dengan kondisi yang tidak begitu baik, menurut saya, setiap perusahaan dituntut melakukan efisiensi yang cukup ketat. Dengan mereka menggunakan mobil sewa, mereka tidak perlu memikirkan hal-hal seperti itu.

Yang tadinya ada beberapa hidden cost atau biaya yang tidak terlihat, di mana hal itu bisa menjadi opportunity cost, nantinya akan mereka coba kurangi. Mereka akan mencari di mana biaya yang bisa mereka hemat. Dengan begitu mereka akan mulai sadar, dengan menggunakan mobil sewaan, maka akan mampu mengurangi people power, efisiensi waktu terlaksana, operasional lancar, capex-nya juga berkurang.

Selain itu, kondisi yang tidak menentu juga menjadi ancaman dunia industri pada 2013. Dengan segala kondisi tadi, tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan harga-harga naik. Yang menjadi permasalahan adalah bukan naik atau tidaknya harga-harga, tapi ketidakpastian akan naik atau tidaknya harga tersebutlah yang menjadi permasalahan bagi para pelaku industri tersebut.

Untuk itu, saya melihat di 2013 nanti, bisnis akan berusaha untuk konsolidasi. Tinggal bagaimana mereka akan mencari jalan keluarnya. Yang namanya pengusaha kan selalu mencari jalan, supaya dapat survive. Salah satu caranya dengan melakukan efisiensi tadi. Maka dari itu, industri seperti kami ini merupakan salah satu sarana untuk masuk ke sana. Peluang kami jadi lebih besar dibandingkan dengan industri lain.

Apakah Anda juga optimis bisnis perusahaan yang Anda pimpin akan tetap tumbuh signifikan? Berapa persen targetnya? Apa penggerak utama pertumbuhan bisnis tersebut?

Kami menargetkan di tahun depan akan menambah unit menjadi 13.000, sampai akhir tahun 2012, kami menargetkan akan memiliki 10.600 unit. Tahun 2013, kami rencananya akan memiliki capex sekitar 3.700 unit mobil, atau sekitar Rp600 – Rp700 miliar untuk belanja modal kami tahun depan. Dengan pertumbuhan setiap tahunnya sekitar 20-30%. Sampai dengan kuartal ketiga 2012, pendapatan ASSA sudah meningkat menjadi sekitar Rp700 miliar, pada akhir tahun ditargetkan dapat mencapai Rp800 miliar. Pada 2013 kami berharap mampu mencapai target pendapatan mencapai Rp1 triliun. Pasar korporat masih menjadi kontibutor bisnis kami.

Bagaimana dengan adanya pertumbuhan kelas menengah, yang membuat daya beli meningkat? Sejauh mana pengaruh kelas menengah terhadap bisnis?

Dengan adanya pertumbuhan kelas menengah, artinya perbankan naik, konsumsi naik, segala macam akan naik, yang nantinya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bisnis kami. Dengan naiknya jumlah kelas menengah, maka permintaan akan naik. Produsen pun harus mencari cara untuk meningkatkan produksi mereka, operasional mereka, namun mereka juga harus berpikir untuk melakukan konsolidasi, termasuk efisiensi yang sempat saya singgung tadi. Dari situ, kami akan mendapatkan dampak yang cukup signifikan bagi pertumbuhan bisnis kami. Sejauh ini sektor korporasi masih menjadi pasar utama kami.

Lalu, menurut Anda seperti apa kemampuan Pemerintah dalam menciptakan stabilitas ekonomi dan politik sejauh ini? Seberapa banyak pengaruhnya terhadap target bisnis Anda?

Sebenarnya, apa yang sudah dilakukan pemerintah hingga sejauh ini sudah cukup baik, terutama untuk tim ekonomi. Saya rasa, tim ekonomi yang dimiliki Indonesia sangat baik. Banyak harapan bagi mereka. Mereka adalah tim-tim yang kuat. Pak Agus Martowardojo (Menteri Keuangan), Kepala Bapennas, dan lain-lain, mereka adalah orang-orang yang sangat berkompeten dalam hal perekonomian.

Namun ada satu kekurangan di negara ini, yaitu kurangnya sosok pemimpin yang mampu menunjukan leadership yang cukup berani. Kurang ada ketegasan di sini (di Indonesia). Dengan tidak adanya sosok pemimpin yang mampu menjalankan kepemimpinannya secara baik, meski memiliki tim ekonomi yang cukup kuat, tentu akan menjadi tidak baik.

Bagaimanapun, keputusan ada di tangan pemimpin, tim ekonomi tersebut tidak bisa memutuskan. Jika tim ekonomi merumuskan banyak hal demi kebaikan bangsa, namun jika pemimpinnya tidak bisa tegas maka hal tersebut akan sia-sia. Pemimpin bertugas untuk menentukan keputusan atau kebijakan yang mesti dijalankan.

Tentu dengan tidak adanya ketegasan dan kepimpinan yang baik, maka akan banyak ketidakpastian di negara ini, seperti ketidakpastian hukum dan lain sebagainya. Dengan munculnya ketidakpastian seperti itu, maka semua sektor di bangsa ini tidak akan mampu berjalan dengan baik, termasuk sektor industri yang kami jalankan saat ini.

Apa yang akan menjadi ancaman yang dapat membuat tren bisnis perusahaan yang bagus itu terhambat?

Ketidakpastian hukum dan infrastruktur tidak kunjung dibenahi, akan menghambat tren bisnis atau perekonomian yang sedang baik ini menjadi terganggu. Dengan terjadinya dua hal tersebut secara terus menerus, tentu akan mengganggu iklim bisnis di Indonesia. Jika infrastruktur buruk, maka investasi juga akan menjadi terhambat. Investor tidak akan mau masuk ke Indonesia.

Selain itu, budaya konsumtif yang saat ini sedang meningkat di Indonesia, harus dikontrol. Jangan sampai, bangsa ini akan terus menerus melakukan kegiatan konsumsi yang berlebihan. Logikanya saja, kalau terus-terusan konsumsi, maka akan terus mengeluarkan biaya, dan suatu saat uang yang dimiliki akan habis. Konsumsi yang tidak diimbangi dengan investasi, akan hancur.

Selama ini, Indonesia masih dapat terbantu perekonomiannya, karena negara ini masih menjadi negara komoditas. Suatu saat komoditas kita akan habis. Untuk itu, Indonesia harus punya industrinya sendiri yang mendapat perhatian yang cukup baik. Sampai saat ini, kita masih tidak memiliki industri.

Untuk bisnis rental sendiri, saya melihat hingga saat ini mulai banyak bermunculan bisnis-bisnis serupa. Namun, tiadk semuanya siap menjalankan bisnis ini. Kalau tidak siap, maka mereka harus siap-siap bangkrut. Jika banyak perusahaan rental mengalami kebangkrutan, maka bank akan melihat bahwa bisnis ini merupakan bisnis yang memiliki risiko tinggi. Dengan begitu maka akan muncul risiko bagi kami-kami yang menjalankan bisnis rental ini.

Yang kedua adalah likuiditas. Kalau sampai terjadi kejadian-kejadian seperti krisis, maka bank akan menghentikan likuiditas dan menjalankan tightmoney policy. Kalau sampai terjadi hal seperti itu, terus terang sumber kami juga terbatas, kami juga masih mengandalkan pendanaan dari bank juga. Dan jika hal seperti itu benar-benar terjadi, maka growth kami pun akan menjadi terhambat.

Seperti kita tahu, Indonesia mengalami masalah serius di bidang infratruktur, kelangkaan energi, persoalan buruh, kemudian situasi politik yang kemungkinan memanas menjelang Pemilu 2014, apakah ini akan menjadi ancaman yang sangat serius bagi dunia bisnis di Indonesia? Mengapa? Lalu,menurut Anda, apa solusi yang tepat?

Seperti yang sudah disampaikan tadi, persoalan-persoalan seperti infrastruktur, stabilitas ekonomi, politik, buruh, dan lain-lain, jika dibiarkan terlalu lama, tentu akan mempengaruhi dunia bisnis termasuk kami.

Untuk itu, diperlukan ketegasan dan perhatian yang serius dari pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah seperti itu. Pemerintah harus mampu mempertahankan momentum positif yang saat ini sedang terjadi supaya tidak hilang. Kita jangan sampai kehilangan momentum positif seperti saat ini. Bahkan kalau bisa momentum positif ini mampu terus dikembangkan.

Jangan terlalu lama menunda-nunda permasalahan-permasalahan seperti ini. Seperti permasalahan infrastruktur, pemerintah jangan terlalu lama membiarkan masalah ini terjadi. Jika terlalu lama, maka momentum positif ini akan pergi. Pemerintah juga jangan terlalu lama berkutat ke peramasalahan-permasalahan yang tidak kunjung usai. Misalnya saja kasus korupsi, yang sudah seperti dagelan, tidak kunjung usai. Coba diperbaiki infrastruktur kita dahulu dan persoalan-persoalan lain.

Bagaimana Anda menanggapi tren-tren di dunia bisnis sekarang, seperti tuntutan yang makin tinggi untuk menjalankan GCG, penggunaan teknologi informasi (digital) yang makin massif, tuntutan keterlibatan sosial (social involvement) yang makin tinggi pula, untuk go green dan sebagainya? Apakah Anda juga mencurahkan perhatian ke sana? Mengapa?

Kebetulan, shareholder mayoritas di Assa adalah Pak Teddy (Teddy P. Rahmat). Pak Teddy sendiri, semenjak di Astra sudah dikenal sebagai sosok yang sangat memberikan perhatian yang cukup serius untuk urusan GCG. Harga saham Assa, waktu kita roadshow ke luar negeri, awalnya kami tidak dilirik orang. Namun, ketika mereka tahun pemiliknya adalah Pak Teddy, di mana beliau terkenal dengan kemampuannya mengatur tim yang solid, bahkan beliau punya share di sini, maka orang-orang sudah bisa melihat GCG dari perusahaan kami sangat bagus.

Di Indonesia ini paling susah menemukan perusahaan yang menjalankan GCG dengan baik. Padahal, orang asing atau pihak luar, sangat concern kepada GCG. Jadi, jangan pernah melihat GCG sebagai suatu cost. Kami selalu melihat, GCG ini justru ada value nya dan harus menghasilkan value. Kalau GCG kami bagus, maka orang akan menghargai perusahaan kita. Reputasi akan baik, sehingga orang yang akan membeli saham kami pun menjadi tenang.

Mengenai lingkungan juga sama halnya dengan GCG. Dengan mampu menghargai lingkungan, maka perusahaan juga akan mendapatkan penghargaan yang cukup baik dari orang-orang sekitar. Dengan lingkungan yang baik, juga nantinya akan membantu pertumbuhan bisnis kami akan terus berjalan. Contoh dari perhatian kami terhadap lingkungan adalah hemat listrik di perusahaan dengan penggunaan lampu LED, solar panel, dan sebagainya. Juga kami melakukan water recycle di setiap cabang kami, di mana kami banyak menggunakan air untuk mencuci mobil.

Untuk urusan digital pun hampir sama. Mau tidak mau, kami harus berada di era digital seperti saat ini. Karena, bisnis yang kami jalankan merupakan bisnis jasa. Jasa itu tidak bisa disebut bagus atau jelek, sebelum jasa ini bisa dinikmati. Kondisi paling berbahaya dengan adanya media-media sosial digital, apabila kami memberikan pelayanan yang buruk. Di mana dengan pelayanan yang buruk, ditambah lagi dengan adanya media-media sosial, hal tersebut akan berkembang secara tidak terkontrol.

Untuk itu, kami perlu menekankan kepada hal-hal yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan. Hal tersebut harus dijaga. Jika customer tidak puas akan pelayanan kami, maka word of mouth yang negatif akan cepat berkembang. Kami harus benar-benar aware dengan hal seperti ini. Untuk itu kami punya yang namanya solutions center, untuk menerima respons dari customer kami.

Bagaimana strategi bisnis yang akan dijalankan dengan melihat lingkungan bisnis tersebut? Mohon dijelaskan secara detail strategi bisnis yang mesti dijalankan?

Dengan kondisi yang sudah seperti saya jelaskan di awal, masing-masing dari kami pelaku bisnis harus melakukan konsolidasi. Kami harus fokus di bisnis yang sudah kami jalankan ini, jangan menyebar ke mana-mana. Memang peluang banyak, namun jika bukan “ladang” kami, kami tidak akan masuk ke sana. Kami tidak mau nantinya menjadi kemaruk. What business we are in. Kami harus fokus di sana, dan kami juga akan excellence di sana. Pasar yang ada juga masih besar. Untuk apa kami menambah di lahan-lahan lain yang tidak kami kuasai sebelumnya. Yang perlu dilakukan hanyalah improvements execellence tersebut. Apalagi jika hingga mampu membentuk pasar sendiri dan memilikinya, maka akan menjadi luar biasa bisnis ini.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved