Editor's Choice Youngster Inc. Entrepreneur

Ryan Narendra, Junkiee Shoes, Bikin Nyandu Sampai Eropa

Ryan Narendra, Junkiee Shoes, Bikin Nyandu Sampai Eropa

Di kalangan anak muda, sepatu model slip on sedang ngetren. Salah satunya, merek Junkiee Shoes. Merek yang dibesut Ryan Narendra ini bahkan sudah melanglang buana, terutama ke Kanada dan negara-negara Eropa. Popularitas Junkiee Shoes semakin moncer karena digandeng kerja sama oleh online shop besar seperti Zalora dan Bli-bli.com. Ryan juga rajin mengikuti pameran clothing di Jakarta, Bandung, sampai Hong Kong.

Ryan Narendra

~~

Menjalankan model pemasaran online dengan menggunakan situs web www.junkiee.com dan media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram, Junkiee Shoes yang dibanderol Rp199 ribu mampu membukukan penjualan 2.000 pasang per bulan. Menyasar kalangan usia 18-24 tahun, Junkiee mengantongi omset Rp300 jutaan per bulan.

Berani mengambil risiko. Prinsip inilah yang melecut semangat Ryan menggelindingkan bisnis. Dan, ladang usaha yang dilirik tak jauh-jauh dari minat dan hobinya. Sepatu model slip on yang ringan dan ngepas di kaki dengan desain simpel yang dibelinya saat menimba ilmu di Negeri Kanguru memincut perhatiannya. “Saya suka hunting sepatu dan menemukan sepatu yang bentuknya lucu-lucu banget,” ujarnya. Model slip on tersebut, menurutnya, masih jarang ada di Indonesia. “Saya iseng-iseng membuat sepatu model tersebut,” imbuhnya.

Menggandeng temannya, Imad Zaky Mubarak, ia mencari tempat pembuatan sepatu. Dengan modal pinjaman dari koperasi sebesar Rp 5 juta, mereka memesan 50 pasang sepatu yang kemudian ia pasarkan kepada teman-temannya. Ternyata, tanggapannya bagus. Ia pun memproduksi lagi, terus dijual. Beberapa lama siklusnya seperti itu: produksi-jual, produksi-jual. Sampai akhirnya Ryan memutuskan membesut merek Junkiee Shoes. Ia juga membuat situs web untuk memasarkan Junkiee secara online. Tangapannya luar biasa. “Kami akhirnya memutuskan serius menekuni bisnis sepatu,” ungkapnya.

Ryan lalu membangun workshop untuk produksi di Bandung. Ia juga rajin mengikuti pameran di Jakarta, Bandung, sampai Hong Kong. Hingga kini, Junkiee sudah memasuki tahun ketiga ikut meramaikan pameran di ajang bergengsi Hong Kong Fashion Week.

Kelahiran Jakarta, 11 September 1986, ini sejak kuliah memang suka berbisnis online. “Ya jual barang-barang,” kata anak kedua dari tiga bersaudara ini. Lulus dari Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI) – mengambil kelas internasional sehingga dua tahun terakhir masa perkuliahan dilaluinya di Brisbane, Australia – ia sempat bekerja sebagai engineer di salah satu perusahaan multinasional di Jakarta. Ternyata, hanya bertahan delapan bulan. “Selama itu, saya bekerja di sana tanpa passion,” ungkapnya. Ia merasa enjoy berbisnis online seperti yang dilakukannya saat kuliah.

Pehobi kuliner dan traveling ini pun kemudian menjajal bisnis sepatu pada 2010 bersama Zaky. Hanya saja, dalam perjalanannya, Zaky memutuskan keluar karena lebih memilih menekuni kariernya di sebuah perusahaan. Pertengahan 2013, Ryan pun menggandeng Shinta Priantika Sari sebagai mitra bisnisnya. Mereka sebenarnya pernah bekerja sama sebelum di Junkiee Shoes, sehingga sudah timbul rasa saling percaya.

Ketika menggelindingkan bisnisnya, Ryan tidak melakukan studi khusus seperti survei pasar. “Yang penting, bisnisnya mulai dulu. Jadi, sudah bikin saja, begitu jadi langsung ditawarkan ke customer. Kalau laku, ya bagus. Karena, kalau pakai survei-survei dulu, nanti tidak mulai-mulai, hahaha…,” ujarnya sembari terbahak. Awal-awal bisnis, imbuhnya, kualitas barang pun masih belum sebagus saat ini. Namun, dia jalan terus sembari memperbaiki kekurangan tersebut.

Pemilihan sepatu slip on juga karena unisex, bisa dipakai pria ataupun wanita. Warna dan pilihan bahan luar juga, yaitu ada canvas dan corduroy, serta yang terbaru dari kulit suede. Adapun solnya dari karet dan dalamnya dari katun. “Harganya juga terjangkau dengan kualitas yang bagus,” ungkap pendiri & CEO PT Claban Indonesia ini – produsen Junkiee Shoes. Menurutnya, dengan model yang simpel, sepatu slip on bisa dipakai ke tempat-tempat santai. Packaging-nya memakai kantong katun seukuran sepatu dan ada tali pengikatnya. “Untuk traveling gampang, tinggal masukkan saja ke koper,” ujarnya.

Untuk mencari perajin, Ryan awalnya searching di Internet. “Susah mencari perajin yang bagus, kebanyakan tidak sesuai dengan yang kami mau.Akhirnya, kami memutuskan membangun workshop sendiri untuk memproduksi,” ungkapnya. Ia memilih membuka workshop di Bandung. Pertimbangannya, kota ini terkenal sebagai sentra sepatu, dari yang murah sampai yang mahal serta berkualitas terbaik. Juga, pertimbangan biaya yang lebih murah ketimbang di Jakarta. “Cari perajinnya juga lebih mudah karena mereka sudah ahli, sementara kalau di Jakarta lebih susah,” papar Ryan yang memiliki 15 perajin.

Soal bahan baku, Ryan sudah memiliki pemasok sendiri. Meski mencontoh model sepatu dari luar negeri, ia menandaskan desainnya tetap disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen di Indonesia. “Supaya pas dengan karakteristik brand kami,” katanya. Ia pun berencana menggarap Junkiee yang customized, seperti “create your own shoes”, misalnya dari sisi pemakaian warna.

Mengapa memilih merek Junkiee Shoes? “Junkiee itu konotasinya pemakai atau pecandulah ya. Tetapi, kami buat fun saja. Jadi, diarahkannya bisa ‘candu banget’ pakai sepatu Junkiee,” Agus menjelaskan. Ditambahkan Shinta, potensi Junkiee masih besar sekali. Peluang yang masih besar ini yang mendorongnya terjun full time di PT Claban Indonesia sebagai co-founder & CFO Junkiee Shoes. “Sewaktu Ryan menawarkan kepada saya untuk handle bagian manajemen dan keuangan, SDM, serta social media, saya pikir-pikir sebentar, kemudian langsung saya terima saja,” ungkap kelahiran Bekasi 5 Januari 1990 ini. Dokter gigi dan MM lulusan UI ini memutuskan keluar dari pekerjaan yang lama karena ia mengaku pada dasarnya memang suka berbisnis. “Saya ingin fokus pada usaha ini, Kalau disambi bekerja di tempat lain, bisnisnya akan begitu-begitu saja karena diurusinya juga setengah-setengah,” ungkap pehobi traveling dan mendengarkan musik ini.

Ke depan, Junkiee akan berekspansi ke segala model sepatu yang kasual, misalnya sepatu boot, sepatu model slip on tetapi pakai tali, sepatu flat wanita, dan sneakers. Ada niat juga mengembangkan ke produk baju dan celana. “Tetapi, sebagai side project,” ujar Ryan.(*)

Henni T. Soelaeman dan Ria Efriani Pratiwi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved