Editor's Choice

Tahun 2014 Citilink Berharap Mengangkut 8 Juta Penumpang

Oleh Admin
Tahun 2014 Citilink Berharap Mengangkut 8 Juta Penumpang

Meski menghadapi situasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap US$ sepanjang 2013, tanpa dibarengi dengan kenaikan harga tiket, toh Citilink, anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak di bisnis penerbangan murah, tetap mampu mencapai kinerja yang baik. Target mengangkut 5 juta penumpang terlampaui karena sampai akhir tahun Citilink membukukan 6 juta penumpang. Hal itu terjadi seiring dengan penambahan jumlah armada, dari 21 pesawat pada akhir 2013 menjadi 30 pesawat pada akhir 2013. Bagaimana target Citilink di tahun 2014? M. Arif Wibowo, President & CEO PT Citilink Indonesia, mengemukakannya kepada Witantri Nurfadilah berikut:

M. Arif Wibowo, President & CEO PT Citilink Indonesia

M. Arif Wibowo, President & CEO PT Citilink Indonesia

Bagaimana prospek industri penerbangan tahun 2014?

Tahun 2014 kami lihat industri penerbangan cukup menarik. Kami melihat ada beberapa opportunity lokal yang kami lihat di Indonesia sangat menarik. Yakni seperti pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilihan presiden, itu secara langsung atau tidak langsung memengaruhi tingkat perjalanan juga. Kami kan fokusnya bermain di domestik, jadi ini merupakan kesempatan yang bagus, karena otomatis orang akan berpindah-pindah melakukan perjalanan melalui udara selama periode tersebut. Citilink 2014 masih oke.

Catatan menarik tahun 2013?

Tahun 2013 cukup menarik. Sangat prospektif jika kami lihat dari tahun 2012. Jadi, dari hasil pantauan traffic-nya saja, waktu semester satu hingga kuartal tiga, alhamdulillah naik terus. Hingga di akhir tahun ini saja ada isu mengenai currencies rate atau depresiasi rupiah, itu termasuk challenge kami di dunia penerbangan, terutama untuk maskapai yang majority itu pendapatannya menggunakan rupiah sedangkan cost structure majority kami dalam bentuk US$, mulai dari rental dan sebagainya. Itu termasuk suatu yang menjadi catatan menarik 2013. Paling tidak untuk target-target yang kami hadapi di tahun 2013 ini, traffic dan sebagainya mencapai apa yang kami cita-citakan.

Kami juga melakukan ekspansi yang sangat besar jika dibanding dengan tahun 2012. Awal tahun 2012 kami hanya ekspansi 9 pesawat, sedangkan akhir 2012 mencapai 21 pesawat, dan akhir 2013 kami punya hingga 30 pesawat.

Berapa besar pertumbuhan industri tahun depan? Faktor apa yg memengaruhi naik turunnya?

Saya lihat cukup besar potensi pertumbuhan industri tahun depan. Faktor yang memengaruhi ya pasti rupiah yang terus melemah. Tahun ini saja di tiga triwulan terakhir, rupiah terdepresiasi hingga 20 %, tapi revenue target kami meningtkat.

Sejumlah maskapai terus berekspansi, bagaimana dengan Citilink tahun depan? Berapa target penumpang tahun depan dan 2013 ini? Berapa nggaran untuk investasinya?

Awal tahun 2012 kami hanya ekspansi 9 pesawat, sedangkan akhir 2012 mencapai 21 pesawat (bertambah 12 pesawat), dan akhir 2013 kami punya hingga 30 pesawat (bertambah 9 pesawat). Untuk tahun 2014, kami mendatangkan 8 pesawat, tadinya kami sempat sounding untuk berekspansi 10 pesawat tapi kami kurangi menjadi 8.

Kami lihat perkembangan pasar dan sejauh ini armada kami sudah memenuhi target. Target traffic tahun depan kami yakni dapat mengangkut 8,5 juta penumpang. Tahun ini alhamdulillah tercapai hingga 5 juta penumpang. Jika dilihat angka terus naik hingga 50% dari tahun 2012. Strategi ekspansi lainnya kami masuk pada regional baru dan pasar domestik luar guna portofolio kami.

Jika bahas investasi pesawat, nilai investasi untuk pesawat kami pakai rental atau leasing. Kami tetap pakai dari Garuda, jadi semua operating expenditure tidak masuk pada capital expenditture.

Citilink-Arif2

Bagaimana target yang ingin dicapai?

Khusus untuk Citilink kami ada sedikit revise, karena pertama yakni propeller revise tidak jadi di Citilink, namun hanya ada di induk kami, Garuda, pada triwulan empat. Kalau target sebenarnya selalu memenuhi, seperti tahun tahun ini sebenarnya target maksimal 5 juta namun kenyataannya jika dibukukan hingga akhir desember ini mencapai 6 juta penumpang.

Memang proses ekspansi cukup besar dan tinggi baik tahun ini ataupun tahun depan, tapi kami lihat itu sebagai start up yang baik bagi company Citilink. Untuk tahun depan, ada beberapa upaya untuk memenuhi target company, tapi kami perlu sedikit adjustment bahwa prediksi depresiasi rupiah masih ada, artinya bahwa kemungkinan kami perlu koreksi. Seperti yang saya jelaskan tadi, koreksi dari tadinya kami mau berekspansi 10 pesawat tapi kami lihat 8 pesawat juga sudah cukup.

Sudah berapa banyak rute sekarang? Mau ditingkatkan berapa di 2014 ekspansinya? Serta rute yang menjadi destinasi favorit?

Sekarang saja ada 115 rute penerbangan dan periode Natal dengan frekuensi penerbangan kami menjadi 130-an perhari sampai tanggal 6 januari 2014. Tahun 2014 kami targetkan mampu melayani frekuensi hampir 150-an penerbangan per hari.

Kami mulai mencoba ekspansi di beberapa kota regional, jadi nanti di triwulan 1 dan 2 2014 kami mencoba melakukan flight ke Singapura, Kuala Lumpur dan beberapa kota di ASEAN. Lalu ada juga rute ke Perth lewat Denpasar nanti di triwulan 2 atau 3. Nah, ini terkait juga pada program-program kami dalam rangka portofolio bisnis dalam kurs US$ pendapatannya. Sekarang ini kami pure rupiah, tapi pure rupiah it’s doesnt mean bahwa itu jelek, di domestik pun kami terus ekspansi.

Penambahan rute juga masih, rute yang dulu kami tinggalkan juga akan kami masuki lagi namun lebih selected flight, jadi seperti Banjarmasin- Surabaya, Balikpapan- Jogjakarta, Balikpapan- Surabaya, Ujungpandang – Surabaya kami masuk lagi di sana tapi lebih selektif jadual penerbangannya. Jadi yang benar-benar the most profitable dan potensial.

Kalau Citilink sebelumnya mengajukan banyak rute baru namun sudah mulai dibatasi, hanya 4 kota, Palembang, Yogyakarta, Semarang, dan Malang. Kenapa rute itu yang kami pilih? karena rute tersebut tidak perlu ada network yang kuat. Saya lihat local traffic nya sendiri untuk rute tersebut sudah cukup padat. semua akan diterbangkan dari Jakarta.

Frekuensinya hanya kurang lebih 16 frekuensi perjalanan untuk rute yang sama dengan flight maksimal jam 24.00. Khusus untuk Natal dan tahun baru, Kami menambah 20 frekuensi lagi. Periode ini seperti Medan, menjadi destinasi favorit tapi saya lihat di mana kami ada rute daerah wisata, pasti selalu ramai.

Dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap US$, apakah berdampak pada kenaikan harga tiket? Berapa persen naiknya?

Itu yang kami rundingkan dengan pemerintah. Saya tidak mau bermain di angka berapa persen naiknya. Tapi kenaikan pasti ada. Pelemahan rupiah ini sudah terjadi hampir tiga bulan lalu saat bulan puasa bahkan. Saya yang juga menjabat sebagai Ketum Inaka, berharap sebenarnya pemerintah baiknya menaikkan di bulan ini. Tadinya saya berharap sebelum Natal sudah bisa menaikkan harga, kenapa? Karena memang ini salah satu upaya airlines kami dalam menghadapi depresiasi rupiah, salah satu solusinya ya menaikan harga.

Namun kami sudah berada pada batas atas dalam segmen low cost carrier. Seperti asumsi batas atas nilai tukar rupiah terhadap US$ yang dahulu adalah di bawah 10 ribu. Sekarang bahkan mencapai 12ribu namun belum diperbolehkan naik. Kami pikir kurang berpihak pada maskapai, di mana harga semua komponen biaya naik dan rupiah melemah namun harga tiket tetap. Memang Kemenhub sudah menetapkannya nanti dibulan Januari namun menurut saya kenapa tidak dari sekarang mumpung momentumnya tepat.

Jadi kami harus menaikkan harga, karena depresiasi rupiah dengan asumsi dibawah 10 ribu rupiah ini menjadi 12.500 ini berarti terdepresiasi lebih dari 25%. Nah, ini sangat mempengaruhi bisnis penerbangan. Jadi kenaikan yang terjadi di Citilink hampir sama kurang lebihnya hampir sama dengan hal tersebut. Kami melihat beberapa faktor seperti meningkatkan pelayanan dan ekspansi.

Berapa pertumbuhan bisnis Citilink secara keseluruhan tahun 2013dan bagaimana prediksi tahun 2014?

Citilink selalu membuat busniness plan 5 taun, tahun 2012 kami buat sebagai dasar asumsi ketika kurs rupiah di bawah 9.500 atau dibawah 10.000/US$. Kemungkinan menurut prediksi bisnis, nilai US$ di atas Rp 10.000 terus kecuali kalau ada miracle yang membuat turun setelah pemilu, itu bak bonus. Kalau bisa malah saya harap bisa drop lagi di bawah 10.000, pasti akan menjadi hadiah untuk segala industri. Jadi kami selalu melakukan koreksi bisnis di tahun sebelumnya. Pada 2014 kami masih lihat perkembangan kondisi rupiah dan sebagainya, karena itu kan dampaknya kemana-mana.

Bagaimana dengan services sendiri?

Service kami menekankan sangat value yakni simple, ontime dan convenient. Kami mengedepankan ontime. On Time Performance (OTP) kami sudah mencapai 87%, di atas target karena rata-rata industri penerbangan di bawah 80%. Citilink memiliki tim dan staf yang kompak. Tahun depan kami yakin menjadi unggulan.

Citilink kini menjadi lebih simple, dengan kemudahan transaksi dan pembelian. Melalui phone, call centre, internet, semua bisa. Keutamaan lainnya yakni semakin mudah dijangkau, semakin mudah dibeli dengan harga yang affordable.

Apa saja inovasi, bisnis marketing, tantangan dan terobosan tahun 2014?

Strategi bisnisnya, kami tetap memperkenalkan pada segmen B, C, D. Kami akui bahwa brand awareness kami, Citilink masih nomor dua dari pelaku lain di domestik. Brand awareness kami masih 87%, jadi kami targetkan brand awarness Citilink diatas 90% dan brand awarness juga belum bisa dijadikan sebagai tingkatan sales secara linear.

Jadi, itu harus kami dorong dengan tactical sales agar semakin luas. strategi dan inovasi kami perkuat dengan channel distribution atau jalur pemasaran. Yakni kami bekerja sama dengan convenience store dan peritel, dengan mitra kami seperti Alfamart, Carrefour, kantor pos dan lainnya.

Selain itu, penambahan segmen target korporasi terutama untuk small medium enterprise. Sehingga harapan kami menjadikan Citilink menjadi pilihan utama dan sesuai dengan harapan mereka. Selain itu, kami juga memperluas penjualan yang menyasar langsung pelanggan. Kami juga berkolaborasi dengan dunia pendidikan, seperti dengan beberapa universitas untuk mempermudah channel distribution.

Kami juga berharap semakin dekat dengan pelanggan karena dengan program-program kami seperti mengadakan paduan suara pas Natal, lamaran pernikahan di udara, perayaan hari kemerdekaan, peragaan busana dalam rangka hari batik nasional dan banyak sekali acara yang sudah kami lakukan serta akan kami tingkatkan guna memuaskan para pelanggan kami.(***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved