Listed Articles

2012, Permata Incar Industri Sumber Daya Alam

2012, Permata Incar Industri Sumber Daya Alam

Perekonomian Indonesia, secara keseluruhan, saat ini tidak terlalu ‘rawan’ guncangan masalah ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa. Meskipun begitu, Bank Permata mengaku tetap berhati-hati mengucurkan dana mengingat banyak klien corporate mereka mengantungkan diri dari sektor ekspor yang kini melemah. Karena itu, perusahaan fokus pada perusahaan yang berkecimpung di industri sumber daya alam.

Pertumbuhan pendapatan Bank Permata hingga September 2011 naik 23% dbandingkan periode yang sama di 2010. Kontribusi fee based income sebesar 17% dan pendapatan nonbunga sekitar 25%. Selain itu, di periode yang sama, pertumbuhan aset Bank Permata naik 30%. Untuk mengurangi risiko krisis, Bank Permata memanfaatkan industri-industri yang terbukti tahan banting dari terpaan krisis. “Industri-industri tersebut biasanya berkecimpung di lingkup sumber daya alam seperti emas, batu bara, perkebunan, kelapa sawit dan lainnya. Misalnya, sebesar apapun krisis, suatu negara tetap membutuhkan ekspor CPO kan?” kata Direktur Wholesale Banking Bank Permata, Roy A. Arfandi.

Tidak hanya itu, Bank Permata juga memanfaatkan value chain. Ini merupakan cara perusahaan ‘menarik’ perhatian mitra para klien utama. “Kami saat ini melihat kesempatan bisnis dari berbagai aspek, salah satunya kemitraan secara menyeluruh. Sebagai contoh, bila saat ini kami bekerja sama dengan pihak A. Maka, kami juga berusaha untuk bekerja sama dengan klien ataupun distributor-distributor pihak A tersebut. Inilah yang kami maksud dengan value chain,” kata Roy lagi.

Saat ini, kontribusi wholesale banking di Bank Permata, baik dalam lingkup aset maupun pendapatan, sekitar 30% dari total konribusi seluruh sumber pundi-pundi uang perusahaan. Sayangnya, berdasarkan proyeksi Roy, di 2012, kontribusi tersebut menurun menjadi 20%. “Tahun depan, aset tidak akan tumbuh seagresif saat ini. Pada Januari hingga September 2011, perbankan mengalami masa-masa keemasan. Meskipun, muncul krisis ekonomi global di tahun ini. Harga komoditas pun sempat turun. Turunnya kapasitas ekspor di masa depan membuat pertumbuhan aset tak seagresif tahun ini,” kata Roy menjelaskan.

Komposisi nasabah wholesale, menurut Roy, sangat merata dengan masing-masing industri (pertambangan, minyak, batu bara dan lainnya) berkontribusi kurang dari 10%. Berbicara soal suku bunga kredit, Bank Permata menegaskan akan melakukan penyesuaian penurunan suku bunga sesuai dengan permintaan Bank Indonesia. “Namun, kami akui ada time lack. Ini menyebabkan pihak bank tidak bisa serta merta menurunkan suku bunga secara langsung setelah aturan suku bunga dikeluarkan Bank Indonesia. Diperkirakan, akhir November atau akhir November, sebagian besar pelaku perbankan menurunkan suku bunga mereka sekitar 0,25% hingga 0,5%,” kata Roy. Yang menarik, Non Performing Loan (NPL) di tahun ini turun menjadi 2% mengingat 2010 menyentuh angka 3%. Selain itu, CAR menyentuh angka 14% di 2011. Jauh di atas rasio CAR dari BI yaitu 8%.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved