Listed Articles

Waspada, Hacker Bajak Situs Resmi NATO

Waspada, Hacker Bajak Situs Resmi NATO

Sekelompok pembajak komputer bernama Anonymous mengklaim telah mencuri beberapa data internal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization / NATO) yang dianggap rahasia. Meskipun, kapasitas data itu tidak terlalu besar yaitu 1 Gb.

Anonymous mengaku bertanggung jawab atas pencurian data NATO. Bahkan, mereka mempublikasikan data berbentuk PDF di halaman Twitter resmi mereka yang menunjukkan kepada masyarakat sebuah dokumen berjudul ‘NATO Restricted’ dengan tanggal 27 Agustus 2007. Selain itu, kelompok yang tidak diketahui secara keseluruhan para anggotanya tersebut juga memamerkan ‘kehebatan’ mereka di Twitter.

“HI NATO,” tulis mereka di Twitter. “Ya, kami memiliki lebih banyak data yang menggiurkan milik Anda.” Pernyataan tersebut menjadi semacam penanda bahwa Anonymous akan mempublikasikan sejumlah data di beberapa hari mendatang. Seorang pejabat NATO yang tidak disebutkan namanya kepada Huffington Post mengatakan bahwa organisasi itu sudah menyadari keberadaan kelompok hacker yang merilis sejumlah dokumen NATO di internet.

“Pakar keamanan NATO sedang menyelidiki klaim ini,” ujar pejabat tersebut. “Kami sangat mengutuk setiap kebocoran dokumen rahasia yang berpotensi membahayakan keamanan para sekutu NATO, angkatan bersenjata dan warga negara.”

Anonymous merupakan kelompok pembajak internet yang tidak terorganisir. Mereka muncul beberapa saat setelah fenomena WikiLeaks dengan alasan simpati. Mereka mengaku bertanggung jawab atas berbagai serangan yang terjadi di situs pemerintah dan perusahaan swasta di seluruh dunia.

Kelompok ini juga mengklaim miliki andil dalam serangan ke situs Visa, MasterCard, pada Desember lalu, setelah perusahaan kartu kredit tersebut berhenti memproses donasi ke Wikileaks dan sang pendiri, Julian Assange. Selasa lalu, otoritas AS mengumumkan penangkapan 14 warga yang diklaim berhubungan denganh serangan situs pembayaran PayPal, Desember 2010. Selain itu, dua orang warga Amerika, empat warga Belanda dan satu warga Inggris ditangkap karena dianggap berpartisipasi dalam serangan cyber di berbagai tempat.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved