Listed Articles

75% Konsumen Puas dengan Merek Lokal

Oleh Admin
75% Konsumen Puas dengan Merek Lokal

Pengamat pemasaran dari Prasetya Mulya, Agus W. Soehadi mengklaim merek lokal Indonesia sudah cukup diapresiasi oleh masyarakat. Bahkan, lebih dari 50% merek lokal, berdasarkan survei terbaru, memiliki tingkat AISI tinggi dan sangat tinggi.

“Ini berarti 75% konsumen puas dan cenderung melakukan repeat buying, serta membicarakan atau merekomendasikan merek tersebut kepada rekan-rekannya. “Ini merupakan aset lokal yang perlu ditumbuhkembangkan terutama untuk menghadapi serbuan merek-merek luar,”katanya.

Agus mengatakan bahwa beberapa sektor cukup menonjol seperti farmasi, makanan dan minuman, pakaian atau kaus, sepatu dan tas, kertas dan produk kertas, serta oli dan ban. “Menurut saya yang cukup menarik adalah perkembangan dari merek ban baik mobil dan motor. Terutama untuk ban, di mana sebagian besar dikuasai oleh merek-merek global, tetapi Achilles dapat melihat celah yang belum digarap serius oleh major player yaitu segmen anak-anak muda.”

Mereka dengan aktif mensponsori berbagai kegiatan otomotif seperti Drag Race, Slalom, Drift Touring Car dan lainnya.. Di samping itu mereka juga aktif mensponsori kegiatan komunitas otomotif. Hal ini membuat brand mereka dekat dengan target pasar. Agus juga menaruh perhatian kepada industri farmasi. Dia melihat bahwa sejak awal beberpa perusahaan lokal sudah menaruh perhatian yang signifikan terhadap pengembangan brand terutama untuk kategori OTC (Over the Counter).” Sebagian dari merek tersebut memiliki ekuitas yang tinggi dalam pengertian konsumen memiliki pengetahuan yang kuat terhadap merek tersebut.

Ditambahkan olehnya, adapun untuk makanan dan minuman, sebagian merek lokal sudah diakusisi oleh perusahaan global. Mereka mendapatkan tambahan dana segar untuk memperkuat brand tersebut.

Agus mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan suatu sektor unggul. Pertama, sektor tersebut memiliki kekhasan suatu daerah sehingga perusahaan lokal jauh lebih memahami kebutuhan konsumen dan membangun hubungan dengan konsumen jauh lebih baik dibanding perusahaan global. “Untuk itu, mereka memiliki ekuitas merek yang lebih baik contohnya produk makanan dan minuman, bumbu, kecap, saus sambal dan lainnya.” Karena itu, perusahaan global menyukai merek lokal yang sudah kuat dalam membangun brand.

Faktor yang kedua adalah sektor tersebut memiliki segmen bawah dalam lingkup besar sehingga perusahaan lokal dapat membangun brand di segmen tersebut dengan biaya yang tidak sebesar di segmen yang telah dikuasai oleh merek global.

Lalu faktor yang terakhir adalah sektor tersebut memiliki segmen muda yang besar. Agus mengatakan bahwa perilaku dari segmen ini agak berbeda dengan konsumen yang selama ini digarap oleh pemain utama, yang sangat mengandalkan aktifitas Above the Line dalam membangun brand. ”Mereka aktif di social media dan memiliki ikatan yang kuat dengan konsumen lain yang memiliki interest yang sama. Mereka cenderung mencari cara mengonsumsi yang berbeda dalam rangka mendapatkan pengalaman yang unik. Untuk itu mereka bergabung dalam komunitas. Beberapa merek lokal mulai secara serius menggarap segmen ini,”katanya. (Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved