Sungguh memprihatinkan! Berdasarkan hasil survei dari International Data Corporation (IDC) Analyze the Future, sebanyak 86% software yang ada di dalam komputer pribadi termasuk laptop dan smartphone di Indonesia tahun 2010 adalah bajakan. Kerugian akibat pembajakan tersebut mencapai sebesar US$ 886 juta. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pembajakan tersebut meningkat 2% dari data 2007 sebesar 84%.
Ketua Asosiasi Piranti Lunak Indonesia (ASPILUKI), Djarot Subiantoro, menuturkan maraknya pembajakan piranti lunak salah satunya disebabkan kurang tegasnya pemerintah dalam menegakkan hukum terhadap pembajakan hak kekayaan intelektual (HKI). Selain itu, semakin banyaknya orang yang mampu membobol piranti lunak meskipun sudah dilengkapi dengan kata sandi (password) dan registrasi. "Sangat sulit untuk mencegah ulah tersebut," ujar Djarot.
Menurutnya, akibat banyak pembajakan HKI, maka banyak pengusaha asing mulai kehilangan kepercayaan terhadap Indonesia. Bagaimana tidak, sampai saat ini, pemerintah belum menunjukkan sikap serius untuk menjerat mereka yang melakukan pembajakan. Yang bisa dilakukan para pengusaha software saat ini adalah bagaimana mendapat untung di luar penjualan software original yang mereka miliki.
Berdasarkan data BSA dan IDC, dampak ekonomi Indonesia jika terjadi penurunan 10 poin perangkat lunak bajakan PC di Indonesia selama empat tahun (2010-2013) dapat menghasilkan aktivitas ekonomi baru senilai US$ 2,43 miliar dan 1.884 pekerja teknologi informasi (TI) baru. Selain itu, pendapatan negara dari pajak sebesar US$ 124 juta sampai 2013. Namun, jika penurunan pembajakan software sebanyak 10 poin di dua tahun pertama terjadi, hal itu dapat melipatgandakan keuntungan ekonomi sekurang-kurangnya 30%. Aktivitas ekonomi baru tersebut senilai US$ 3,18 miliar dan US$ 162 juta tambahan pendapatan pajak.
Setali tiga uang, Yayasan Reproduksi Cipta Indonesia (YRCI), Kartini Nurdin menambahkan, perlunya meningkatkan kesadaran dan sikap menghargai hak cipta, termasuk karya digital dan piranti lunak di kalangan masyarakat termasuk pelajar. “Menghargai kreativitas dan invoasi para pencipta, inovator dan kreator dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Selama ini menunjukkan bahwa industri kreatif terbukti memberikan sumbangan positif bagi kemajuan bangsa," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pertimbangan Hukum dan Litigasi Hak Cipta Direktoral jenderal Hak kekayaan Intelektual (HKI), Agung Damar Sasongko mengungkapkan pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan tingkat pembajakan software ini dengan melindungi HKI. Inovasi bangsa Indonesia merupakan aset bagi masa depan negara dan menjadi salah satu pilar dalam meningkatkan daya saing Indonesia. "Penegakkan HKI merupakan salah satu prioritas utama Ditjen HKI,” dia menegaskan.