Listed Articles

Abdul Barry: Sigap Membangun RS Thamrin

Abdul Barry: Sigap Membangun RS Thamrin

Sebagai anak ketiga dari Dr.Abdul Radjak, DSOGdan dr. Sudinaryati, MARS yang membangun RS Thamrin, Abdul Barry tidak memilih dunia kedokteran sebagai jalan hidup. Namun, ia memilih ilmu ekonomi untuk membangun kerajaan Radjak Group. Hasilnya, Abdul Barry sukses lakukan perubahan.

Barry mulai bergabung dengan manajemen RS. Thamrin pada pertengahan 1998 disaat masih berkuliah S1 di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pertama kali, ia masuk ke manajemen rumah sakit sebagai staf pemasaran. Setelah lulus sarjana pada 2002, Barry berkesempatan magang di sebuah rumah sakit kecil di Monrovia, dekat Los Angeles, California, AS. Rumah sakit tersebut bernama Monrovia Community Hospital. Ayah Barry, memiliki kenalan baik dirumah sakit tersebut. Selama 6 bulan, Barry menyerap pengalaman sistem pelayanan rumah sakit di AS sekaligus budaya kerjanya.

Setelah itu, Barry kembali berkiprah di RS MH Thamrin Salemba dan dipercaya membenahi divisi Logistik sebagai manajer. Tugas utama Barry adalah membenahi jumlah rekanan dan item barang agar stok persediaan tetap efektif dan efisien. Selain menjalin kerja sama dengan para rekanan yang terpilih, pria kelahiran tahun 1975 ini juga merancang sistem inventori rumah sakit agar mudah dijalankan dan dikendalikan.

Tahun 2005, selain tetap membawahi Divisi Logistik, Ia diberi tanggung jawab sebagai Managing Director, untuk mendampingi sang ibu yang saat itu masih menjabat sebagai Direktur Utama. Ditahun yang sama, Ia melanjutkan studi S2 di Program Kajian Administrasi Rumah Sakit di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang diselesaikannya pada tahun 2009.

Tahun 2008, posisi Direktur Utama digantikan oleh Dr. Yanuar Sjaff Maarifat, MPH, MM. Di saat yang bersamaan, Barry diberi tanggung jawab sebagai Direktur Keuangan dan Umum RS MH Thamrin yang membawahi divisi keuangan, umum, SDM dan Teknik.

“Ayah selalu menanamkan nilai-nilai yang selama ini dijadikan pedoman dalam mengembangkan kelompok usaha yaitu kejujuran, kebenaran dan keadilan. Nilai-nilai ini akan kami jaga melalui manajemen modern sehingga dapat terus berkompetisi dalam iklim usaha saat ini dan masa mendatang,” ujar Barry.

Ada banyak terobosan yang dilakukan oleh Barry diantaranya melakukan perampingan rekanan farmasi dan alat kesehatan habis pakai sehingga stok persediaan selalu tersedia namun tetap efisien. Selain itu, ia juga merancang sistem pemesanan, penerimaan, distribusi, dan kontrol persediaan barang dari level pemakai sampai ke bagian pembelian yang lebih efisien sekaligus efektif dalam pengawasannya.

Bersama Divisi Pelayanan Medis, Barry menertibkan formularium obat dan aturan main peresepan obat oleh dokter untuk menghindari pemberian obat yang tidak rasional. Barry juga sempat menyusun sistem insentif bagi karyawan untuk memacu produktivitas, menumbuhkan semangat kompetitif, sekaligus meningkatkan loyalitas dan sense of belonging terhadap institusi. “Semua ini dengan dukungan yang solid dari seluruh tim manajemen dan karyawan RS MH Thamrin Salemba,”ulasnya.

Selanjutnya, Ia bersama kakaknya, Drg. Abdul Firman, memiliki visi ingin mentransformasi Radjak Group dari organisasi tradisional menjadi sebuah organisasi modern yang lebih profesional. Perwujudannya adalah dengan mengedepankan prinsip-prinsip manajemen. Barry mengakui tak cukup sekadar teori bisnis saja yang diperlukan. “Teori juga perlu dikombinasikan dengan intuisi-intuisi bisnis yang diajarkan oleh ayah,” ungkapnya. (Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved