Listed Articles

Agar Bisa Menjadi Trendsetter

Oleh Admin
Agar Bisa Menjadi Trendsetter

Ungkapan lama “yang besar akan memakan yang kecil” boleh jadi sudah tidak tepat lagi. Sebagai gantinya adalah ungkapan “yang cepat akan memakan yang lambat”. Kenyataan seperti ini agaknya disadari oleh PT National Gobel (NG). Maklum, bagi salah satu produsen elektronik terbesar di Tanah Air ini, kecepatan menghadirkan produk ke pasar dan kejelian membaca tren pasar merupakan unsur daya saing penting.

Salah satu realisasi NG antara lain dengan memanfaatkan aplikasi CAD (computer-aided design) mutakhir yang sudah berciri interaktif dan mendukung desain tiga dimensi. Sejak 1991, NG memakai aplikasi CATIA (computer-aided three dimensional interactive application) dari salah satu vendor terkemuka.

Menurut Heru Santoso, Direktur NG, ada dua alasan NG memakai aplikasi CAD mutakhir, yakni untuk meningkatkan inovasi produk dan daya saing, serta mempercepat waktu luncur produk ke pasar (right time to market). “Hanya dengan cara ini kami bisa bertahan,” kata Heru. Alasan lebih rinci dijelaskan Daniel Suhardiman, Manajer Creation Center NG. Yakni, lantaran aplikasi tersebut mampu mempercepat proses, mulai dari persiapan, pembuatan desain, pengiriman komponen (parts) dari para pemasok, hingga akhirnya produk tersebut sampai di pasar. Walhasil, kata Daniel, perusahaan juga bisa mempercepat life cycle produknya dengan menghadirkan tren desain yang berkembang saat itu. “Kami sendiri sudah bertekad bisa menjadi trendsetter,” katanya.

Kenyataannya, di pasar perubahan model produk elektronik dari waktu ke waktu cukup cepat. Jadi, seandainya NG masih menggunakan metode pembuatan desain konvensional (memakai meja gambar dengan dua dimensi), dipastikan tidak akan bisa bersaing dengan kompetitor karena model-model yang ditawarkannya ketinggalan zaman.

CAD selama ini dikenal sebagai aplikasi yang membantu proses pembuatan desain atau rancang bangun. Perusahaan elektronik, otomotif, pembuat mould & dies (cetakan), konstruksi maupun yang membidangi keteknikan (engineering) lainnya, sudah banyak yang memanfaatkan aplikasi CAD, dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Untuk kebutuhan desain industrial, selain CATIA yang dikeluarkan IBM (sudah ada versi 5 release 8), aplikasi CAD lainnya yang juga telah mengadopsi teknologi tiga dimensi antara lain Unigraphic (dari EDS), ProCADAM dan SolidWork. Di IBM sendiri, sebagai contoh, solusi CATIA merupakan bagian dari kategori Product Lifecycle Management.

Menurut Daniel, cukup banyak manfaat yang dirasakan perusahaannya setelah memakai software CAD canggih ini. Terutama, dalam soal akurasi desain. Sebelumnya, akurasi desain baru bisa kelihatan sesaat sebelum produk dicetak. Walhasil, tak jarang terjadi penundaan dan jadwal produksi molor. Pada periode tradisional, semua desain memanfaatkan meja gambar dan belum menggunakan komputer. Tentu saja, waktu yang dibutuhkan amat lama. Sebagai gambaran, rata-rata waktu yang dibutuhkan NG untuk mengembangkan satu produk saja ketika itu sedikitnya 9 bulan. Artinya, produk yang dibuat dalam rentang waktu yang demikian panjang itu bisa menyulitkan perusahaan memprediksi tren yang berkembang saat produk diperkenalkan ke pasar. Padahal, kalau rentang waktu proses tadi bisa dipersingkat menjadi 2-3 bulan saja, model yang ditawarkan boleh jadi lebih sesuai dengan tren yang berkembang. “Nah, solusi yang kami pakai sudah bisa memperpendek proses tersebut,” kata Daniel.

Daniel menggambarkan, sebelum dipakainya aplikasi CATIA yang menawarkan solusi tiga dimensi, pihaknya agak kerepotan dalam proses perencanaan dan desain produk. Belum lagi, harus melalui proses try and error yang mesti dilakukan berulang-ulang dan memakan waktu lama. Maklum, untuk urusan desain, sebelumnya staf NG selalu membuatnya dalam bentuk dua dimensi di atas kertas. Proses itu belum cukup karena harus dikembangkan secara manual menjadi tiga dimensi. Setelah selesai, gambar yang dibuat tersebut dikirim kepada pemasok yang akan membuatkan cetakannya. Sebaliknya, proses pengiriman cetakan ini juga dilakukan secara manual, lantaran tak ada fasilitas file transfer seperti yang disediakan aplikasi-aplikasi terbaru. “Sangat rumit dan bertele-tele prosesnya,” ujar Daniel.

Dengan solusi yang baru, proses seperti itu bisa dihilangkan. Hebatnya lagi, solusi tersebut dilengkapi aspek analisis dengan adanya fitur Knowledgeware. Misalkan saja, dalam pembuatan desain produk, perancangnya ingin menggunakan lebih dari satu baut pada salah satu produk elektronik. Bila hal itu tidak tepat dan logis, otomatis solusi tersebut memberitahukannya. “Kongkretnya, kalau kita mau pasang sesuatu sembarangan, solusi ini akan memberitahukan kelayakannya,” paparnya.

Perbedaan proses semacam ini tentu saja akan berpengaruh pada kemampuan perusahaan melahirkan produk setiap tahun. Bila pola lama dipakai, paling-paling hanya satu model (untuk satu jenis produk) yang bisa dihasilkan. Sementara dengan dukungan solusi mutakhir semacam CATIA, NG saat ini mampu menghadirkan 5-6 model (untuk satu jenis produk).

Itu bisa terjadi lantaran proses desain, dari pradesain (lead time) hingga produk dihasilkan, bisa diperpendek. Ambil contoh pembuatan model produk kipas angin. Sebelumnya bisa memakan waktu 8 bulan (dari perencanaan hingga dipasarkan), tapi saat ini bisa dipersingkat menjadi lima bulan. “Itu saja sebenarnya masih bisa dipersingkat lagi,” kata Daniel.

Yang jelas, hampir semua produk NG saat ini telah memanfaatkan CATIA dalam urusan desainnya. Antara lain, radio kaset, televisi berwarna, lemari es, AC, pompa air, kulkas dan kipas angin.

Empat Tahapan Utama Pengembangan Produk di PT National Gobel:

Catatan: lamanya waktu yang dibutuhkan setiap tahap sangat fleksibel, tergantung produk yang dibuat.

Tidak berbeda dari Daniel, Heru merasa yakin dengan adanya proses restrukturisasi organisasi di bagian pengembangan produk yang dimulai Juli 2003, prosesnya akan lebih cepat lagi. Pasalnya, sejak saat itu, Departemen Procurement sudah disatukan ke dalam payung Departemen Creation Center. Walhasil, proses rantai suplai dengan para pemasok bisa lebih efisien, karena bagian pengadaan pun kini terlibat langsung dalam setiap proses pengembangan produk. Creation Center NG saat ini didukung oleh 42 karyawan, 26 orang di antaranya terdiri dari tenaga di bidang engineering, selebihnya tenaga di bidang planning, desain, urusan HAKI dan sebagainya.

Dalam konteks pengembangan produk di NG, unit Creation Center ini boleh dibilang sebagai kaptennya. Unit inilah yang memutuskan seperti apa produk tertentu akan dikembangkan. Lebih lengkapnya, ada empat bidang yang menjadi tanggung jawab unit ini, yakni perencanaan produk, industrial design, engineering design, serta manajemen & administrasi.

Melihat kemampuan aplikasi CAD semacam ini terus berkembang, Heru mengaku pihaknya akan menyesuaikan diri. Ia mencontohkan, dulu ketika masih dua dimensi kemampuannya terbatas, sehingga lebih banyak dipakai untuk membuat desain komponen (parts design). Begitu aplikasi ini dilengkapi kemampuan tiga dimensi, pemanfaatannya pun diperluas ke bidang industrial design.

Kendati solusi terbaru ini mampu menciptakan efisiensi di lingkungan perusahaan, khususnya di bidang pengembangan produk, bukan berarti ada pegawai yang harus dikeluarkan. Menurut Heru, yang terjadi justru nilai tambah SDM-nya makin meningkat. Buktinya, bila beberapa waktu lalu setiap orang di bagian pengembangan produk rata-rata hanya menghasilkan satu produk, kini bisa ditingkatkan menjadi 4-5 produk per tahun.

Toh, untuk mengukur efisiensi dari sisi biaya (cost), Daniel mengaku kesulitan. Yang lebih kentara, menurutnya, bila melihatnya dari sisi produktivitas. Ia menyebutkan sekarang produktivitas tenaga desainer dan teknisi NG bisa ditingkatkan 30%-40%. Contohnya, dalam hal pembuatan tampilan desain, peningkatan produktivitasnya bisa mencapai 38%. Adapun dalam hal pembuatan desain komponen (parts design) dan perakitannya (assembly), produktivitasnya bisa dinaikkan hingga 40%.

Untuk perbandingan, aplikasi desain seperti yang dipakai di NG, juga telah dimanfaatkan oleh Astra Honda Motor (AHM) di bagian rancang bangun dan engineering sejak 2001. Tepatnya, difungsikan untuk mendesain beragam varian sepeda motor Honda serta komponennya sekaligus. Manfaat penting yang dirasakan AHM, mereka mampu memunculkan model-model motor terbaru dengan cepat. Ini dimungkinkan, antara lain, karena proses desainnya dipermudah dengan fasilitas tukar-menukar file gambar (file transfer) antara AHM dan prinsipalnya, Honda Motor Company dari Jepang. Karenanya, ketika HMC mengirimkan gambar tiga dimensi ke AHM, anak usaha Grup Astra ini tidak perlu lagi menerjemahkannya. Maklum, sebelumnya AHM menggunakan aplikasi CAD dari vendor yang berbeda. Yang pasti, kata Johannes Pratomo, GM Teknologi Informasi AHM, pemanfaatan solusi CAD yang baru di perusahaannya sudah mulai terasa hasilnya. Setidaknya, katanya lagi, AHM lebih sigap meminimalisasi opportunity loss dengan memunculkan produk-produk terbarunya ke pasar.

Riset: A. Windarto

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved