Listed Articles

ANS Kosasih: Saya Bukan Orang yang Membosankan!

ANS Kosasih: Saya Bukan Orang yang Membosankan!

Dunia keuangan seringkali dianggap sebagai topik yang membosankan dan biasanya berhubungan dengan orang-orang yang membosankan. Namun Direktur Keuangan Perum Perhutani, ANS Kosasih, menegaskan, “I am not a boring people.”

Menurut Kosasih, saat ini, kalau sama sekali tidak mengerti dunia keuangan, pebisnis akan menjalankan perusahaan dengan’ ngawur’, namun bila tidak jeli dengan arah bisnis perusahaan serta tidak memiliki action plan yang jelas, rencana keuangan turut pula kacau. Yang menarik, selama 21 tahun berkarir, sebagian besar dunia profesional yang dijalani Kosasih bukanlah bidang keuangan. “Accounting is very good knowledge, tapi jangan jadi akunting saja. Kita butuh orang-orang yang mengerti bisnis,” tegas mantan profesional dari Bahana Sekuritas ini.

Kosasih mengawali karir di bidang penjualan dan distribusi untuk permen Vicks milik Procter & Gambler (P&G) selama 3 tahun. Ia juga pernah menjabat business development PT Inforindo, Exclusive Distributornya PT Digital Astra Nusantara. Tahun 1997 ia bergabung dengan PT Nestle Indonesia memegang bidang Convectionary untuk beberapa merek diantaranya KitKat, Polo dan Permen Fox. Ia juga mendapat pengalaman mengelola Dancow. Di perusahaan raksasa multinasional ini, Kosasih juga sempat memegang posisi category leader. “Saya dilatih bisnis oleh Nestle. Kami diajarkan untuk mengelola keuangan mulai dari berapa biaya untuk produksi, pemasaran dan distribusi, SDM, total biaya yang harus dikeluarkan, omset penjualan sampai bagaimana perputarannya. Jadi, kalau Dancow profit, dan profitnya masuk target, itu baru saya naik gaji atau bonus,” papar Kosasih.

Dari Nestle Indonesia, ia dipinang Citibank berperan sebagai SBU Head yang bertanggungjawab dari awal bisnis sampai profit. Ia mulai terbuka mata untuk bidang keuangan di Citibank. Dua tahun di bank multinasional tersebut ia bergabung dengan financial institution, Bahana Sekuritas. “Delapan tahun saya di Bahana,”ujar pria 41 tahun ini.

Kosasih yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang keuangan ini pada akhirnya menjabat posisi CFO Perum Perhutani. Menteri Sugiharto yang kemudian digantikan Sofyan Djalil pada waktu itu menyarankan Perhutani untuk memilih profesional yang memang piawai di bidang keuangan karena sebelumnya divisi keuangan perusahaan milik negara ini dijabat oleh karyawan yang tidak memiliki latar belakang bidang keuangan.

Masuknya Kosasih membawa banyak perubahan dalam tubuh Perum Perhutani. Tahun 2010 ada kebijakan baru dari pemerintah yaitu Perum Perhutani boleh mengembangkan bisnis. Transformasi tubuh Perhutani ditambah peran pemerintah membentuk perusahaan milik negara ini bangkit kembali. “Saya sampaikan ke pemerintah kalau aset Perhutani ini besar sekali. Pak Menteri cuma bilang, kamu bikin besar Perhutani profit deh! Kalau menguntungkan, gaji semua direksi akan naik.”

Banyak perubahan terjadi ketika financial engineering dilaksanakan di Perhutani sejak 2007 meskipun 2008 Kosasih membedah pembukuan perusahaan ini. Tak pelak, dari pendapatan sekitar Rp 2,2 triliun pada 2007 dan laba bersih Rp 39 miliar, kinerja perusahaan di 2008 mengalami perubahan yang signifikan dengan pendapatan menjadi Rp 2,306 triliun. Tahun 2010, pendapatan mencapai Rp2,787 triliun, laba usaha sebelum pajak menembus angka Rp 325,448 miliar dengan laba bersih Rp 275,759 miliar.

Kini ia mendapat tantangan baru yaitu profitabilitaas terancam akibat turunnya permintaan kayu global, sementara komoditi kayu mendominasi penerimaan dan biaya perusahaan. Proyeksi penerimaan hanya sampai 94%, sementara biaya diperkirakan mencapai 108%. Munculnya beban selisih kurs karena nilai tukar dolar terhadap rupiah melemah secara cepat dan signifikan. Cashflow perusahaan terancam karena percepatan penerimaan lebih rendah dari pengeluaran biaya. Dalam analisa Kosasih, setiap penurunan pendapatan 1% berdampak negatif sekitar Rp 30 miliar, serta peningkatan biaya 1% berdampak negatif sekitar Rp 29 miliar pada laba/rugi. (Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved