Listed Articles

AS Kritis, American Airlines Diambang Bangkrut

AS Kritis, American Airlines Diambang Bangkrut

Masalah ekonomi yang memburuk di Amerika Serikat nyatanya berdampak pada American Airlines, salah satu armada penerbangan yang sempat menjadi nomor satu di negara adidaya itu. Pasalnya, American Airlines mengajukan perlindungan kebangkrutan.

Tindakan tersebut merupakan cara memotong biaya tenaga kerja terkait tingginya harga bahan bakar dan menurunnya jumlah konsumen. Yang turut menyedihkan, AMR Corp, induk perusahaan American Airlines, juga mengajukan perlindungan kebangkrutan kepada pemerintah serta mengganti CEO mereka. American Airlines yang memiliki 88 ribu pegawai itu memang telah terperosok di lembah masalah selama bertahun-tahun. Pasalnya, perusahaan menganggap biaya tenaga kerja terlalu tinggi dibandingkan armada domestik lain dan perusahaan asing.

United Airlines dan Delta Air Lines Inc, keduanya dimiliki oleh United Continental Holdings Inc, memanfaatkan aturan penerbangan Chapter 11 untuk memotong biaya dan melakukan merger dengan sejumlah perusahaan. Selanjutnya, kedua perusahaan penerbangan itu kini menjadi armada terbesar di Amerika Serikat. “Dunia telah mengubah kami,” kata CEO American Airlines, Tom Horton, yang menggantikan Gerard Arpey.

American Airlines berencana untuk beroperasi secara nrmal meski di ambang kebangkrutan. Namun, keputusan terbaru itu dapat menyebabkan perusahaan terpaksa memotong kompensasi dana pensiun di 130 ribu pegawai dan pensiunan. Ray Neidl, analis kedirgantaraan Maxim Group, menurut keterangan Reuters, ketiadaan pembicaraan efektif dengan pekerja ‘memaksa’ perusahaan mengambil keputusan soal pengajuan perlindungan kebangkrutan yang tercantum di Chapter 11.

“Mereka telah proaktif,” kata Neidl berbicara soal pesawat yang mengangkut penumpang rata-rata 3 ribu orang per hari di Amerika Serikat itu. “Mereka harus memiliki cadangan kas yang cukup untuk melewati masalah.”

Di sisi lain, kebangkrutan memberikan kesempatan bagi AMR untuk mengurangi operasionalisasi yang kurang menguntungkan. Bahkan, mungkin AMR menjual sejumlah rute penerbangan. Proses itu juga memberikan AMR lebih banyak fleksibilitas, kata Jack Williams, profesor ilmu hukum di Georgia State University.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved