Listed Articles

ATS Unggulkan Efektivitas Rantai Pasokan Sodium Silikat

ATS Unggulkan Efektivitas Rantai Pasokan Sodium Silikat

Ekspor dilakukan ATS pertama kali pada tahun 1993. Pertumbuhan ekspor dari tahun 1993-1998 tidak terlalu signifikan, hal ini disebabkan pasar dalam negeri sudah menyerap pasar produk sodium silikat. Saat terjadi krisis pada tahun 1998, terjadi kesulitan karena pembelian bahan baku dan bahan bakar(gas) dalam Dollar sedangkan penjualan produk sebagian besar dalam Rupiah, sehingga ketika terjadi kejatuhan Rupiah sangat tinggi, maka terjadi kerugian. “Jal ini mengakibatkan jajaran top manajemen mulai berpikir untuk menjual ke luar negeri(ekspor) untuk meminimalisir kerugian karena terjadinya selisih kurs,” kata Satyawati Susanto, General Manager PT Ajidharmamas Tritunggal Sakti.

Pengenalan produk ATS mulai dilakukan secara aktif sejak tahun 1998. Kunjungan ke konsumen, pameran, dan seminar dilakukan untuk lebih mengenalkan produk ATS. Lambat laun produk ATS mulai dikenal oleh pasar luar negeri, hal ini terutama didukung dengan kualitas yang konsisten dan kualitas high grade. Peningkatan nilai ekspor terus terjadi dari tahun ke tahun.

ATS memiliki pengelolaan mata rantai pasokan bahan baku (supply chain management), mulai dari pencarian pemasok, evaluasi pemasok, proses kontrak, sampai memperoleh pemasok jangka panjang. Apalagi, 75% bahan baku berasal dari lingkup lokal dan 25% impor. Setiap pemasok bahan baku akan terlebih dulu disurvei. “Untuk supplier yang telah memenuhi persyaratan sebagai pemasok di ATS, selanjutnya akan diberikan secara bertahap pengajaran (edukasi) yang sesuai dengan standar kualitas produk yang harus dipenuhi disetiap pengirimannya. Evaluasi akan dilakukan secara berkala untuk menilai kinerja pemasok,” kata Satyawati.

Perusahaan ini juga menerapkan pengembangan enterpreneurship untuk membentuk karakter tim pemenang yang berjiwa enterpreneur. Di dalam budaya perusahaan ada proses pembelajaran, komunikasi yang baik, komitmen, berjiwa ownership, selalu bersyukur, integritas, kerjasama dan gembira.

Kedua, ada Continual Improvement dan Kaizen, prinsip berkeberlanjutan. Penerapan Sistem manajemen Mutu ISO 9001:2008 memiliki tujuan utama adanya continual improvement. Kaizen merupakan penerapan dari continual improvement melalui ide-ide dan penerapan hal-hal yang sederhana untuk perbaikan yang berkesinambungan. “Dengan prinsip tersebut, diharapkan seluruh karyawan terpacu untuk selalu memunculkan ide dan menerapkannya agar perusahaan dapat berkelanjutan dan memiliki daya saing,” kata Satyawati lagi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved