Listed Articles

Banjir Thailand Guncang Pasokan Mobil Asia Tenggara

Banjir Thailand Guncang Pasokan Mobil Asia Tenggara

Apple Inc dan Toyota Motor Corp menghadapi gangguan pasokan terburuk sejak gempa bumi, Maret lalu, yang melumpuhkan Jepang. Kali ini, perusahaan raksasa tersebut tertimpa masalah keuangan akibat banjir yang melanda Thailand.

CEO Apple, Tim Cook mengatakan bahwa banjir Thailand yang menjadi fenomena alam terburuk dalam kurun setengah abad ini, telah mengganggu pasokan komponen di komputer Mac. Sementera itu, Toyota terpaksa menghentikan produksi mobil Camry dan Prius akibat kekurangan komponen. Western Digital Corp, produsen hard-disk drives terbesar di dunia, memperingatkan adanya kerugian di kuartal ini dan produksi belum berjalan normal selama beberapa bulan mendatang.

Banjir Thailand menewaskan lebih dari 300 jiwa sejak Juli lalu dan menyebabkan 14 ribu perusahaan terpaksa nonaktif. Ini cukup menyulitkan mengingat Thailand memproduksi hampir seperempat hard-disk drive di dunia dan berfungsi sebagai pusat produksi mobil Jepang untuk kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, pemerintah Thailand memperkirakan kerugian biaya sekitar US$ 3,9 miliar.

“Kerusakan akan jauh, jauh lebih besar,” ujar Amir Anvarzadeh dari BGC Partners Inc. “Saya mungkin akan membeli banyak hard drive sebisa mungkin.” Banjir telah menyebar di 61 dari 77 provinsi yang ada di Thailand sejak Juli lalu dan merusak 14% lahan pertanian. Dikhawatirkan, banjir tersebut menjangkau Bankok. Thailand merupakan produsen terbesar hard-disk drive, eksportir terbesar ebras dan karet serta pemasok terbesar kedua komoditas gula.

Industri otomotif terguncang paling keras akan fenomena ini dan diperkirakan mengganggu pasokan di seluruh dunia, menurut keterangan Frost & Sullivan. Apalagi, sebagian besar mobil yang diproduksi di Thailand diekspor ke Australia, Eropa dan Meksiko. Produsen mobil Jepang seperti Toyota, Honda Motor Co dan Nissan Motor Co, telah kehilangan 6 ribu unit produksi per hari setelah menghentikan produksi sejak awal bulan ini di pusat manufaktur mereka di Asia Tenggara, berdasarkan keterangan Automobile Manufactures Association. Kerugian produksi itu diperkirakan lebih dari US$ 500 juta per bulan, berdasarkan data JPMorgan Chase & Co.

“Sulit untuk memperkirakan kapan produksi di Thailand akan berjalan normal kembali,” kata Toshiyuki Shiga, ketua Automobile Manufactures Association. General Motors Co dan Ford Motor Co juga memanfaatkan Thailand sebagai pusat produksi mereka. Ford yang merakit Fiesta di Thailand menghentikan produksi mobil itu dari 19 Oktober hingga 22 Oktober. Meskipun, perusahaan bekerja sama dengan pemasok untuk melanjutkan kembali perakitan pada 25 Oktober 2011.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved