Listed Articles

Bisnis Si Bintang Sinetron, Serius Juga

Oleh Admin
Bisnis Si Bintang Sinetron, Serius Juga

?Sultan baru pulang syuting malam dari Puncak, bagaimana kalau besok siang,? kata Teddy, manajer Sultan Djorgie. Esok siang pun sang manajernya kembali mohon maaf karena wawancara terpaksa diundur dua jam dari waktu yang dijanjikan. Alasannya kali ini, ada rapat dengan Bank Rakyat Indonesia yang waktunya juga mulur.

Para penggemar sinetron tentu cukup akrab dengan nama Sultan Djorgie. Artis kelahiran 19 November 1975 yang bintangnya lagi bersinar ini memang sedang sibuk beberapa syuting sinetron menjelang Ramadhan. Meski begitu, ia tidak bisa lepas dari bisnis bengkel dan dua kafe minumannya. Buktinya, sebelum diwawancarai ia masih sempat mengecek kembali mobil pelanggan yang ditangani bengkelnya sejak pagi. Lalu, malam harinya ia mengurusi Sheeker, kafe minuman yang berlokasi di Jl. Tirtayasa, Jakarta Selatan.

Sepak terjang Sultan di dunia wirausaha sebetulnya sudah cukup lama. Kegemarannya meracik minuman baru, mendorongnya mendirikan Sheeker, kafe minuman pertamanya pada 1995. Bersama dua temannya, usaha itu bukan sekadar membuka kafe tenda, tapi dijalani dengan serius. Berbagai minuman segar disediakan di sana. Ada 150 jenis minuman yang disajikan. Dan, kalau lagi berada di kafe miliknya, ia tak pernah diam. Dia turun tangan meracik minuman hingga menyajikannya ke para pelanggan.

Ia mengaku bukan latah ketika memulai usaha kafe minumannya. Bahkan ia bangga, karena ketika krisis melanda negeri ini pada 1998 dan banyak artis sibuk berkafe tenda, bisnisnya justru telah berkembang cukup bagus dengan banyak pelanggan. ?Saya yang pertama kali mulai buat kafe minuman di pinggir jalan, lainnya baru ikut kemudian,? ungkapnya. Sayang, Sultan menolak menyebutkan berapa investasi usahanya kala itu.

Keseriusannya menggeluti bisnis minuman, dibuktikannya dengan membuka Sheeker kedua di Plaza Semanggi bersamaan dengan dibukanya pusat perbelanjaan di belakang Balai Sarbini itu. Sultan juga berencana membuka cabang baru bulan depan di Gading Batavia, Kelapa Gading. Setiap minggu, Sultan selalu mengganti menu minuman yang disuguhkan di kafenya. ?Biar variatif dan pelanggan tidak bosan,? ujarnya. Setiap hari, paling sedikit terjual 200-an gelas minuman yang harganya Rp 12-18 ribu per gelas. ?Akhir pekan lebih banyak lagi. Sheeker malah ramai kalau pagi hari lho,? tuturnya. Untuk kualitas rasa, ia menjaganya dengan mendatangkan bahan baku campuran minuman khusus dari Singapura (60%).

?Saya sedang merencanakan untuk membuka lagi dua cabang, salah satunya di luar Jakarta,? kata Sultan. Hanya saja, rencana itu mesti ditunda dulu mengingat ketatnya jadwal kontrak kerja sinetron yang sedang dijalani Sultan. Bisnis yang idenya bermula hanya ingin nongkrong bersama teman-teman tapi juga menghasilkan uang itu, ternyata akhirnya menuntut keseriusannya juga.

Selain bisnis kafe, Sultan yang juga pereli ini merambah bisnis bengkel mobil, penjualan aksesori mobil, dan layanan mobil lainnya. ?Saya berpikir usaha apa yang menghasilkan tapi berhubungan juga dengan balap, ya bengkellah,? tuturnya. Bengkel mobil itu baru dia buka awal tahun ini. Namanya 100km, berlokasi di Jl. Pangeran Antasari, Jak-Sel. Meski bengkel ini baru berdiri, bisnis yang berkaitan dengan roda empat itu sebetulnya sudah ditekuninya sejak 1997. ?Waktu itu saya menjajakan velg mobil dan aksesorinya door to door,? kenangnya.

Bagi Sultan, itu bukan sesuatu yang memalukan karena prinsipnya menghasilkan uang dan halal. Padahal, kala itu namanya sudah berkibar sebagai model dan artis seni peran. Beberapa barang dagangan ada yang disimpan di garasi rumahnya, ada juga yang dititipkan di beberapa bengkel kenalannya. Tidak cukupkah uang yang didapat dari bermain sinetron? ?Bukan itu poinnya. Saya senang, dan mumpung masih muda, apa saja saya lakukan,? ujar adik pedangdut Thomas Djorgie ini.

Begitu menikmatinya Sultan dalam berbisnis, itu ditunjukkan dengan secara rutin menyambangi setiap usahanya. ?Kalau di bengkel hampir tiap hari, sedangkan di kafe bergiliran,? ujarnya. Dalam menjalankan bisnis, ia termasuk penganut faham ?minimalis?. Artinya, hanya 12 orang yang membantu kerja sehari-hari di bengkelnya, yang sebagian besar menangani bengkel, bukan manajemen. Seluruh kendali usaha dipegangnya sendiri, mulai dari keuangan, kontrol layanan hingga stok produk. ?Saya bisa kontrol lewat HP, lagi pula sekarang ada sistem komputer yang memudahkan saya me-manage usaha melalui laptop,? katanya santai.

Jadi, meski sedang syuting, Sultan tetap bisa menangani usahanya di sela-sela waktu istirahatnya. Usaha menyenangkan pelanggan pun tetap dia pikirkan. Yakni, dengan membuat program-program khusus tiap bulan. Misalnya, beli velg dengan ban, gratis poles. Tak heranlah, 200-300 pelanggan datang ke bengkelnya. Di bengkel yang didirikan dengan modal Rp 100-200 juta itu, pelanggan bisa membeli berbagai akseskori mobil mulai dari velg, per, shock breaker, ban dan sound system. Juga, disediakan layanan tambahan seperti tune up dan poles mobil. ?Tidak mahal kok kalau poles di sini, mulai Rp 600 ribuan,? ujarnya berpromosi.

Ronny, salah seorang pelanggan, sangat menikmati suasana bengkel Sultan yang dirancang sangat kosmopolitan. ?Layanannya bagus, lagi pula saya kenal Sultan sejak lama, jadi enak kalau negosiasi diskon,? tuturnya. Hari itu ia mengganti velg mobil, ban dan audio, hingga menghabiskan isi koceknya Rp 20 jutaan.

Kedekatan Sultan dengan para pelanggannya membuat mereka betah di 100km. Bahkan, walau tidak ada yang harus dikerjakan dengan mobil mereka, para pelanggan bisa saja datang walau sekadar untuk nongkrong dan mengobrol. Kalau di bengkel, Sultan tak sungkan turun langsung menangani mobil pelanggannya. ?Finishing mobil dan mencat mobil customer sering saya kerjakan sendiri,? katanya. Bagi Sultan, itu bukan sekadar menyenangkan, tapi sudah menjadi kewajiban, sebab pelanggan sudah mengeluarkan uang untuk mendapatkan hasil terbaik.

Sultan tidak ingin membandingkan kelebihan 100km dengan bengkel lain. ?Semua teman saya sih, tidak enaklah,? ujarnya. Tak heranlah ia mengatakan begitu, karena Sultan mengaku turut menanam modal di beberapa bengkel besar, tapi ia tidak mau menyebutkan namanya. ?Tidak banyak kok,? katanya mengelak ketika ditanya seberapa besar saham dia. Sultan melihat bengkel lain bukan sebagai pesaing, melainkan justru sebagai pemicu untuk terus meningkatkan layanan.

?Bagi saya, kalau urusannya berkaitan dengan uang, harus serius, apa pun itu,? katanya. Ia tidak ingin dana yang sudah dikeluarkan dan dijalankan dengan peluh berakhir sia-sia gara-gara tidak ditangani serius. Dia mengakui, usahanya belum besar. Namun, ketekunan dan keseriusannya menjalani bisnis patut dicontoh artis lainnya. Hal ini diamini Andy Yulianto, rekan Sultan yang membantu menangani 100km dan Sheeker, yang menilai Sultan memiliki bakat bisnis yang kuat.

Menurut Andy, Sultan sangat serius mengendalikan usaha-usahanya. ?Dia buat aturan kerja untuk anak buahnya. Meski dengan gaya anak muda, tetap saja anak buahnya patuh menjalani,? tutur pria yang mengenal Sultan sejak 1994 ini. Seperti Sultan, ia juga ingin mengembangkan bisnis lebih luas dengan membuka cabang 100km di tempat lain. ?Pokoknya, yang berhubungan dengan otomotif,? katanya.

Upaya promosi di berbagai majalah otomotif dilakukan agar bengkelnya dikenal lebih luas. ?Rutin di beberapa media,? kata Sultan yang menganggarkan 10% dari pendapatan untuk promosi. Maka datanglah pelanggan yang tidak hanya dari Jakarta tapi juga luar kota seperti Palembang, Medan, Surabaya, Makassar, bahkan ada pula yang dari Korea dan Selandia Baru. Memang belum banyak, sebagian besar mereka umumnya membutuhkan aksesori mobil khusus. ?Ada saja tiap bulan yang ingin dikirim barang,? katanya. Menariknya, bengkel 100km merupakan toko model Yokohama, salah satu merek ban dari Jepang. Bukan hanya itu, Sultan juga menjalin kerja sama dengan Yokohama bukan sekadar menjadi toko model. ?Kalau beli Yokohama di 100km paling murah deh,? ujarnya berpromosi.

Layaknya anak muda, meski menjalani bisnis dengan serius, Sultan tidak ingin dibuat pusing dengan pengelolaan bisnis yang terlalu rumit. Semuanya ditangani dengan cara sederhana, tapi tetap dipikirkan bagaimana menginvestasikan lagi keuntungan yang didapat. Tujuannya sederhana saja: mendapatkan uang lebih banyak.

Prinsip Sultan, mumpung masih muda, waktu yang ada harus dimanfaatkan dengan baik, terutama untuk mencari uang. ?Sebagai lelaki, saya kan punya tanggung jawab menafkahi keluarga kelak,? kata lajang yang lagi dekat dengan artis Annisa Trihapsari ini.

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved