Listed Articles

CEO Netflix Belajar dari Pengalaman Pahit

CEO Netflix Belajar dari Pengalaman Pahit

Netflix kini berada di bawah sorotan investor setelah menelurkan rencana pemisahan bisnis video streaming dan penyewaan DVD. Meskipun begitu, CEO Netflix, Reed Hastings tampak tenang menanggapi kabar burung yang beredar. Ia optimis dengan ‘tumpukan pengalaman’ yang pernah ia lewati.

“Ada satu ton ilmu yang saya pelajari dari dua perusahaan,” kata Reed Hastings yang pernah bekerja di Pure Software. Salah satu sumber yang membuat Hastings memperoleh kebijaksanaan dalam berbisnis adalah konselor pernikahan. Pasalnya, saat bekerja di Pure Software, Hasting ‘membelah diri’ menjadi CEO di siang hari dan programmer di malam hari. Di saat yang sama, sang istri melahirkan dan kehidupan keluarganya menderita.

“Saya dulu suami yang buruk dan ayah yang seringkali tidak hadir di kehidupan anak,” kata Hastings. “Konselor pernikahan saya menjadi pelatih CEO sekaligus mentor yang baik. Ia memaksa saya untuk menyadari bahwa saya ternyata lebih peduli kepada kesuksesan bisnis dibandingkan pernikahan. Istri saya bisa memaafkan saya karena saya bukanlah bajingan yang suka berbohong. Saya hanyalah orang yang memiliki nilai-nilai pemahaman yang berbeda.” Selanjutnya, Hastings belajar bahwa komitmen sepenuhnya terhadap kejujuran, bahkan saat keadaan terburuk pun, merupakan jalan terbaik dalam membangun bisnis.

Setiap kali membuat kesalahan di Pure Software, Hastings menciptakan sebuah proses yang diharapkan mampu menghindari kesalahan yang sama. Padahal, rutinitas seperti itu termasuk kesalahan. Pada akhirnya, perusahaan menjadi kurang fun. Lalu, Hastings menerapkan cara baru di Netflix. “Saat kami membangun Netflix, kami menciptakan semacam budaya baru.” Daripada meningkatkan kerumitan proses pengambilan keputusan di perusahaan, Hastings memberikan kebebasan sekaligus tanggung jawab lebih banyak kepada karyawan.

Sebagai contoh, Netflix menginformasikan data keuangan secara terbuka di lingkup internal dan percaya kepada pegawai bahwa mereka tidak akan membocorkan data penting itu. Hastings melihat ini sebagai ‘lawan’ dari budaya rahasia yang diterapkan di Apple. Netflix juga mulai dengan kebijakan ‘aneh’ yaitu standar liburan selama dua minggu per karyawan.

Suatu hari, seorang pegawai bertanya alasan standar liburan yang aneh tersebut. Memang, dengan kebijakan itu, pegawai Netflix tidak lagi punya batas tetap untuk hari libur per tahun. Hastings dengan enteng menjawab. “Kita juga tidak punya aturan khusus dalam berpakaian namun tidak seorang pun yang datang ke kantor dengan tanpa pakaian kan?”


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved