Listed Articles

Deutsche Bank: Pelaku Perbankan Indonesia 'Tahan Banting'

Deutsche Bank: Pelaku Perbankan Indonesia 'Tahan Banting'

Berdasarkan studi terbaru Deutsche Bank, bank-bank di Indonesia termasuk kuat menghadapi tingginya tekanan keuangan yang didasarkan pada tinjauan komprehensif dari sistem ketahanan perbankan global. Kemampuan perbankan Indonesia menghadapi lonjakan tajam kredit macet dan penurunan laba ternyata lebih baik dari pemain perbankan di Amerika Serikat, Inggris dan Prancis.

“Bank-bank di Indonesia memiliki ketahanan dan kesiapan yang baik untuk menghadapi risiko resesi dan goncangan hebat pada sistem perbankan internasional. Dengan level kredit yang relatif rendah pada perekonomian Indonesia dan tingginya tingkat kapitalisasi bank, kami berharap Indonesia memperoleh manfaat dari akses kredit yang baik di beberapa tahun mendatang,” tulis laporan riset Deutsche Bank.

Meskipun tidak mampu mengalahkan nilai Meksiko dan Thailand, Indonesia dalam studi ini berada di depan Yuanni, Portugal, Spanyol dan Irlandia. “Kebijakan fiskal pemerintah yang disiplin memungkinkan level kredit Indonesia ada di bawah 30% dari PDB dan memastikan terjaganya kapasitas bank untuk tetap memberikan pinjaman dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” ungkap riset tersebut.

Deutsche Bank juga mencata bahwa sistem perbankan Indonesia berada dalam posisi kuat untuk menghadapi gejolak kredit yang hebat dengan rata-rata rasio non-performing loan (NPL) sebesar 100% dan bisa mencapai 321% pada beberapa kasus. Persentase NPL yang diproyeksikan dari semua pinjaman di Indonesia pada 2011 adalah 1,5. Angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan Yunani (13,5%), Irlandia (11,4%), Brazil (9%) dan rata-rata negara berkembang (2,4%).

Secara keseluruhan, studi Deutsche Bank ini menemukan bahwa bank-bank di negara berkembang memperoleh nilai yang sedikit lebih baik pada ‘peta bahaya’ aripada negara maju dengan risiko paling rendah dimiliki oleh Meksiko, Thailand, Indonesia, Malaysia dan Korea. Namun, kredit tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang diprediksikan akan terus meningkat dalam waktu yang akan datang, inflasi harga aset dan intervensi pemerintah dalam praktik kredit telah menempaktan Brazil, India, Rusia dan Cina di posisi terendah dalam peta bahaya negara berkembang.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved