Listed Articles

Didier Chenneveu: Bisnis Logistik Makin Booming

Didier Chenneveu: Bisnis Logistik Makin Booming

“We expanding the business to all customers, ” jawab Didier Chenneveau, Presiden CEVA untuk kawasan Asia Pasifik saat ditanya soal target perusahaan di masa depan. Pernyataan tersebut, sebenarnya, tidak terlalu muluk bagi perusahaan yang mengklaim sebagai penyedia jasa logisitik terbesar ke empat di dunia. CEVA merupakan perusahaan solusi transportasi logistik yang berkembang pesat secara global. Jaringan perusahaan tersebar di 170 negara dengan lebih dari 49 ribu pegawai. Di Indonesia, CEVA memiliki pegawai lebih dari 1.500 orang, dengan total luas warehouse lebih dari 2 juta meter persegi yang tesebar di 20 situs.

Didier yang sebelumnya bekerja di LG dan menjabat sebagai Chief Supply Chain Officer ini menegaskan bahwa dunia logistik sedang berkembang pesat. “Dalam lingkup internasional, industri ini sedang booming. Alasan pertama adalah perusahaan mulai memperluas nilai mereka dengan melakukan sistem outsourching.” Ini berarti, mereka tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan perusahaan dengan ‘menciptakan’ sendiri melainkan bermitra, seperti dalam lingkup teknologi, logistik dan sebagainya.

Selain itu, pertumbuhan ekspor-impor semakin tinggi. Awalnya, sebagian besar perusahaan, menurut Didier, melakukan sebagian distribusi dengan ‘tangan’ mereka sendiri. Namun, semakin lama perusahaan menyadari bahwa mereka membutuhkan ahli untuk melakukan itu, seperti ahli dalam tranportasi, distribusi, jaringan dan sebagainya. “Karena itu, mereka mencari perusahaan seperti kami. CEVA menyediakan, jaringan, sistem, proses, dan manajemen yang berkualitas global,” kata Didier lagi.

Berbicara soal prospek industri logistik di Indonesia, pertumbuhan manufacturing di Nusantara sangatlah membantu dalam meningkatkan revenue di kawasan Asia Pasifik maupun global. Yang harus ditekankan, industri ini sangatlah fragmented. Sebagai contoh, 10 pemain besar di dunia, masing-masing, memiliki pangsa pasar setidaknya 30% secara global. Karena itu, banyak pemain di berbagai negara, termasuk Indonesia, ikut masuk ke industri supply chain. Beberapa diantara mereka bahkan hanya memiliki satu sampai dua truk. “Indonesia menjadi daerah yang ‘subur’ bagi pengusaha logistik karena negara ini memiliki lebih dari 15 ribu pulau yang tentu saja, menjadi impian bagi perusahaan logistik. Masyarakat tentu membutuhkan sistem pergudangan, transportasi dan distribusi yang efektif,” ungkap pria yang bertempat tinggal di San Diego, Amerika Serikat, ini.

Walaupun muncul isu krisis keuangan yang menyebabkan produksi barang menurun, CEVA percaya rebound terjadi sangat cepat. Apalagi, industri logistik berkembang lebih cepat dari GDP. Karena itu, CEVA mengaku berambisi besar untuk meraup lebih banyak keuntungan. “Jika berbicara soal target dalam mengembangkan perusahaan, kami ‘berkaca’ pada masa lalu. Dalam level global di 2010, kami sudah meraih 6,8 miliar euro. Di Asia Pasifik, kami memiliki pangsa pasar setidaknya 30% dan berada di posisi ketiga terbesar,” kata Didier.

Karena itu, target dalam kurun tiga tahun mendatang, CEVA berada di posisi tiga dalam level global. Kawasan Asia Pasifik menjadi alasan yang tepat untuk meraih itu semua karena pertumbuhan perusahaan sangat pesat terutama di Cina yang memiliki pertumbuhan GDP sekitar 9%, India yang juga tumbuh sangat pesat, begitu pula Indonesia dengan GDP sekitar 6,7%. Dan, tentu saja, bisnis logistik berkembang lebih cepat daripada GDP. “Karena itu, kami harus lebih needy dan memahami kebutuhan pasar. Apalagi, kami juga memiliki services yang mencakup semua kebutuhan,” ungkap Didier.

Berbicara soal performa keuangan perusahaan secara global, terjadi peningkatan revenue sebesar 25% dari 5,49 miliar euro di 2009 menjadi 6,8 miliar euro di 2010. Secara terperinci, Amerika menyumbang 2, 07 miliar euro (30%), Eropa Utara sebanyak 1,55 miliar euro (23%), Eropa Selatan, Timur Tengah dan Afrika sebanyak 1,24 miliar euro (18%) dan Asia Pasifik sebesar 1,96 miliar euro (29%).

Layanan CEVA, pada dasarnya, terdiri dari dua area utama, yaitu contract logistics yang termasuk penyimpanan dan ground berbasis distribusi. Konsumen juga bisamemanfaatkan metodologi SMART. Selanjutnya, adalah freight management yang mengkoordinasi perpindahan produk dan materi via udara, jalan darat ataupun laut menggunakan mode transportasi yang efektif. Secara global, sektor yang digandeng oleh CEVA adalah otomotif (25%), teknologi (24%), consumer and retail (205), industrial (15%), energi (6%) dan lainnya sebanyak 10%. Revenue, dalam perhitungan sederhana, diperoleh melalui layanan darat sebanyak 40%, udara sebesar 40% dan 20% berasal dari layanan via laut.

“Perangkat teknologi biasanya menggunakan layanan udara karena mereka sangat membutuhkan kecepatan transfer. Meskipun, pemilihan cara distribusi juga bergantung pada perspektif keuangan perusahaan,” kata Didier lagi.

Dalam meraih ambisi mereka, bukan berarti jalan yang dilalui CEVA tanpa rintangan. Menurut Didier, di Indonesia, kendala terkait infrastruktur dan warehouse. “Jika kita melihat Indonesia, sistem infrastruktur sangatlah complex. Beberapa bandara, ruas jalan, dermaga dan sebagainya, masih banyak yang harus dikembangkan. Begitu pula dengan sistem warehouse di beberapa kawasan yang harus diperbaiki secara signifikan.”

Untuk mengatasi masalah tersebut, Didier mengungkapkan empat strategi unggulan CEVA.

Strategi pertama, perusahaan meningkatkan layanan kepada konsumen yang sudah ada. “Kami bekerja sangat keras dan bermitra dengan 100 perusahaan terbesar di dunia dan konsumen yang memiliki ‘jaringan’ global,” tegas Didier. Apalagi di kawasan Asia Pasifik, banyak sekali kebutuhan layanan karena ada banyak pabrik, distribusi operasi dan sebagainya. Karena itu, mengembangkan layanan kepada perusahaan-perusahaan unggulan di dunia yang sudah bekerja sama dengan kami adalah hal yang sangat penting, kata Didier lagi.

Strategi kedua, CEVA imengembangkan ocean business lebih serius. Di 2010, total oceanfreight volumes sekitar 672 ribu TEU dan 356 ribu TEU diantaranya dikontrol dengan pengapalan via CEVA. Ini terjadi peningkatan 27% dibandingkan 2009. Apalagi perusahaan juga menyediakan layanan freight management. Meskipun harus diakui, cengkraman CEVA masih terbilang kecil di ocean market. Karena itu, perusahaan berambisi masuk dalam 5 pemain besar terkait total volumes dan 10 pemain besar dalam lingkup controlled volumes, dalam kurun 3 tahun mendatang.

Strategi ketiga adalah ‘memanfaatkan’ kondisi ekonomi Cina karena negara tersebut merepresentasikan kesempatan yang sangat besar bagi CEVA. Perusahaan berambisi meningkatkan pangsa pasar menjadi 5% hingga 2013 dengan cara meningkatkan kemampuan integarasi jaringan global dalam mendukung perusahaan Cina untuk masuk ke ranah global

“ Strategi keempat adalah kami menyediakan end to end solutions. Industri saat ini sangatlah fragmented. Konsumen ingin dilayani dengan distribusi via laut, udara, darat ataupun kombinasi. Selain itu, jaringan distribusi mereka pun semakin rumit. Kami berusaha memenuhi kebutuhan secara maksimal dan efektif,” kata Didier lagi. Yang menarik, perusahaan juga menguatkan tim manajemen senior dengan menaruh profesional unggulan di beberapa divisi strategis. Anne Harm Barkema yang sudah berpengalaman selama 25 tahun di bidang sumber daya di berbagai perusahaan multinasional, bergabung di CEVA pada 1 September 2010 sebagai Chief HR Officer. November lalu, Leigh Pomlett menjadi President CEVA untuk kawasan Amerika Utara.

“Pada dasarnya, kami sangat menyadari bahwa industri ini memiliki kesempatan yang besar dimanapun. Kami mencoba untuk fokus dalam lima sektor yaitu utility industry, technology, consumer retail, industrial, dan energi. Di Indonesia, konsumen terbesar kami adalah plastic manufacturing,” kata Didier.

CEVA memiliki visible performance management yang memastikan perusahaan bekerja secara efektif dan konsisten dalam beroperasi di seluruh dunia. Budaya perusahaan terdiri dari lean program (efisiensi dalam lingkup pengurangan limbah), smart solution (sebuah proses yang membantu perusahaan untuk mengidentifikasikan area tertentu yang memungkinkan konsumen untuk menstandarisasi core process dari solusi logistik mereka), zero defect start ups (menawarkan layanan bagi perusahaan yang baru memulai proyek), serta health, safety and environment.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved