Listed Articles

Digitalisasi Perbankan, Benarkah Baru Sebatas 'Digital Lipstick'?

Saat ini kita sedang berada di tengah-tengah transformasi industri, tidak terkecuali industri perbankan. Industrial Revolution 4.0 yang didorong oleh digital memberikan Bank DBS kepercayaan bahwa “Banking will be less and less physical”, di mana kegiatan perbankan menjadi semakin tidak berwujud fisik dan merupakan bagian dari kegiatan keseharian kita yang tidak dapat dipisahkan.

Terlebih saat ini, perbankan digital menjadi “new normal” dalam industri keuangan. Dalam mengantisipasi perubahan tersebut, Bank DBS melakukan berbagai transformasi digital yang tidak sekedar “digital lipstick” namun “digital to the core” mulai dari proses dan layanan perbankan hingga budaya kerja.

Bagi Bank DBS, transformasi digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga “digital mindset” yang berarti bagaimana bank tidak berhenti berinovasi guna dapat menyelesaikan kebutuhan nasabah dengan cara digital. Hal tersebut direalisasikan dengan digibank by DBS yang mampu menjawab kebutuhan nasabah saat ini dan kedepannya.

“Dengan perbankan digital, pengalaman perbankan nasabah berubah seakan-akan seperti masuk ke dalam butik. Nasabah langsung dikenal, dan solusi keuangan yang ditawarkan akan disesuaikan dengankebutuhan nasabah, terlebih jika kita berbicara mengenai wealth management. Karena setiap nasabah memiliki kebutuhan dan preferensi masing-masing. Dengan adanya digitalisasi, produk yang ditawarkan adalah produk yang sesuai dengan kondisi keuangan nasabah,” ujar Managing Director, Head of Digital Banking, PT Bank DBS Indonesia, Leonardo Koesmanto.

Platform perbankan digital memungkinkan layanan keuangan menjadi semakin tersedia bagi semua segmen masyarakat, atau yang Bank DBS sebut dengan demokratisasi keuangan. Produk yang dulu hanya tersedia bagi segmen tertentu, sekarang dapat diakses oleh semua orang. Mulai dari pembukaan rekening, deposito, transaksi valas, rekening valas, pembiayaan kredit, hingga investasi obligasi pasar perdana dan sekunder. Memungkinkan setiap orang bergerak maju dan meningkatkan kondisi keuangan mereka.

Dengan memanfaatkan teknologi digital, digibank by DBS berhasil mempercepat penjualan obligasi ritel yang ditawarkan oleh pemerintah meskipun di tengah pandemi saat ini. Juga, memungkinkan nasabah untuk dapat melakukan aktivitas perbankan tanpa harus pergi ke cabang, tanpa perlu mengisi dokumen yang banyak, dan tanpa perlu tanda tangan basah (Branchless, Paperless, dan Signatureless).

“Paperless dan signatureless, memungkinkan nasabah untuk mengisi dokumen saat membuka rekeninghanya melalui aplikasi tanpa perlu tanda tangan basah dan setumpuk formulir, karena digibank by DBS memanfaatkan penggunaan e-KTP dan verifikasi biometrik untuk proses e-KYC (Know Your Customer),” jelasnya.

Menurutnya, data yang di-encrypt dengan aman di dalam chip e-KTP, dicocokkan dengan sidik jari calon nasabah, sehingga dapat dipastikan nasabah yang membuka akun adalah memang orang yang sebenarnya. Selain itu, dengan soft token yang menggantikan One Time Password (OTP), memastikan transaksi dilakukan pada device yang benar, dan tidak di-hack dari device lain. Dari sisi layanan keluhan nasabah, menggunakan fitur Virtual Assistant dengan Artificial Intelligence dan fitur Live Chat untuk menjawab berbagai pertanyaan nasabah yang umum, di mana sebelumnya nasabah harus menggunakan layanan call center.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved