Listed Articles

Elisa Lumbantoruan: Fungsi CFO adalah Score Keeper, Advisor, Operator dan Value Integrator

Oleh Admin
Elisa Lumbantoruan: Fungsi CFO adalah Score Keeper, Advisor, Operator dan Value Integrator

Sebagai CFO PT Garuda Indonesia (Persero), Elisa Lumbantoruan mengaku banyak tugas yang harus ia pikul untuk ‘menjaga’ kondisi keuangan perusahaan. Ada tiga tahapan fungsi dirkektorat keuangan, menurut Elisa, yaitu score keeper, advisor, operator dan value integrator.

Sebagai score keeper, divisi keuangan mencatat transaksi, memproses data dan membuat laporan. Ini adalah level terendah dari funsi direktorat keuangan. Biasanya fungsi ini dapat ditemui pada perusahaan yang baru berdiri atau perusahaan keluarga. Kedua, divisi keuangan bertindak sebagai advisor karena selain melakukan pencatatan transaksi, mereka juga menjalankan fungsi pengawasan dalam hal manajemen risiko dan juga melakukan advice dengan memperhatikan kondisi makro ekonomi dan sebagainya.

Ketiga, sebagai operator, direktorat keuangan mulai melakukan business review yaitu dengan mulai memberikan prediksi ke depan atau forward looking report. Terakhir adalah value integrator, yaitu direktorat keuangan mulai mengintegrasikan unit organisasi untuk fokus pada visi dan misi perusahaan dari aspek indicator finansial maupun indicator operasional.

Elisa menjelaskan, pada akhirnya value integrator tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan performa perusahaan karena memberikan predictive insight seperti mempertimbangkan kondisi makro ekonomi dalam menentukan strategi perusahaan. Dari peranan itulah, direktorat keuangan mulai mempengaruhi cara mengatur perusahaan atau ‘the way we manage the company’.

Ia mengakui, Garuda belum sampai pada tahap value integration. Namun, direktorat keuangan Garuda sedang berada pada tahapan transisi dari perannya sebagai operator menuju peranan sebagai value integrator. Pada tahapan ini, ada 3 hal yang sedang dijalani oleh Garuda, yaitu targeted growth (target pertumbuhan Garuda baik dalam hal penerbangan domestik dan internasional, Citilink maupun kargo.), operational excellence (efisiensi dan efektivitas dari anggaran atau sumber daya yang dimiliki) dan capital strategy terkait financial capital dan human capital.

Elisa menyebut tahun 2010 lalu sebagai investment year, karena Garuda banyak berinvestasi dengan membeli 24 pesawat baru. Selain investasi dalam hal armada baru, Garuda juga terus melakukan investasi jangka panjang dalam hal pelayanan kepada konsumen yang disebut sebagai Garuda Experience.

Ia menegaskan, laporan keuangan Garuda memang mengalami pertumbuhan. Tahun 2010 lalu, pendapatan operasional Garuda tumbuh 9,4% secara YoY (Year on Year) dibandingkan tahun 2009, meskipun keuntungan turun dari Rp 1 triliun menjadi Rp 516 miliar. Selain itu, produksi Garuda yang dihitung dengan ASK (Available Seat Kilometres), meningkat 18,7 persen. Yield Garuda juga tumbuh 13,7 persen. Dan pertumbuhan cost Garuda hanya 12,4 persen, atau tidak secepat pertumbuhan produksinya. “Inilah yang saya katakan bagaimana 3 hal yang saya sebutkan tadi berfungsi,” ujar Elisa. Tahun 2010 lalu Garuda telah mendapatkan Skytrax bintang 4 dan di 2014 nanti Garuda menargetkan mendapatkan Skytrax bintang 5.

Selain itu, menurut Elisa, dampak positif yang dapat dilihat jelas dari proses transisi Garuda tersebut adalah pada kuartal 1 2011, di mana total revenue Garuda meningkat 49,7% YoY dibandingkan periode yang sama di 2010. Jumlah penumpang Garuda juga meningkat 46,7%, dan produksinya (ASK) meningkat 40,1 %. (Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved