Akibatnya? Jelas, investigator FBI, penyelidik dari Kongres, maupun para karyawan yang ingin menuntut Enron (karena simpanan hari tua mereka yang raib) kesulitan mendapatkan bukti yang bisa menggiring manajemen *energy trader* global terbesar tersebut untuk bertanggung jawab.

Tak ada, memang, aturan yang mengharuskan seberapa lama perusahaan akunting menyimpan dokumen kliennya, tetapi kebanyakan sampai beberapa tahun. Selain itu, ada pula ancaman terhadap perusakan dokumen yang disengaja.

Selain penghancuran dokumen, terungkap pula adanya kemitraan Enron dengan perusahaan “kosong”, seperti Chewco dan JEDI. Perusahaan dengan nama yang terkesan main-main (Chewco dan JEDI adalah karakter dalam *Star Wars*) ini membuat para eksekutif Enron yang mengemudikannya kaya raya, dan Enron membuat pembukuan *off balance sheet* atas kerugian ratusan juta dolar sehingga tersembunyi dari mata investor dan pihak lain.

Hal lain yang tak kalah menarik adalah kedekatan para eksekutif Enron dengan para petinggi Washington, termasuk Presiden George W. Bush dan Jaksa Agung John Ashcroft. Toh, Menteri Perdagangan Don Evans maupun Menteri Keuangan Paul O`Neill menolak permohonan CEO Kenneth L. Lay untuk mem-*bail out*.

Nah, siapa yang bertanggung jawab dalam skandal Enron? Untuk menjawab ini, beberapa harus terungkap dulu: Apakah kemitraan Enron dengan Cewco dan lain-lain itu dimaksudkan untuk menyembunyikan *liability* dan merancukan investor? Apakah bukti yang ada sengaja dihancurkan? Apakah hubungan baik dengan para petinggi Washington membuat Enron menerima perlakuan khusus? Apakah para eksekutif Enron tahu bahwa perusahaan sedang tenggelam ketika menjual saham senilai US$ 1,1 miliar dan mendorong para karyawan dan investor lainnya terus membeli saham Enron?