Listed Articles

Gara-Gara Jepang, Saham Asia Tidak Stabil

Gara-Gara Jepang, Saham Asia Tidak Stabil

Saham Asia kembali jatuh sejak beberapa perusahaan Jepang melaporkan keuntungan mereka. Banyak dari perusahaan mengaku ‘kelelahan’ dalam menghadapi konsekuensi gempa Jepang terburuk sepanjang sejarah.

Tokyo Electric Power Co, operator pembangkit nuklir yang lumpuih karena tsunami dan gempa 11 Maret lalu, mengalami penurunan saham sekitar 0,6% di Tokyo. Tohoko Electric Power Co jatuh setidaknya 2,1% setelah menggelontorkan dana 109 miliar yen (US$1,3 miliar) untuk memperbaiki kerusakan akibat gempa. Japan Steel Works Ltd turun 5% setelah meramalkan penurunan laba sekitar 30%.

Selain itu, Hana Financial Group Inc anjlok 15% di Seoul, Korea Selatan, setelah menunda keputusan tentang pengambilalihan oleh Korea Exchange Bank. MSCI Asia Pacifix Index turut tergelincir 0,4% menjadi 135,83 di Tokyo. Beberapa nomor saham pada indeks juga tampak tidak stabil. Indeks saham sempat menyentuh angka terburuk akibat gempa Jepang, Maret lalu. Harga komoditas turut anjlok di tengah kekhawatiran China yang akan mengetatkan kebijakan moneter.

Nikkei 225 Stock Average jatuh 0,4% di Tokyo. Kospi Index di Korea Selatan turun 0,6% di Seoul, kerugian yang disebabkan bank sentral mengubah suku bunga sekitar 3%. S&P /ASP 200 Index, Australia, jatuh 0,4% di Sydney.

Di New York, indeks saham sempat naik 0,5% setelah jatuhnya dollar dan peningkatan komoditas karena China menaikkan rasio cadangan untuk pemberian pinjaman dari 0,5% menjadi 21%, sebagai bagian pengekangan pinjaman.

Indeks MSCI Asia Pacific turun 1% tahun ini, berbanding dengan keuntungan sekitar 7,2% dari S&P 500 dan 2,2% di Stoxx Europe 600 Index. Saham di Asia diperkirakan bernilai 13,4 estimasi keuntungan rata-rata.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved