Listed Articles

Inilah Keterbatasan Perempuan di Dunia Kerja

Inilah Keterbatasan Perempuan di Dunia Kerja

Meskipun banyak perempuan yang mulai meramaikan dunia profesional, hambatan kaum hawa untuk menunjukan eksistensi belum berakhir. Masih banyak kendala yang dihadapi untuk bersaing dengan pria. Salah satunya adalah keterbatasan fisik.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Paulus Bambang WS, Vice President Director dan Marketing & Operation Director PT United Tractors Tbk. Menurutnya, tanpa maksud menyepelekan perempuan, kaum hawa ini sebaiknya jangan dijadikan site manager atau petugas lapangan di medan yang terlalu berat. “Ini bukan bermaksud untuk membuat perbedaan. Bagaimanapun, perempuan memiliki keterbatasan disik. Intinya bukanlah membedakan kedua jenis kelami ini.”

Selain itu, perempuan memiliki keterbatasan terkait keluarga. Ini terlihat dari ketiadaan perempuan sebagai site manager di wilayah terpencil. “Perempuan memiliki suami dan anak. Yang tidak bisa pergi bukan perempuannya melainkan suami yang tidak bisa ditinggal dalam waktu lama. Perempuan harus berkorban untuk anak dan suami,” kata Paulus Bambang.

Faktor psikologis menjadi unsur yang sering dialami perempuan dalam dunia kerja. Banyak wanita berkembang di keluarga yang masih berprinsip wanita harus tunduk pada pria. Karenanya saat masuk ke sebuah perusahaan, perempuan tidak bisa melepaskan prinsip tersebut dari benak mereka. “Wanita yang memiliki konsep psikologis itu memperolehnya dari keluarga. Mereka harus dikonseling agar mindset bisa diubah.”

Konsep terakhir adalah keterbatasan sosiologi. Banyak aturan tidak tertulis yang dipegang teguh oleh perempuan dan masyarakat. Misalnya saja, masih banyak kalangan yang tidak bisa menerima pemimpin perempuan. “Fenomena tersebut berbeda dengan pemahaman masyarakat asing yang sudah bisa menerima pemimpin perempuan. Tidak banyak wanita yang berani berbicara di depanlaki-laki seperti Sri Mulyani, misalnya,” kata Paulus Bambang.

Keterbatasan fisik, keluarga dan psikologis adalah pembatasan yang disebabkan oleh diri wanita itu sendiri, sedangkan keterbatasan sosiologis berasal dari lingkungan. Keterbatasan wanita bukan hanya terkait ability dan capability, tegas Paulus.

“Makanya bagi para laki-laki, tolong berikan kesempatan kepada wanita. Keterbatasan sosiologis itu yang harus dibantu.”

Diakui Bambang, kondisi Asia memang berbeda dengan Barat yang lebih mampu menerima kepemimpinan wanita. Kalau ada wanita menjadi pemimpin di perusahaan atau institusi, itu bukan karena society yang membentuknya, tapi karena dirinya sendiri dan ada atasan yang mendukung. (Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved