Komunitas Para Gadget-mania | SWA.co.id

Komunitas Para Gadget-mania

Mulanya adalah ketertarikan yang sama pada pada satu jenis gadget -? peranti elektronik personal yang biasa dipakai para eksekutif. Dari sini, para eksekutif seperti Andy Hartono, Sentot Adiprasena dan Suhaili akhirnya membangun komunitas khusus untuk para pemilik gadget tertentu. Menariknya, mereka bukan cuma sebagai penggembira, tetapi juga aktif mengelola kegiatan komunitas tersebut, misalnya menggelar pertemuan anggota.

Menyebut komunitas-komunitas pengguna gadget, tak bisa dilepaskan dari kehadiran dan perkembangan gadget itu sendiri. Pada awal kemunculannya, gadget -- seperti PDA (personal digital assistant) ataupun yang terbaru smartphone -- hanya dimiliki kalangan tertentu dan mencitrakan penggunanya sebagai orang yang melek teknologi, sibuk, dan punya seabrek aktivitas. Sekarang? Agaknya tak lagi seeksklusif itu, karena penggunanya kian bertambah. Namun, karena teknologinya terus berkembang, ada saja fitur baru yang ditawarkan suatu jenis gadget dan dalam jangka tertentu biasanya akan muncul versi baru produknya. Dari tukar-menukar info seperti ini, lewat acara kumpul-kumpul di antara anggota, lahirlah komunitas-komunitas pengguna gadget.

Salah satu komunitas gadget yang cukup dinamis perkembangannya adalah iPAQ Users Group (iPUG). Menurut Chairman iPUG Andy Hartono, perkembangan komunitas iPUG Indonesia yang dipimpinnya saat ini cukup baik dan lumayan tinggi. Data yang diperolehnya dari Compaq/Hewlett-Packard Indonesia menunjukkan, pengguna peranti ini mencapai lebih dari 25 ribu orang yang tersebar di Indonesia.

Andy mengklaim iPUG di Indonesia merupakan komunitas pengguna gadget yang sangat aktif dibanding komunitas sejenis di di Thailand, Cina dan sekitarnya. ?Bahkan, kami pernah diundang ke Cina dan Thailand dua tahun berturut-turut untuk memberikan gambaran tentang aktivitas iPUG di Indonesia,? kata Andy bangga.

Motif pendirian komunitas ini, dijelaskan Andy, adalah menyediakan wadah bagi para anggotanya untuk berkumpul bersama dan bertukar pengalaman dalam memanfaatkan peranti ini untuk mendukung aktivitas keseharian. Menurutnya juga, komunitas ini membantu mengimplementasi berbagai perangkat lunak yang tersedia di pasaran dan memberikan informasi, yang bersifat teknis dan praktis, kepada para pengguna.

Tak jarang, dikatakan Andy, komunitas ini juga menjadi ajang tukar informasi tentang berbagai kesulitan yang dihadapi pengguna. ?Namun, pengguna yang kreatif dan paham tentang TI, lain lagi urusannya,? ujarnya. Mereka yang tergolong techie umumnya menjadikan iPUG sebagai wadah untuk mengujicobakan peranti lunak yang mereka buat guna mendukung optimalisasi penggunaannya. ?Bahkan, sudah banyak developer house lokal yang saat ini menyediakan beragam aplikasi untuk digunakan di PDA, berasal dari kalangan anggota ini,? ungkapnya.

Anggota komunitas iPUG cukup beragam. Di antaranya, selebriti nasional seperti Tantowi Yahya dan Kanaya Tabitha. Juga, anggota DPR, para manajer dari berbagai industri (seperti perbankan dan finansial), dan sebagainya. Sejauh ini, keanggotaan iPUG masih didominasi kaum pria. Ia memperkirakan, sekitar 25% dari seluruh pengguna PDA adalah wanita.

Diungkapkan Andy, dalam aktivitas gathering yang digelar empat kali dalam setahun, anggota iPUG biasanya saling tukar informasi tentang fitur model terbaru, mengenal merek dan produk PDA lain, menelaah perbedaan berikut kelebihan dan kekurangannya. ?Kami juga mengundang pembicara dari berbagai kalangan, baik dari para software house yang membuat aplikasi tailormade maupun perusahaan telekomunikasi, seperti Ericsson,? jelas Andy yang tengah menyiapkan acara gathering dengan tema Manfaat PDA untuk Kalangan Wanita Eksekutif.

Selain di acara gathering, yang biasanya digelar di hotel bintang lima, komunikasi antar-anggota iPUG juga bisa dilakukan lewat fasilitas milis di Internet (alamatnya: [email protected]).

Masih dari lingkungan HP, komunitas gadget lainnya yang masih sering mengadakan acara kongko-kongko adalah HPUG-INA (Hewlett Packard Palmtop Users Group - Indonesia). Ini merupakan komunitas pengguna PDA Palmtop dari HP -- tipe 95 LX, 100 LX, 200 LX, 320 LX, 360 LX, 620 LX -- yang berdiri pada 1997. Menurut Sentot, karena sering bertemu, tercetuslah ide mendirikan komunitas ini. Ia kemudian berinisiatif membangun situs web komunitas ini (yang antara lain berisi info-info terbaru dan menampilkan foto-foto gathering-nya), sekaligus bertindak selaku adminnya. Karena mulanya milis belum dibangun, e-mail menjadi sarana komunikasi yang penting, "CC-nya bisa panjang agar kami semua kebagian," ujarnya mengenang.

Ketika PDA berbasis sistem operasi PalmOS muncul dan berkembang, rupanya cukup banyak anggota HPUG-INA yang kesengsem dengan peranti ini. Mereka inilah yang kemudian membentuk komunitas PPUG-INA (PalmPilot Users Group ? Indonesia).

Selama ini, tema gathering yang dipancang komunitas HPUG-INA relatif sama dengan iPUG ataupun PPUG. Yang jelas, ajang pertemuan itu, selain untuk bertukar ilmu tentang fitur dan game, kadang juga menjadi ajang pamer dan demo produk PDA terbaru. ?Jika ada produk baru, produk lama ini bisa ditukar tambah dengan yang baru,? ungkap Sentot soal aktivitas pamer produk PDA terbaru ini. Tak jarang, di antara anggota sering melakukan trade-in (tukar tambah) produk PDA lama dengan produk baru.

Agar bisa mewadahi aktivitas anggotanya secara lebih formal, Sentot dan beberapa anggota memutuskan mendirikan Koperasi Komputer Saku Indonesia. Kegiatannya antara lain menyelenggarakan berbagai pertemuan secara berkala dan menjalin hubungan baik dengan para vendor. Keberadaan koperasi, menurut Sentot, begitu penting, karena vendor menghendaki setiap dukungan dan bantuan yang diberikan kepada komunitas melalui suatu badan hukum.

Selain dua komunitas tadi, Sentot juga bergabung dalam komunitas berbasis milis Id-PocketPC (beralamat di: [email protected]) yang beranggotakan pengguna PDA PocketPC di Indonesia atau WNI pengguna PDA jenis ini di luar negeri. PocketPC pada dasarnya adalah PDA seukuran saku dengan sistem operasi buatan Microsoft (yakni Microsoft Windows CE, Windows PocketPC , Windows PocketPC Phone Edition, ataupun Windows Mobile 2003). Kendati begitu, komunitas milis ini juga menampung para pengguna peranti handheld PC (yang tidak pocketable, misalnya HP Jornada). Jadi, merek-merek PDA berbasis Windows OS yang bisa ikutan bergabung dalam komunitas milis ini cukup beragam, antara lain iPAQ, HP Jornada, Casio Cassiopeia, Dell Axim, Fujitsu PocketLOOX dan O2 XDA.

Menurut Sentot, gathering Id-PocketPC sering dilakukan di kafe-kafe di Jakarta, terutama di Palm Caf?, Plaza Senayan. ?Paling tidak, dua bulan sekali ada gathering informal yang dihadiri 20-40 orang,? katanya. Alasan penyelenggaraan gathering di mal, ?Supaya anak atau istri bisa shopping, sementara kami kumpul,? kata Sentot. Menurutnya, jika ada gadget baru, biasanya akan ramai. Misalnya, yang terakhir ketika fasilitas Wi-Fi merebak, atau tatkala peranti Toshiba e800 muncul. ?Yang dibahas di gathering sangat spesifik, mengenai gadget dan software-nya, sekalian di situ menjadi ajang tukar-menukar aplikasi,? ujarnya menjelaskan. Ia menjamin mereka yang bukan penggemar gadget, khususnya PDA, pasti akan pusing mendengarnya.

Komunitas penikmat gadget lainnya yang cukup eksis adalah Nokia Communicator Community (NCC). Berbeda dari komunitas pengguna PDA di atas, NCC hadir atas prakarsa Intouch, salah satu distributor produk Nokia sekaligus pengembang software yang banyak digunakan Nokia.

Menurut Suhaili, Chairman dan salah satu pendiri NCC, kelahiran komunitas ini berawal dari diluncurkannya produk Nokia Communicator 9000 pada Juli 1996. Sebagai peranti baru, dengan bentuk yang tidak terlalu umum, produk ini cukup sulit dipasarkan. ?Saat itu, sulit sekali meyakinkan user untuk membeli produk Nokia Communicator,? katanya.

Banyaknya pengguna yang datang ke gerai Intouch untuk menanyakan berbagai fitur yang tersedia di peranti andalan Nokia ini, memaksa Intouch memberikan penjelasan dan pelatihan kepada mereka. Respons terhadap pendirian NCC ternyata positif. Suhaili mengklaim, perkembangannya saat ini cukup baik dan berdampak pada meningkatnya penjualan produk Nokia Communicator.

Anggota NCC beragam dan berasal dari pengguna berbagai tipe Nokia Communicator mulai dari tipe 9000, 9110, 9110i, 9210 hingga 9210i. ?Anggotanya berasal kalangan profesional, eksekutif, selebriti, manajer, hingga mahasiswa dan pelajar,? ujarnya.

Komposisi anggota NCC, pria 80% dan wanita 20%. ?Jumlah anggota cukup lumayan, tapi yang aktif sekitar dua ribu orang,? kata Suhaili. Selain sebagai pendiri, Intouch juga menjadi Nokia Wireless Data Poduct Center. Di samping itu, sebagai host komunitas ini, Suhaili dan timnya di Intouch menyediakan waktu untuk memberikan pelayanan, seperti pelatihan, troubleshooting, hotline service call, info software dan milis NCC, serta gathering.

Setiap aktivitas pertemuan biasanya digunakan untuk bertukar informasi. ?Kebanyakan soal software dan game,? kata Suhaili. Umumnya, menurut dia, mereka hanya meminta pelatihan penggunaan. Namun, setelah merasa cukup menguasai dan aktif sebagai anggota, berlanjut dengan permintaan pelatihan dan informasi seputar software yang semakin bertambah.

Regina Hutama, Manajer Komunikasi Pemasaran Nokia Indonesia, menilai kehadiran NCC sebagai hal positif bagi pihaknya. Dengan keberadaan NCC ini, Nokia sebagai vendor, tak ragu memberikan dukungan pada komunitas ini. Salah satunya, jika komunitas ini menyelenggarakan event, Nokia mendukungnya. "Ini seratus persen inisiatif lokal yang kami dukung," ungkapnya.

Keuntungan bagi Nokia, menurut Regina, munculnya loyalitas dari para pengguna Nokia Communicator terhadap produk tersebut. Biasanya Nokia juga menginformasikan teknologi terbaru dan bagaimana pemanfaatan fitur-fiturnya. "Sosialisasinya, biasanya berlangsung di antara mereka sendiri, dari mulut ke mulut," katanya.

Menurut Regina, selain komunitas pengguna Nokia Communicator, ke depan bisa jadi akan ada juga penggemar Nokia N-Gage, produk teranyar Nokia yang didesain untuk para penggemar game. "Interest para pengguna akan ada, namun biasanya inisiatifnya selalu dari mereka," katanya. Nokia Indonesia, Regina menambahkan, akan terus mendorong tumbuh dan berkembangnya komunitas produk-produk Nokia, "Bagaimanapun, ini seperti meningkatkan upaya kami dalam memberikan layanan pascajual kepada pelanggan," ujarnya menjelaskan.

Senada dengan Regina, Andreas R. Diantoro, Direktur Produk Pheriferal PT Hewlett-Packard Indonesia, mengaku senang dengan kehadiran komunitas pengguna iPAQ. Ia menyebutkan, salah satu bentuk dukungan HP kepada komunitas adalah memberikan bantuan dana jika komunitas ini menyelenggarakan gathering.

Selain itu, HP juga membagikan informasi mutakhir tentang produk PDA, semisal dalam enam bulan ke depan, apa saja yang akan muncul, "Untuk mereka, HP mau cerita lebih awal," katanya. HP juga menggelar program penjualan aksesori dengan harga khusus.

Andreas menganggap dukungan terhadap komunitas itu sebagai komplemen produk. ?Dengan begitu, dukungan yang diberikan pun sejalan dengan upaya HP menjadikan produknya (iPAQ) sebagai salah satu gadget yang digemari,? ujarnya tegas.

Tags:

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)