Listed Articles

Kuartal III TBIG Bukukan Pendapatan Rp 689 Miliar

Kuartal III TBIG Bukukan Pendapatan Rp 689 Miliar

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) berhasil mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp 689 miliar dan Rp 541,23 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011.

Pendapatan meningkat 45,2% dan EBITDA meningkat 49,0% jika dibandingkan dengan periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010. Jika triwulan ketiga ini disetahunkan (current quarter annualized basis), maka total pendapatan TBIG mencapai Rp 994,02 miliar, atau meningkat 48,1% dibanding periode penuh tahun 2010 dan EBITDA mencapai Rp785,98 miliar, atau meningkat 53,3% dibanding periode penuh tahun 2010.

Total utang kotor (gross debt) pada 30 September 2011 adalah Rp 3,094 triliun sedangkan saldo kas mencapai Rp 384,34 miliar, sehingga jumlah utang bersih perusahaan infrastruktur telekomunikasi itu sebesar Rp 2,710 triliun. Oleh karena itu, rasio hutang bersih terhadap EBITDA triwulan ketiga yang disetahunkan adalah 3,4x. Rasio ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan rasio yang menjadi persyaratan dalam perjanjian pinjaman Perseroan yaitu 4,5x.

Saat ini TBIG memiliki 6.409 penyewaan dan 4.508 site telekomunikasi, terdiri dari 3.058 menara telekomunikasi, 1.040 site shelter-only, dan 410 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 4.959, maka rasio kolokasi (tenancy ratios) perusahaan adalah1,62.

Pada tanggal 14 Oktober 2011, Moody’s memberikan peringkat Ba2 (Corporate Family Rating) kepada TBIG. Ini adalah pertama kalinya Moody’s memberikan peringkat kepada TBIG. Melalui siaran pers yang dikeluarkan oleh Moody’s, Laura Acres, Vice President dan Senior Credit Officer Moody’s menyatakan bahwa, “Peringkat Ba2 ini mencerminkan model bisnis pokok TBIG yang didukung oleh pendapatan dengan kontrak yang bersifat jangka panjang dan tidak bisa dibatalkan selama periode rata-rata 10 tahun dan juga jasa layanan krusial yang diberikan Perseroan kepada para penyewa.” Acres menambahkan bahwa “basis penyewaan TBIG terdiri dari operator-operator telekomunikasi terbesar di Indonesia seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Baa1/stable), PT Telekomunikasi Selular (Baa1/stable), PT XL Axiata Tbk (Ba1/stable) dan PT Indosat Tbk (Ba1/stable).

“Pertumbuhan pendapatan dan EBITDA yang luar biasa ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penyelesaian build-to-suit oleh TBIG dan dampak positif dari akusisi PT Mitrayasa Sarana Informasi (Infratel),”jelas Helmy Yusman Santoso, Direktur Keuangan TBIG.

Penyelesaian akuisisi Infratel dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2011 sehingga selama triwulan ketiga ini, pendapatan dan EBITDA Infratel yang tercatat adalah angka yang berlangsung kurang dari dua bulan. Pendapatan dan EBITDA yang berasal dari Infratel akan sepenuhnya tercermin pada kinerja keuangan triwulan keempat.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved